Otomotifnet.com - Mendengar nama Toyota Prado, langsung terbayang sosok SUV (Special Utility Vehicle) yang identik dengan Toyota Land Cruiser (TLC) seri 80 atau 100.
Hanya saja, dimensinya sedikit lebih kecil.
Namun bila mencermati Toyota Prado milik Rudolf ini, justru sebaliknya. Kesan bongsor dan gagah langsung tersirat saat melintas. Yup, Prado miliknya adalah keluaran 1996 yang memang berdimensi lebih besar.
SUV dream car back to 90’s ini memang masih mengusung konsep big SUV layaknya TLC seri 80. Baru pada varian keluaran 2008 ke atas, pihak pabrikan membuat Prado dengan bentuk lebih kompak.
Rudolf sengaja memelihara orisinalitas Prado lantaran 90% masih dalam kondisi utuh. Mulai dari lis bodi hingga emblem masih lengkap saat pertama kali keluar showroom.
Tetapi, karena jam terbang sudah lumayan tinggi dan kesan jangkung belum didapat, Rudolf melakukan beberapa ubahan mendasar pada sektor mesin dan kaki-kaki.
SUV yang sejatinya bermesin diesel ini tetap mempertahankan sang peminum solar. Namun, Rudolf lebih senang memilih engine swap ketimbang memelihara mesin aslinya.
“Segelondong mesin 1KZ-T versi commonrail milik Prado tahun muda dipasang lengkap dengan transmisi matik,” jelas pria bertubuh gempal ini.
Pantang menyerah, Rudolf memasangkan mesin lengkap dengan komponen pendukung yang menyiratkan performa.
SUV dream car back to 90’s ini memang masih mengusung konsep big SUV layaknya TLC seri 80. Baru pada varian keluaran 2008 ke atas, pihak pabrikan membuat Prado dengan bentuk lebih kompak.
Rudolf sengaja memelihara orisinalitas Prado lantaran 90% masih dalam kondisi utuh. Mulai dari lis bodi hingga emblem masih lengkap saat pertama kali keluar showroom.
Tetapi, karena jam terbang sudah lumayan tinggi dan kesan jangkung belum didapat, Rudolf melakukan beberapa ubahan mendasar pada sektor mesin dan kaki-kaki.
Dok. OTOMOTIF
Modifikasi Toyota Prado 1996, pakai commonrail
“Segelondong mesin 1KZ-T versi commonrail milik Prado tahun muda dipasang lengkap dengan transmisi matik,” jelas pria bertubuh gempal ini.
Pantang menyerah, Rudolf memasangkan mesin lengkap dengan komponen pendukung yang menyiratkan performa.
“Biar nggak malu-maluin saat di jalan tol, saya pasang intercooler aluminium lengkap dengan water methanol injection,” ujarnya. Tangki khusus berbahan aluminium terlihat menggantung di buritan mobil.
Pendukung kinerja mesin yang sudah baik, di-back up dengan piggyback Dastek Unichip tipe Q+. Makin heboh saja tarikan dari awal, menengah dan akhir karena suplai solar telah dimanipulasi menjadi lebih banyak.
Maklum deh, SUV bongsor ini tak lagi berkaki-kaki standar. Melainkan sudah ganti pelek besi jenis beadlock dan ban off road berukuran besar. Kalau mesin masih standar pabrik, akselerasi pasti menurun drastis.
Tak kalah menarik pada bagian kaki-kaki adalah sokbreker yang terbilang mumpuni untuk jalan raya maupun off-road ringan. Sok yang memiliki travel 10 inci dengan tabung by-pass (reservoir) keluaran King menghias dibalik sepatbor.
Pendukung kinerja mesin yang sudah baik, di-back up dengan piggyback Dastek Unichip tipe Q+. Makin heboh saja tarikan dari awal, menengah dan akhir karena suplai solar telah dimanipulasi menjadi lebih banyak.
Maklum deh, SUV bongsor ini tak lagi berkaki-kaki standar. Melainkan sudah ganti pelek besi jenis beadlock dan ban off road berukuran besar. Kalau mesin masih standar pabrik, akselerasi pasti menurun drastis.
Tak kalah menarik pada bagian kaki-kaki adalah sokbreker yang terbilang mumpuni untuk jalan raya maupun off-road ringan. Sok yang memiliki travel 10 inci dengan tabung by-pass (reservoir) keluaran King menghias dibalik sepatbor.