Nah, H. Terry Arisandy enggak pernah melupakan konsep ini ketika membangun CR-Z tahun 2011 miliknya. "Soalnya di Banjarmasin masih jarang yang punya, jadi memang pengin benar-benar bangunnya sesuai konsep," papar Beye, sapaan akrabnya.
Akhirnya, tak salah kalau sportcar hybrid miliknya mendapatkan ganjaran Nominee King Racing saat gelaran Class Mild Accelera Auto Contest di Banjarmasin (3/11) lalu.
Nyaris jadi King, pemilihan unit yang tepat saja tidak cukup untuk memenangkan gelar The King Racing, teknologi mesin CR-Z yang canggih dan rumit masih belum bisa diapa-apain untuk meningkatkan performa. Makanya Beye langsung bikin prioritas untuk mendongkrak tampilan. Aplikasinya, pasti lewat pemakaian material karbon kevlar.
Lanjut dalam kabin, nuansa racing dengan aplikasi karbon masih berlangsung gencar. Panel dasbor plus transmisi dilapis karbon, dengan penambahan beberapa indikator tambahan di bagian tengah. Walau tak semuanya difungsikan, namun tapi cukup menambah aura sporty.
Semoga event berikutnya lebih sukses ya, Sob... (mobil.otomotifnet.com)
Audio system
Salah satu yang jadi kelebihan dalam instalasi kabin ada pada bagian sistem audio yang terbilang berlebih. Namun, bisa saja justru jadi poin kecil untuk juri yang lebih ingin melihat keselarasan konsep modifikasi full racing.
Tak tanggung-tanggung, Beye menghilangkan fungsi kabin belakang yang seharusnya masih tersisa bangku mungil dengan perangkat audio. Khusus yang menghadap depan, sepasang power amplifier Venom dan sepasang Prokick, dengan sepasang subwoofer 12 inci dari Prokick bikin suara terdengar menggelegar.
Untuk menjaga suplai listrik tetap stabil, sepasang capasitor bank berkekuatan 6 farrad terpasang di sisi samping. "Instalasinya masih pakai aki bawaan mobilnya soalnya," terang pria yang masih kuliah di salah satu universitas swasta di Banjarmasin ini.
Begitu pindah ke belakang, bagasi dipenuhi oleh monitor TV dengan 2 pasang speaker. "Buat anak-anak kalau lagi nongkrong biar ada tontonan," kekeh Beye lagi.