All New Ford Focus Sedan, Titanium 2.0L A/T

billy - Senin, 26 November 2012 | 09:07 WIB

(billy - )


Sejak diperkenalkan strategi One Ford, pabrikan yang telah berdiri sejak 1903 ini lebih siap untuk menghadapi persaingan. Salah satunya dengan memproduksi All New Focus Sedan Titanium 2.0L A/T ini.

Sepintas mobil 4 pintu ini tak ada bedanya dibanding sedan sekelasnya. Namun sejatinya, mobil dengan harga Rp 369 juta (on the road) ini menyimpan begitu banyak teknologi mutakhir yang tak dimiliki oleh para kompetitornya. Bahkan sampai lokasi yang kurang populer juga disematkan teknologi.

ACTIVE GRILLE SHUTTER

Bumper depan yang besar, dengan lubang besar di bagian tengah dan dimensi segitiga di sisi kanan-kiri bumper terdapat teknologi active grille shutter. Rongga-rongga yang terbuka tersebut dapat menutup secara otomatis. Ada sekitar 13 parameter yang bisa menggerakkan ‘pintu' penutup.

Mesin 4 silinder segaris 2.0L Duratec Ti-VCT GDi saat dihidupkan halus getarannya, sangat nyaman membelah padatnya lalu lintas dalam kota. Setiap injakan pedal gas dapat direspon dengan baik. Pengemudi tak perlu menginjak pedal gas terlalu dalam untuk menggerakkan mobil. Ini berguna ketika berada di kemacetan.

Saat mencoba akselerasi, baru terlihat tenaga sesungguhnya. Mesin dengan tenaga 170 dk/6.600 rpm mampu mencetak waktu 9,7 detik dari posisi diam sampai 100 km/jam. Mencapai ketentuan drag race yang menempuh 402 meter, pada alat Race Logic tertera 17,1 detik.

Perpindahan transmisi Powershift 6 percepatan juga sangat baik. Perbandingan antargigi yang tergolong rapat membuat akselerasi All New Focus begitu kuat. Hal yang unik pada mode manual-nya, jika kebanyakan mobil meningkatkan atau menurunkan posisi gigi dengan menggeser tuas, pada Focus ini tidak. Tombol selector + dan - terdapat pada tuas transmisi, sehingga perpindahannya dengan cara dipencet.

Handling yang diciptakan juga sangat baik. Setir sangat respon dan presisi mengikuti kemauan pengemudi. Sedikit saja digerakkan, mobil akan langsung bergerak. Salah satu penyumbangnya karena sistem kemudi menggunakan teknologi EPAS (Electronic Power Assisted Steering). Kerja setir yang mengandalkan sistem electro hidrolis ini selain membuat lingkar kemudi respon juga ringan di segala kondisi.

Presisinya mobil tetap berada di jalur serta mampu menaklukkan tikungan dengan cepat berkat disematkannya teknologi torque vectoring control. Teknologi ini membuat mobil tetap mendapat traksi dengan mengoptimalkan torsi mesin yang disalurkan ke roda.

Teknologi lainnya yakni kemampuan parkir dan berhenti sendiri. Untuk parkir, pengendara tinggal aktifkan ‘radar' yang ada dengan cara menekan tombol. Radar akan mendeteksi ruang yang cukup bagi mobil untuk parkir. Ukurannya 1,2x dari panjang mobil.

Setelah terdeteksi ada ruang, maka akan terdapat perintah bagi pengemudi di monitor. Pengendara hanya mengontrol rem, gas dan posisi gigi, sedang kemudi diambil alih komputer. Seandainya sudah, maka akan terpampang tulisan ‘finish' di layar. Sayangnya, fitur ini kurang bisa ‘berbicara' di Indonesia karena hanya diperuntukan parkir paralel.

Fitur unik lain bernama Active City Stop, mobil akan berhenti sendiri mengandalkan sensor dan radar jika ada mobil di depannya. Fitur ini aktif ketika kecepatan mobil di bawah 30 km/jam. Tapi tak akan aktif bila pedal rem terinjak. Untuk aplikasi di Jakarta, teknologi ini cukup bahaya. Sebab mobil akan berhenti mendadak, potensi besar membuat pengendara di belakang kaget dan tak bisa antisipasi.

Teknologi maju lainnya, BLIS (Blind Spot Information System) pada kaca spion luar. Fitur ini mampu mendeteksi adanya benda yang masuk dalam area blind spot dari pengendara. Informasi ditampilkan dengan nyala lampu berwarna oranye terang. Ketika OTOMOTIF coba, sepanjang perjalanan lampu tersebut menyala terus, karena Jakarta tak pernah sepi oleh kendaraan dan benda bergerak lainnya.

Semua fitur cangih tersebut agaknya tak akan terlalu banyak digunakan di Indonesia. Namun bisa menjadi selling point dibanding sedan sekelasnya yang minim fitur. (mobil.otomotifnet.com)