Sepintas mobil 4 pintu ini tak ada bedanya dibanding sedan sekelasnya. Namun sejatinya, mobil dengan harga Rp 369 juta (on the road) ini menyimpan begitu banyak teknologi mutakhir yang tak dimiliki oleh para kompetitornya. Bahkan sampai lokasi yang kurang populer juga disematkan teknologi.
ACTIVE GRILLE SHUTTER
Mesin 4 silinder segaris 2.0L Duratec Ti-VCT GDi saat dihidupkan halus getarannya, sangat nyaman membelah padatnya lalu lintas dalam kota. Setiap injakan pedal gas dapat direspon dengan baik. Pengemudi tak perlu menginjak pedal gas terlalu dalam untuk menggerakkan mobil. Ini berguna ketika berada di kemacetan.
Saat mencoba akselerasi, baru terlihat tenaga sesungguhnya. Mesin dengan tenaga 170 dk/6.600 rpm mampu mencetak waktu 9,7 detik dari posisi diam sampai 100 km/jam. Mencapai ketentuan drag race yang menempuh 402 meter, pada alat Race Logic tertera 17,1 detik.
Presisinya mobil tetap berada di jalur serta mampu menaklukkan tikungan dengan cepat berkat disematkannya teknologi torque vectoring control. Teknologi ini membuat mobil tetap mendapat traksi dengan mengoptimalkan torsi mesin yang disalurkan ke roda.
Teknologi lainnya yakni kemampuan parkir dan berhenti sendiri. Untuk parkir, pengendara tinggal aktifkan ‘radar' yang ada dengan cara menekan tombol. Radar akan mendeteksi ruang yang cukup bagi mobil untuk parkir. Ukurannya 1,2x dari panjang mobil.
Fitur unik lain bernama Active City Stop, mobil akan berhenti sendiri mengandalkan sensor dan radar jika ada mobil di depannya. Fitur ini aktif ketika kecepatan mobil di bawah 30 km/jam. Tapi tak akan aktif bila pedal rem terinjak. Untuk aplikasi di Jakarta, teknologi ini cukup bahaya. Sebab mobil akan berhenti mendadak, potensi besar membuat pengendara di belakang kaget dan tak bisa antisipasi.
Teknologi maju lainnya, BLIS (Blind Spot Information System) pada kaca spion luar. Fitur ini mampu mendeteksi adanya benda yang masuk dalam area blind spot dari pengendara. Informasi ditampilkan dengan nyala lampu berwarna oranye terang. Ketika OTOMOTIF coba, sepanjang perjalanan lampu tersebut menyala terus, karena Jakarta tak pernah sepi oleh kendaraan dan benda bergerak lainnya.
Semua fitur cangih tersebut agaknya tak akan terlalu banyak digunakan di Indonesia. Namun bisa menjadi selling point dibanding sedan sekelasnya yang minim fitur. (mobil.otomotifnet.com)