Awal cerita Audi, panggilan akrabnya, membeli BMW 528 E39 tahun 1999 dari seorang teman seharga Rp 25 juta dengan kondisi yang kurang bagus.
“Saya berpikir, apa yang akan saya lakukan agar BMW second ini bisa tampil maksimal tanpa merusak bodi standar mobil yang telah kental nuansa elegan. Akhirnya saya memutuskan gaya modifikasi Stance, mengingat modifikasi ini cukup dengan menceperkan suspensi dan menggunakan pelek besar,” ceritanya.
Aksi pertamanya yaitu dengan membongkar keempat kaki-kaki dan memotong suspensi 2 inci dan melasnya kembali. Maksudnya, supaya ban dan pelek baru bisa terpasang tanpa hambatan.
Alhasil mobil jadi terlihat lebih rebah dan posisi ban jadi lebih miring dengan pelek yang nyembul keluar. Sementara agar saloon 4 pintunya ini tampak lebih gres, lampu depan dan belakang dicekoki lampu keluaran 2002. Begitu pula dengan bumper dan gril depan turut diganti, supaya facelift semakin sempurna.
Sementara interior, “Cukup puas dengan standarnya, yang penting kerapihan tetap terjaga,” tambah Audi yang juga pemilik bengkel Da House di bilangan Galaxy, Bekasi ini.
“Terlihat standar namun membuat orang yang melihatnya gregetan ingin memiliki BMW saya ini, dan sudah 3 orang yang menawar, tapi saya gak lepas karena mobil ini saya beli dan bangun dengan hasil keringat sendiri,” tutup Audi ditemani Rinandita Hastuti Andayani yang dipersuntingnya Januari lalu.
Salut. (mobil.otomotifnet.com)