Menyemarakkan gelaran time attack yang mulai ramai di Tanah Air, Andhika Adrianto menyiapkan besutannya. Bukan mobil yang sudah terlahir kencang. Namun sedan kecil yang lebih terkenal karena keiritannya. Bagaimana jurus membuat sedan ini lebih kencang? Ternyata sebongkah turbo dijejalkan pada ruang mesin. Tentu dengan berbagai adaptasi lain pada dapur pacu hingga mampu meraih 202 daya kuda di atas dynobench Dyno Dynamics.
TURUN KOMPRESI
Siap dengan bucket ride, Jeroan mesin diperkuat sekaligus turun kompresi
Bermain forced induction alias setting turbo dengan mesin standar tentu perlu trik khusus. Soalnya tidak akan maksimal mengail tekanan turbo nantinya. Misalnya, guna setting ulang rasio kompresi sekaligus memperkuat jeroan, setang dan piston ditukar.
Komposisinya, piston CP sekaligus dengan setang Carillo masih dengan ukuran standar. “Dengan piston ini, kompresi jadi turun menjadi 8:1 dari standarnya 10,1:1,” ujar Bernard Wiryadi, tuner workshop Autofever Finalstage di Kelapa Gading, Jakut.
Saluran masuk dan buang pun dapat porting and polish. Agar lebih lancar, paduan katup Supertec oversize 0,5 mm dan per klepnya siap melayani kebutuhan udara dan pembuangannya. Sedangkan pergerakan katup diatur camshaft Jun. “Kem ini pesan khusus stage 3 untuk turbo,” lanjut Bernard, sapaan karibnya.
Sedangkan plenum dan intake Weapon R dipadu throttle body Toyota Altis yang lebih besar. Pasokan udara pun lancar. Lantas gas buang diatur header Racetech untuk memutar turbo TD04 custom hybrid. Saat ini, boost dipantek 1 bar dari target yang 1,5 bar.
Turbo TD04 hybrid dipadu external wastegate, Oil cooler dengan adaptor khusus juga buat saringan oli
Mengimbanginya, injektor 440 cc/menit dipasang. Sedangkan pasokan bahan bakar diumpan fuel pump Walbro 225 liter/jam dengan fuel pressure regulator custom yang mampu melayani tekanan 4 bar saat full throttle.
Urusan pengapian, empat buah coil on-plug Okada menggantikan posisi koil asli. Sementara itu, ECU orisinal masih dipertahankan dengan kontrol tambahan dari stand alone ECU Haltech yang dipasang dengan metode piggybacking system.
Dengan racikan girboks Toyota Starlet Glanza pada gigi 1, 3 dan 4, Vios turbo ini langsung spin sejak gigi 1. Kopling karbon dari Spec memang punya cengkeraman prima.
Wah, kayaknya perlu LSD nih!
Kaki-Kaki Dibenahi
Plenum intake dan throttle body suplai udara lebih banyak (kiri)
Buat membukukan waktu terbaik pada time attack, tentu butuh perhatian lebih selain mesin. Kaki-kaki pun dibenahi. Seperti sistem suspensi dibuat lebih rigid dengan sokbreker Hot Bits. Bantingan jadi lebih keras, pas buat mengurangi limbung saat menikung. Segi pengurang laju pun tampak berbeda dengan kaliper rem Kido berwarna merah.
Sebagai penerus daya ke aspal, pelek replika Advan berdiameter 15 inci pun disematkan. Hanya sayang, ban masih kurang bagus cengkeramannya. “Kalau ban diganti dengan yang bagus cengkeramannya, kemungkinan harus ganti as roda,” lanjut Bernard. seraya menyebut as roda Starlet GT bisa dilirik karena dimensinya lebih besar.
Apalagi perpindahan gigi sudah lebih cepat karena quick shift TRD. Entakan tenaga pun lebih mulus tersalurkan.
(mobil.otomotifnet.com)
TURUN KOMPRESI
Siap dengan bucket ride, Jeroan mesin diperkuat sekaligus turun kompresi
Komposisinya, piston CP sekaligus dengan setang Carillo masih dengan ukuran standar. “Dengan piston ini, kompresi jadi turun menjadi 8:1 dari standarnya 10,1:1,” ujar Bernard Wiryadi, tuner workshop Autofever Finalstage di Kelapa Gading, Jakut.
Saluran masuk dan buang pun dapat porting and polish. Agar lebih lancar, paduan katup Supertec oversize 0,5 mm dan per klepnya siap melayani kebutuhan udara dan pembuangannya. Sedangkan pergerakan katup diatur camshaft Jun. “Kem ini pesan khusus stage 3 untuk turbo,” lanjut Bernard, sapaan karibnya.
Sedangkan plenum dan intake Weapon R dipadu throttle body Toyota Altis yang lebih besar. Pasokan udara pun lancar. Lantas gas buang diatur header Racetech untuk memutar turbo TD04 custom hybrid. Saat ini, boost dipantek 1 bar dari target yang 1,5 bar.
Turbo TD04 hybrid dipadu external wastegate, Oil cooler dengan adaptor khusus juga buat saringan oli
Urusan pengapian, empat buah coil on-plug Okada menggantikan posisi koil asli. Sementara itu, ECU orisinal masih dipertahankan dengan kontrol tambahan dari stand alone ECU Haltech yang dipasang dengan metode piggybacking system.
Dengan racikan girboks Toyota Starlet Glanza pada gigi 1, 3 dan 4, Vios turbo ini langsung spin sejak gigi 1. Kopling karbon dari Spec memang punya cengkeraman prima.
Wah, kayaknya perlu LSD nih!
Kaki-Kaki Dibenahi
Plenum intake dan throttle body suplai udara lebih banyak (kiri)
Sebagai penerus daya ke aspal, pelek replika Advan berdiameter 15 inci pun disematkan. Hanya sayang, ban masih kurang bagus cengkeramannya. “Kalau ban diganti dengan yang bagus cengkeramannya, kemungkinan harus ganti as roda,” lanjut Bernard. seraya menyebut as roda Starlet GT bisa dilirik karena dimensinya lebih besar.
Apalagi perpindahan gigi sudah lebih cepat karena quick shift TRD. Entakan tenaga pun lebih mulus tersalurkan.
(mobil.otomotifnet.com)