Makanya dua sejoli yang bermarkas di Bandung, Jabar, getol banget dandanin mobil kesayangan mereka, Honda Grand Civic LX keluaran 1990 dan 1991.
FULL JDM
Tak tanggung-tanggung, semua sektor mereka oprek agar tampilan Grand Civic mereka lain daripada yang lain. “Semua aksesori hasil berburu di Malaysia dan Jepang,” papar Roby yang bertubuh gempal ini.
Ardhi bahkan rela menambah fasilitas bagasi pesawat agar bisa membawa pulang perabotan lenong yang memang diperuntukkan Honda Grand Civic versi Japanese Domestic Market (JDM). “Sampai urusan pernik dan aksesori juga saya bawa pulang,” tutur Ardhi.
Kalau dilihat dengan jeli, kedua Grand Civic ini memang memiliki detail yang eksentrik. Bisa jadi, hanya mobil mereka berdua saja yang bisa tampil dengan atribut JDM terlengkap.
Mengumpulkan barang-barang yang sesuai ini tak bisa dalam waktu sebentar. Bahkan menghabiskan waktu tahunan baik berburu di dalam negeri maupun order ke mancanegara.
Ini lantaran Grand Civic sudah berumur cukup lawas sehingga pernik dan aksesoris tak selalu ada di pasar. “Namanya juga berburu barang bekas eks limbah,” terang Roby yang punya banyak mobil baru di rumahnya.
Boleh dibilang, kedua mobil hasil garapan mereka merupakan icon toko spesialis parts Retro and BT90s car yang ada di Jl. Titiran No.20, Bandung.
Bisa simak detail-detail barang yang sudah nemplok dengan rapi di kedua mobil mereka. Hampir semuanya aksesori langka yang sekarang mulai susah di dapat.
Dimulai dari besutan Ardhi yang berwarna putih, mulai dari door trim, center console, switch panel AC hingga eksterior di bagian bumper dan bagasi belakang diganti parts versi JDM.
Sama halnya Civic abu-abu tua metalik milik Roby yang punya tampang apron sedikit beda karena memakai lampu kotak kecil sebanyak 4 buah.
Selebihnya, bisa ditengok beberapa kesamaan yang ada pada kedua mobil tersebut. Paling nyata adalah sistem pasokan bahan bakar pada bagian mesin.
Bila versi lokal memakai single carburattor, mereka sudah memakai versi dobel (dual carb) yang menggunakan model SU lengkap dengan air filter kaleng lonjong yang hampir menempel sejajar dengan fire wall.
Ini karena kedua mobil tadi memakai transmisi matik yang dirasa lemot saat akselerasi awal. “Memang jadi sedikit lebih lebih boros tetapi tarikan bawah jauh lebih padat dan responsif,” jelas Ardhie.
Masih seputar engine bay, mobil milik Ardhi malah sudah dilengkapi strutbar adjustable keluaran Cusco yang banyak diaplikasi Civic balap di zamannya.
Pada bagian interior, mereka juga memiliki kesamaan dalam hal pemakaian jok Recaro. “Kami memang fanatik Recaro,” ujar mereka serempak. Modelnya pun disesuaikan dengan tipe yang sesuai dengan zamannya, Modular RX warna abu-abu.
Bahkan, setir di mobil milik Ardhi masih bermerek sama dengan jok, yakni setir Recaro yang dibuat eksklusif oleh Momo, Italia. Sementara Civic LX milik Roby memakai setir Honda Racing yang juga dibuat secara eksklusif oleh Momo.
Ini baru sebagian saja dari interior parts unik yang terpasang karena masih ada lagi pernik seperti krei belakang orisinal Honda, stop lamp tambahan, spion dalam model tangga hingga switch panel AC yang dilengkapi pemanas. “Maklum Bandung sering dingin,” kelakar Ardhi yang sering bolak-balik Jakarta-Bandung pakai LX putihnya.
Tak mau kalah, Roby punya jurus tersendiri untuk tampil apik dengan LX bergaya USDM. Sunroof elektrik Webasto Hollandia dan sistem audio sound quality jadi unggulan Civic LX berkelir abu-abu ‘bulu monyet’ andalannya. (mobil.otomotifnet.com)