Jakarta - Honda Brio tipe E bertransmisi otomatis yang dites ini tak beda dengan generasi Brio lain. Pilihan transmisi matik pada mesin kecil jadi terasa menyenangkan. Meski city car, Brio E dituntut memberi kenyamanan mumpuni walau dengan dimensi bodi yang kecil.
Macet, matik jadi nilai plus. Tetap nyaman meski head rest menyatu dengan jok
Memang, kenyamanan itu sudah diperoleh kala membuka pintu yang dipermudah dengan sistem keyless entry. Jadi, cukup menekan tombol pada remote, central lock sudah terbuka secara otomatis.
Nuansa elegan kental terasa saat masuk kabin berkat perpaduan warna hitam dan coklat pada bagian dasbor. Jok pun nyaman, walaupun head rest tidak dalam kondisi terpisah. Untuk yang punya postur 167 cm, head rest terasa pas di kepala.
Dasbor dinamis dengan perpaduan hitam dan coklat (kiri atas). Indikator ECO jadi panduan berkendara efisien. Bagasi kurang luas
Selanjutnya, ketika memperhatikan detail dasbor, ternyata terdiri atas 2 bahan. Pertama, bahan kasar bermotif kulit jeruk yang seperti pada umumnya digunakan. Kedua, bahan plastik halus dan mengilap. Tetapi, walaupun menggunakan bahan mengkilat, tidak membuat mata silau ketika memantulkan sinar matahari.
Ketika kunci kontak pada posisi On, tampilan spidometer stylish berkat paduan latar putih, dengan cahaya berwarna oranye. Serta, MID yang menampilkan konsumsi bahan bakar, jarak tempuh perjalanan dan indikator ECO yang akan menyala jika menyetir dalam kondisi efisien bahan bakar.
Mesin 1.200 cc masih mumpuni untuk menikmati jalanan Ibu Kota
Ketika mesin dihidupkan, raungan pun minim terdengar hingga kabin. Tampilan spidometer termasuk lengkap. Hanya, jarum penunjuk putaran mesin terlalu kecil, sehingga butuh perhatian lebih untuk menyimaknya.
Dengan transmisi matik, entakan awal terasa mulus, serta perpindahan gigi pun terasa halus. Walaupun di saat kick down, respon mesin terasa lambat.
Ketika memasuki jalan lurus, setir terasa tidak seimbang. Rasanya, unit tes yang dipakai belum sempurna proses wheel alignment-nya. Jadi, mobil selalu belok ke arah kiri.
Seru menikmati Brio untuk melibas kemacetan Ibu Kota, tetapi belum sah jika tidak dicoba untuk berkaselerasi. Dengan menggunakan Race Logic, mesin berkapasitas 1.200 cc Brio mampu mencapai 100 kpj dengan waktu 18,2 detik. Sedangkan untuk menempuh jarak 0-200 meter, memakan waktu 13,4 detik.
Hasilnya, small hatchback seharga Rp 146 juta ini masih asyik diajak bermanuver dengan body roll minim. Itu berkat penggunakan lingkar roda berbahan alloy diameter 14 inci. Dibalut ban berukuran 175/65R14, yang menjadikan traksi terasa pas untuk menginjak aspal. (mobil.otomotifnet.com)
Hasil Test :
Akselerasi(detik)
0 - 60 km/jam: 7,5
0 - 100 km/jam: 18,2
40 - 80 km/jam: 7,3
0 - 200 meter: 13,6
0 - 402 meter: 20,8
Konsumsi BBM (liter: km)
Dalam kota: 1:10,2
Luar kota: 1:15,2
Konstan 100 km/jam : 1:21,1
Pesaing :
1). Suzuki New Splash
Mesin : K12M DOHC-VVT
Kapasitas : 1.197 cc
Transmisi : A/T
Harga MT : Rp 156,5 juta
2). Mitsubishi Mirage
Mesin : 3A92 3 In Line 12 Valve DOHC MIVEC
Kapasitas : 1.193 cc
Transmisi : A/T
Harga AT : Rp 155 juta