Bandung – Pekan lalu, PT Proton Edar Indonesia (PEI) mengajak awak media untuk membuktikan kemampuan dari sedan anyar mereka, Preve. Meski hanya melintasi jalur Jakarta-Bandung PP, namun terbilang cukup untuk mengetahui kemampuan yang tersembunyi oleh Preve.
Desain, Sederhana Serba Runcing
Eksteriornya tampil sederhana dengan minimnya lekukan bodi. Namun, desain headlampnya cukup atraktif dengan sudut serba tajam berproyektor.
Untuk masuk ke dalam jok pengemudi, Otomotifnet.com yang memiliki tinggi 172 cm diharuskan membungkuk lebih dalam, dikarenakan atapnya yang cukup rendah.
Di kabin, kesan sederhana kembali menyeruak berkat dominasi kelir hitam dan jok yang masih dilapis bahan kain. Meski ada aksen piano black pada sektor dashboard, namun masih belum cukup mendongkrak nuansa mewahnya yang tambah tanggung dengan aplikasi paddle shift dibalik setirnya.
Fitur, Andalkan Sektor Keselamatan
Meski soal desain, Preve masih kurang atraktif namun hal tersebut termaafkan dengan aplikasi sistem keselamatan yang mumpuni. Sebut saja sistem rem ABS, EBD dan Brake Assist. Hingga traction control dan ESC. Bahkan Preve telah tertanam airbag sebanyak 8 titik dan menjadi yang terbanyak di kelasnya.
Masih kurang? Jangan takut, kami juga sempat mencicipi fitur Cruise Controlnya yang dapat dioperasikan dengan menyetel kecepatan dengan tuas di balik setir.
Performa, Diluar Ekspektasi
Jujur, melihat sosok sedan Preve yang satu ini kami sempat underestimate kemampuannya. Dari luar, dimensinya terbilang kompak dan tak menyiratkan aura ‘pemuas’ bagi para pecinta kecepatan. Namun pemikiran tersebut salah.
Kemampuan mesin 1.6 liter Campro CFE turbocharged berdaya 138 dk dan torsi 205 yang dilengkapi transmisi 7-Speed ProTronic CVT terbukti tangguh untuk melontarkan tenaga. Tarikan ‘mengasyikan’ terasa sejak putaran 1.500 rpm keatas. Cukup posisi gigi D untuk menyalip sebuah truk besar di jalur tanjakan, bahkan tanpa terjadi lag layaknya mobil bertransmisi otomatis lainnya!
Masih belum cukup? Pindahkan posisi gigi ke manual. Dan kenikmatan mengemudi ala mobil manual bisa terasa cukup dengan memindahkan posisi gigi di paddle shift. Toh demikian, putaran mesin tetap dibatasi agar tak terjadi selip. Sehingga tak akan ada revving atau engne brake berlebih pada Preve.
Handling dan Kenyamanan
Kenyamanan kabin diwakili sektor pemanja kabin juga telah diwakili oleh sistem audio LCD touchscreen lansiran Blaupunkt yang terintegrasi dengan sistem navigasi. Sayang, loading dari sistem navigasi cukup lama kami rasa.
Sementara handlingnya terbilang istimewa. Pasalnya meski memiliki suspensi yang cukup empuk, namun mobil masih terasa stabil digeber di jalan tol Cipularang hingga 140 km/jam. Kabarnya, suspensi Preve dikembangkan Proton bersama Lotus.
Harga dan Pesaing
Dengan harga Rp 285 juta, Preve mengincar pasar yang lebih tinggi, yakni Medium Sedan. Di pasar ini, telah menunggu Toyota Altis yang dilepas dengan rentang Rp 339-391 juta, Honda Civic yang dilepas Rp 345-406 juta.
Desain, Sederhana Serba Runcing
Eksteriornya tampil sederhana dengan minimnya lekukan bodi. Namun, desain headlampnya cukup atraktif dengan sudut serba tajam berproyektor.
Untuk masuk ke dalam jok pengemudi, Otomotifnet.com yang memiliki tinggi 172 cm diharuskan membungkuk lebih dalam, dikarenakan atapnya yang cukup rendah.
Di kabin, kesan sederhana kembali menyeruak berkat dominasi kelir hitam dan jok yang masih dilapis bahan kain. Meski ada aksen piano black pada sektor dashboard, namun masih belum cukup mendongkrak nuansa mewahnya yang tambah tanggung dengan aplikasi paddle shift dibalik setirnya.
Meski soal desain, Preve masih kurang atraktif namun hal tersebut termaafkan dengan aplikasi sistem keselamatan yang mumpuni. Sebut saja sistem rem ABS, EBD dan Brake Assist. Hingga traction control dan ESC. Bahkan Preve telah tertanam airbag sebanyak 8 titik dan menjadi yang terbanyak di kelasnya.
Masih kurang? Jangan takut, kami juga sempat mencicipi fitur Cruise Controlnya yang dapat dioperasikan dengan menyetel kecepatan dengan tuas di balik setir.
Jujur, melihat sosok sedan Preve yang satu ini kami sempat underestimate kemampuannya. Dari luar, dimensinya terbilang kompak dan tak menyiratkan aura ‘pemuas’ bagi para pecinta kecepatan. Namun pemikiran tersebut salah.
Kemampuan mesin 1.6 liter Campro CFE turbocharged berdaya 138 dk dan torsi 205 yang dilengkapi transmisi 7-Speed ProTronic CVT terbukti tangguh untuk melontarkan tenaga. Tarikan ‘mengasyikan’ terasa sejak putaran 1.500 rpm keatas. Cukup posisi gigi D untuk menyalip sebuah truk besar di jalur tanjakan, bahkan tanpa terjadi lag layaknya mobil bertransmisi otomatis lainnya!
Masih belum cukup? Pindahkan posisi gigi ke manual. Dan kenikmatan mengemudi ala mobil manual bisa terasa cukup dengan memindahkan posisi gigi di paddle shift. Toh demikian, putaran mesin tetap dibatasi agar tak terjadi selip. Sehingga tak akan ada revving atau engne brake berlebih pada Preve.
Kenyamanan kabin diwakili sektor pemanja kabin juga telah diwakili oleh sistem audio LCD touchscreen lansiran Blaupunkt yang terintegrasi dengan sistem navigasi. Sayang, loading dari sistem navigasi cukup lama kami rasa.
Sementara handlingnya terbilang istimewa. Pasalnya meski memiliki suspensi yang cukup empuk, namun mobil masih terasa stabil digeber di jalan tol Cipularang hingga 140 km/jam. Kabarnya, suspensi Preve dikembangkan Proton bersama Lotus.
Harga dan Pesaing
Dengan harga Rp 285 juta, Preve mengincar pasar yang lebih tinggi, yakni Medium Sedan. Di pasar ini, telah menunggu Toyota Altis yang dilepas dengan rentang Rp 339-391 juta, Honda Civic yang dilepas Rp 345-406 juta.