Jakarta – Semakin mahalnya harga BBM non subsidi yang beroktan 92 keatas akhir-akhir ini membuat sebagian warga Jakarta diwajibkan untuk memilih mobil yang hemat BBM.
Dan salah satu alternatif yang ditawarkan pabrikan adalah mobil bermesin diesel, seperti sedan 520d yang ditawarkan PT BMW Indonesia (BMWI) ini.
Nah, bagaimana kesan yang didapat saat OTOMOTIFNET.COM menguji sedan mewah bermesin diesel ini? Apa anda pikir diesel identik dengan berisik, asap mengepul dan bergetar masih ada di mobil ini? Baca ulasan dibawah ya.
Desain
Secara tampilan, mid sedan keluaran Jerman ini memang tak berbeda dengan saudaranya yang bermesin bensin yang mengusung desain sporty dan elegan. Ciri sporty tampak dari pemakaian headlamp berproyektor dan desain bodi berotot.
Meski desain sporty cukup kuat, tapi karakter elegan khas mobil premium Jerman tidaklah ditinggalkan. Sebut saja penggunaan gril “ginjal” khas BMW, serta siluet sedan yang membuat 520d tampil berwibawa.
Masuk ke dalam kabin, pengguna akan dimanjakan dengan tampilan elegan nan mewah. Balutan kulit berwarna hitam, ditambah desain dashboard minimalis membawa kesan kalem dan dewasa. Cocok dengan selera minimalis para eksekutif.
Fitur dan Teknologi
Di plot sebagai pelengkap keluarga seri 5, fitur yang disematkan pada 520d tentu cukup mumpuni. Sebut saja lampu LED, keyless start, active headrest serta run flat tires yang menjadi fitur standar.
Ada pula LCD layar sentuh 7 inci multifungsi yang terletak di center cluster. LCD yang mudah terbaca ini mampu memberi info mengenai kondisi kendaraan, seperti temperatur dan sebagainya.
Lalu, sebagai pemanja kabin yang serta BMW Professional Radio CD yang dilengkapi enam loudspeaker dan USB interface. Suara speaker terasa cukup empuk saat dipakai dalam mode radio.
Oiya, fungsi sistem audio ini terintegrasi dengan tombol yang terletak di setir. Sehingga mengoperasikan audio saat berkendara jadi semakin mudah.
Semakin aman, teknologi pendukung keselamatan yakni cruise control, crash sensor, dynamic brake light juga terdapat pada 520d. Teknologi tersebut menunjang fitur keamanan standar 520d seperti ABS, EBD dan brake assist.
Sebagai penunjang saat berkendara, tertanam fitur Servotronic yang dapat mengatur sudut stir sesuai kecepatan. Serta transmisi Steptronic yang membuat perpindahan antar gigi lebih halus.
Performa
Tak perlu diragukan! Kemampuan mesin turbodiesel 2.000 cc milik 520d memang layak diacungi jempol. Berbeda dengan mobil bertransmisi otomatis lain yang sering nge lag di rpm bawah, torsi 520d justru langsung terasa saat tuas berada di posisi D.
Hanya dengan menginjak sedikit pedal gas, 520d langsung bisa dibawa ngacir. Maklum keluaran tenaga 184 dk pada 4.000 rpm dan torsi hingga 380 Nm di 1750-2.750 rpm memang cukup galak di putaran rendah.
Meski mengusung teknologi BMW Advance Diesel, di dalam kabin 520d tetap terasa senyap dan minim getaran. Hanya saja, dari luar kita dapat merasakan aura khas mesin diesel seperti bunyi mesin yang lebih besar ketimbang bensin, serta adanya siulan turbo saat dibawa agak kencang.
Handling
Kemampuan handling 520d terbukti cukup baik. Saat OTOMOTIFNET.COM mencoba manuver 520d di parkiran Ciputra Marketing Gallery, Jakarta yang lumayan lega, handling nya terasa nyaman terutama saat berbelok dalam kecepatan tinggi.
Hal ini tentu tak lepas dari penggunaan fitur Servotronic yang membuat tubuh bongsor 520d tetap lincah, tanpa harus takut adanya gejala limbung.
Namun, besarnya ukuran mobil dirasa agak mengurangi kelincahannya saat harus membelah kemacetan ibukota.
Konsumsi Bahan Bakar
Meski berkapasitas 2.000 cc, tetapi penerapan teknologi common rail membuat konsumsi BBM 520d tak kalah irit dibanding mobil bensin bervolume 1.500 cc kebawah.
Hal ini karena pabrikan BMW mengklaim bahwa 520d mampu menempuh jarak 19,2 km untuk setiap liter BBM nya.
Oiya, 520d direkomendasikan untuk meminum BBM jenis Pertamina DEX, Petronas Dynamic Diesel, Shell Diesel dan Performance Total lho. Jadi jangan pernah isi 520d dengan Solar bersubsidi.
Harga dan Pesaing
Urusan harga, 520d dilepas dengan harga off the road Rp 768 juta, yang akan ditambah pajak 10-11 persen sebagai harag on the roadnya. Asiknya, harga ini merupakan angka termurah pada varian seri 5 di Indonesia.
Dan di pasaran Indonesia sendiri, hingga sekarang belum ada pesaing sekelas. Karena rata-rata mobil premium mid sedan masih mengaplikasi mesin bensin.
(mobil.otomotifnet.com)