Ubahan Signifikan

Editor - Senin, 1 November 2010 | 10:02 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Penampilan Yamaha New Scorpio Z ini cukup jelas berbeda dibanding versi sebelumnya. Beberapa bagian dibuat lebih kekar dan berkesan lebih sporti. Tak sekadar tudung alias bodi saja, beberapa bagian rangka pun mendukung tampang barunya dengan beberapa penguat di belakang.

Tetapi, soal mesin, boleh dibilang tak mengalami perubahan berarti. Baik diameter maupun langkah pistonnya sama dengan versi sebelumnya. Tetapi, ada yang merasa tarikan Kalajengking baru ini tak segalak pendahulunya. Nah, agar galak perlu peningkat performa, bukan?

Umumnya, penggunaan knalpot menjadi salah satu cara paling mudah untuk menaikkan kemampuan mesin. Tentu mengukurnya perlu dengan parameter jelas. Karena itu dilakukan pengujian dengan dynotest. Kali ini mesin dyno dari UltraSpeed Racing di kawasan H Mencong, Ciledug, Tangerang, Banten menjadi alat ujinya.

Sementara itu, knalpot yang digunakan ada dua, yaitu knalpot R9 seharga Rp 1,2 juta dan Nobi yang dilego di pasaran dengan harga Rp 375 ribu. Memang, rentang harga ini cukup jauh, seolah mewakili kelas knalpot yang dicoba.

Agar mengetahui seberapa besar peningkatan yang dihasilkan, tentu perlu data awal dari kondisi motor standar. Tunggangan yang dicoba ini benar-benar masih baru dan tentunya dengan peranti apa adanya dari pabrikan.


Knalpot yang diuji, rata-rata two piece

Nobi

R9

Besi pengikat pada R9 terlalu tebal

Diuji dengan mesin dyno, diperoleh hasil tenaga maksimum 20 dk pada kitiran 8.500 rpm, lantas torsi teratas berada di angka 20,28 Nm/6.200 rpm. Selanjutnya, tentu mengganti dengan kedua knalpot R9 dan Nobi tadi.

Untuk melepaskan knalpot ini tak terlalu sulit, cukup membuka baut pada kepala silinder serta di braket knalpot di bagian belakang. Tetapi ada baut yang cukup rumit dibuka, yaitu pengikat di bagian tengah, perlu mengendurkan pedal rem dulu agar baut bisa dibuka.

Uji coba pun dilanjutkan dengan pemasangan knalpot R9. knalpot dengan silencer ‘pelangi' ini juga menganut gaya multistage pada pipa knalpotnya. Percobaan pun dilakukan, dengan melakukan beberapa kali running, diperoleh hasil peningkatan tenaga dan torsi.

Tenaga puncak Kalajengking baru ini tercapai pada putaran 8.497 rpm, dengan daya 22,27 dk. Terlihat peningkatan sebanyak 2,27 dk, sebuah peningkatan cukup signifikan dengan penggantian knalpot tanpa mengubah settingan karburator.

Torsi teratas juga meningkat menjadi 20,36 Nm/6.952 rpm. Dari hasil ini tampak karakter powerband berubah, pada putaran mesin lebih tinggi untuk mencapai torsi tertingginya. Karakter ini membuat tarikannya akan terasa lebih panjang dibanding standar.

Kemudian, knalpot Nobi juga dicoba dengan metode sama, yaitu tak mengubah settingan apapun pada karburator. Kondisinya benar-benar sama dengan standarnya. Begitu pun jumlah running dengan dynamometer pun sama.

Hasil yang didapat, tenaga puncak 21,39 dk di kitiran 8.483 rpm, serta torsi tertinggi berada di angka 20,69 Nm/6.663 rpm. Karakter ini cukup unik, meski peningkatan daya puncaknya tak banyak, tetapi lonjakan torsi lebih besar pada putaran mesin yang lebih rendah.
Melihat kondisi seperti ini, Nobi tampaknya lebih cocok untuk tunggangan yang dipakai dalam kota yang sering stop and go. Sedang R9 yang galak diputaran atas, pas untuk turing keluar kota yang banyak lintasan lurus panjang.


Kondisi standar dengan kurva sedang

Hasil knalpot Nobi, cocok untuk turing

Hasil dyno dengan knalpot R9,powerband berubah pada putaran lebih tinggi

Penulis/Foto: Ben / Salim