|
OTOMOTIFNET - Sekadar penambahan ruang bagasi? Tentu itu impresi pertama yang melihat Mazda2 Sedan ini. Walau beberapa detail, seperti lampu depan, gril berbeda dibanding tipe hatchback. Kalau bagian belakang sih jelas, bedanya, bukan? Lantas seperti apa sih performa sedan ini, OTOMOTIFNET.com mencoba tipe R A/T yang menjadi kasta tertinggi, dari 4 varian Mazda2 sedan ini.
WHEELBASE PENDEK
Sedan seharga Rp 245 juta (on the road, Jakarta) ini memang tipe tertinggi, dengan beberapa perbedaan, seperti suspensi yang lebih rigid, sehingga lebih pas untuk bermanuver kencang, maklum diberi embel-embel R alias Racing di belakangnya.
Tak tanggung, perbedaannya 30 persen lebih stiff dibanding varian lain dengan tipe S. Tentunya, ini jadi pilihan bagi penyuka kecepatan. Apalagi dengan ban lebih lebar dan pelek lebih besar 16 inci (tipe S 15 inci), tipe R ini akan lebih stabil.
Kestabilan ini akan terasa kala menikung cepat. Saat melakukan zig-zag, putaran setir akan terasa mampu menuruti kemauan pengemudinya. Memang walau terlihat lebih panjang dibandingkan hatchback-nya ternyata perbedaannya tak terpaut terlalu jauh.
Mesin Mazda MZR15, cukup irit dan responsif | dasbor tak jauh berbeda dibanding hacthback |
Ruang barang lega tanpa terganggu engsel pada saat tertutup | Pelek 16 inci pada tipe R ini lebih besar dari S yang 15 inci |
Dibandingkan dengan hatchback, panjang keseluruhan terpaut 331 mm lebih panjang, panjang keseluruhan sedan 4.244 mm, sedangkan hatchback 3.913 m. Namun, wheelbase sedan lebih pendek, 2.490 mm sementara hatchback 2.493 mm.
Tentu ini agar ruang belakang sedan lebih lapang, sehingga sandaran penumpang belakang bisa lebih landai, serta ruang bagasi pun lebih lega.
Namun, soal pengendalian jika dibandingkan dengan hatchback ada sedikit perubahan karakter, tentu akibat dari rear overhang lebih jauh, tentu manuver di tikungan sedikit cenderung ada gejala oversteer. Memang akan terasa tak terlalu lincah jadinya. Walau dengan suspensi untuk tipe R ini, kekurangan itu bisa terkoreksi.
Konsumsi bahan bakar Mazda2 Sedan ini boleh dibilang cukup irit untuk di dalam kota, sekitar 11,8 km per liternya. Begitu pun akselerasinya cukup cepat. Saat berakselerasi ini, ada sensasi tersendiri kala memegang lingkar setir. Sistem Electronic Power Assist Steering-nya membuat setir sangat ringan kala parkir dan terasa berat ketika melaju cepat.
Hasil akselerasi pun tak jauh dibanding hatchback, cukup istimewa? Ternyata memang, meski sudah ditambahi gembolan di belakang alias bagasi, beratnya tak terpaut jauh, sekitar 13 kilogram saja, hatchback 1.066 kg, sementara sedan 1.079 kg. Pantas saja.
Fasilitas lainnya serupa dengan hatchback. Mulai dari sistem audio serta kelengkapan pada lingkar setir yang bisa menyetel headunit, tanpa harus memindahkan tangan dari kemudi.
Sayang road noise sedikit terdengar hingga ke dalam kabin. Meski belum sampai mengganggu. Tinggal tambah beberapa lembar peredam saja, tentu akan menjadi lebih nyaman. Terutama kala hujan, suara titik air dari atap akan jauh teredam.
Namun soal akselerasi serta pengendalian, Mazda2 Sedan ini boleh dibilang baik, posisi duduk pun nyaman bagi seluruh penumpangnya, baik di depan maupun di belakang. Malah di belakang tiga orang penumpangnya mendapat jatah seatbelt 3 titik. Cukup istimewa di kelasnya..
Hasil Tes | |
Akselerasi | |
0-100 km/jam | 12,6 detik |
40-80 km/jam | 5,7 detik |
0-402 m | 19,2 detik |
Pengereman | |
100 - 0 km/jam | 38 m |
konsumsi bahan bakar (liter/km) | |
dalam kota | 1/11,8 |
Konstan 100 km/jam | 1/15 |
Luar kota | 1/13,8 |
Penulis/Foto: Tim Otomotif / reza