Pasang Water Methanol Injection di Honda Brio, Pakai Turbo Lebih Maksimal

Otomotifnet - Selasa, 23 Juni 2015 | 09:11 WIB

(Otomotifnet - )

Jakarta - Gelaran Honda Brio Contest pekan lalu menjadi salah satu tempat bagi modifikator untuk menunjukan inovasi, salah satunya adalah Andre Rusli dari ADR Motorsport di Jakarta. Gelar Best Engine berhasil disabet karena ubahan mesin yang terhitung komprehensif dan mendetail.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah pemasangan Water Methanol Injection (WMI) yang terhitung jarang dilakukan di mesin berbahan bakar bensin. “Gue pasang WMI kit ini karena mesin sudah diganti ke L15 dengan mengaplikasikan turbo, sehingga membutuhkan pendinginan lebih,” ungkap Andre, panggilan akrabnya.

Soal kemungkinannya untuk dipasang di mesin standar Brio yang L12 atau L13, Andre pun menjawab dengan diplomatis. “Tergantung kebutuhan. Bisa saja dipasang di mesin standar, namun efek yang didapat lebih sebagai peningkat oktan yang akan membuat mesin lebih bersih, meskipun kenaikan tenaga tidak akan signifikan,” sambungnya.

Untuk perangkatnya, ia menjatuhkan pilihan pada merek AEM. “Sebenarnya ada beberapa merek di pasaran seperti Snow Performance dan sebagainya. Namun kit dari AEM ini lebih mudah didapat,” tutur pemuda ramah ini.

Bagaimana dengan di mesin NA? “Lebih mengejar pendinginan suhu mesin, juga mencegah terjadinya ngelitik karena bahan bakar yang tidak mampu meladeni kompresi tinggi,” ujar pria yang baru 3 tahun menekuni dunia tuning ini.

Tentang pemasangan WMI di mesin bensin sendiri, Theodorus Suryajaya, bos REV Engineering ikut sumbang pendapat. “Pemasangan WMI ke mesin bensin memang memiliki manfaat, apalagi bagi yang telah mengusung turbo. Namun efeknya tidak seheboh di mesin diesel.

Di mesin bensin NA, kenaikan performa tidak begitu terasa. Hanya naik sekitar 2 dk, ” sebut Teddy, panggilan akrab tuner yang kebanjiran order menggarap diesel drag ini. Penasaran cara pasangnya? Nih coba lihat hasil ngoprek OTOMOTIF sama Andre. • (otomotifnet.com)




1. Langkah pemasangannya dimulai dari membuat dudukan atau bracket untuk menempatkan tangki. “Tergantung dari ukuran tangki yang dipakai. Kalau pakai yang ukuran besar 5 galon, biasanya ditempatkan di bagian belakang. Sedangkan bila menggunakan tangki kecil 1 galon, bisa ditempatkan di kabin sebelah depan, ” jelas pria berkacamata ini.



2. Jangan lupa pasang juga dudukan untuk pompa WMI.




3. Kemudian urutkan wiring kelistrikan yang terkait. Pada controller WMI dari AEM ini terdapat 10 kabel dengan warna-warna yang berbeda. “Kabel kuning buat sakelar, kabel hijau untuk piggyback, kabel abu berfungsi untuk indikator LED, lalu kabel merah diarahkan ke aki yang kemudian akan bermuara ke pompa elektrik,” terang pria berpenampilan rapi ini.

Tak hanya sampai di sini, masih ada sejumlah kabel lagi yang kudu disambungkan. “Kabel oranye tersambung langsung dengan pompa elektrik, kabel hitam untuk massa dan dua kabel terakhir yang berwarna coklat serta putih mengarah ke tangki WMI,” lanjut Andre.



4. Setelah selesai mengurut wiring, dilanjut ke pemasangan nozzle WMI yang dilas ke air intake. Pemasangan nozzle ini harus berhati-hati. Pastikan bahwa nozzle terpasang setelah airflow sensor dan tidak terlalu dekat dengan throttle body.

”Bila terpasang sebelum airflow akan mengakibatkan pembacaan sensor menjadi kacau dan mempengaruhi kinerja mesin. Sedangkan pemasangan yang terlalu dekat TB akan menyebabkan ruang bakar terlalu basah sehingga menyebabkan brebet dan larinya menjadi loyo,” papar pebengkel rumahan ini.



5. Lalu langkah yang terakhir adalah melakukan fine tuning di atas mesin dyno. Nah di sinilah semburan WMI diatur. Pada mesin turbo, umumnya WMI mulai bekerja setelah putaran turbin berhasil mencapai boost dan efeknya adalah membuat tenaga menjadi lebih keluar.