Jakarta - Kinerja mesin sangat berhubungan dengan suhu, menurut Brahmantio Prayogo, tuner Sportisi Motorsport yang kini juga menyeting mobil, optimalnya jika area cylinder head di kisaran 87-88 derajat Celcius. Jika terlalu rendah atau kepanasan, tentu performa enggak maksimal.
Untuk menjaga suhu selalu optimal, mesin dibekali berbagai sensor. Salah satunya thermo switch atau engine cooling temperature (ECT) sensor (gbr.1), yang membaca suhu cairan pendingin dan dikirim ke ECU. Seperti yang ada di Nissan X-Trail dan tipe lainnya.
Jika kondisi sensor ECT bermasalah, efeknya pendinginan enggak maksimal. “Ciri khasnya kipas enggak menyala kendati suhu tinggi (gbr.2),” terang Amin Budiyono dari bengkel spesialis Nissan, A Ototechnic di kawasan Mampang, Jaksel. Wah bisa overheat dong ya!
Lalu bagaimana memastikan kondisi sensor ECT rusak? “Paling mudah saat mesin menyala lalu lepas soket ECT (gbr.3), mestinya kipas langsung menyala. Jika iya, berarti ECT rusak! Kalau tidak, ada 2 kemungkinan, yaitu kipas rusak atau jalur kabel ECU ke kipas putus,” lanjut Amin, sapaannya.
Cara kedua untuk memastikan lepas sensor ECT dari mesin (gbr.4), kemudian gunakan multitester pada posisi Ohm. Pada kondisi dingin 20° C hambatan 2,1-2,9 ohm, pada suhu 50° C turun jadi 0,68-1 ohm, sedang pada suhu 80° C tinggal 0,3-0,33 ohm.
Jika ternyata ECT rusak, tentu mesti diganti. “Harganya sekitar Rp 375 ribu (gbr.5),” imbuh pria asli Jogja ini. Bebas overheat dan performa kembali optimal deh. • (otomotifnet.com)