"Penyakit paling parah dari transmisi otomatis, tidak mau berjalan sama sekali. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut," buka E. Moch Holil B, punggawa bengkel Wani Matic di komplek Pinang Griya Permai, Ciledug, Tangerang.
Kerusakan pada material yang ada di dalam tubuh transmisi serta kekurangan oli secara akut bisa mengakibatkan hal tersebut. Kerusakan material, biasa disebabkan karena umur pakai.
Cara penggunaan transmisi otomatis yang kelewat ekstrem juga mampu mempercepat umur pakai. Kebocoran oli transmisi sangat mungkin terjadi, karena di dalam girboks tersebut terdapat seal-seal dari karet yang juga memiliki usia pakai.
Torque converter yang mulai rusak juga mengakibatkan transmisi bunyi. Pada komponen ini biasanya kerusakan disebabkan umur pakai yang sudah mencapai lebih dari 10 tahun.
Keluar bunyi lalu mobil tak mampu berjalan, menjadi pertanda as roda terlepas. "Meski lepas, tapi rpm dan kecepatan tetap berjalan. Sebab indikator untuk kecepatan biasanya ada di differential," ujar Holil.
Masalah lain tak mau pindah gigi. Kotornya body valve lagi-lagi menjadi salah satu penyebab hal tersebut. Atau, mengabaikan penggantian filter oli transmisi. Solenoid yang kotor atau sensor mesin lainnya juga menyumbang hal tersebut.
Regulator yang bertugas mengatur tekanan oli juga bisa membuat transmisi ogah pindah, karena regulator tak mau mengembang yang membuat jalur oli terus terbuka.
Tidak mau kick down juga kadang ditemui. Ini disebabkan karena ada komponen elektrikal kotor, atau error. Seperti solenoid kotor atau jika mobil sudah tua bisa juga karena kampas kopling habis. (mobil.otomotifnet.com)