Deteksi Sokbreker, Seperti Anak Tersisih

billy - Sabtu, 12 Januari 2013 | 11:13 WIB

Deteksi Sokbreker, Seperti Anak Tersisih (billy - )

Nasib tak baik selalu menimpa komponen mobil yang berada di kolong atau bawah mobil.

Seperti sokbreker, bagaikan anak yang disisihkan dari keluarga, baru akan ditengok jika sudah sakit sekarat atau bahkan menemui ajalnya.

Coba saja ingat-ingat sendiri seberapa sering komponen yang ada di area kolong tersebut di tengok kondisinya.
 
Paling-paling ketika dicuci baru ditengok atau saat kondisi bantingan mobil sudah tak seperti biasanya. Padahal sokbreker merupakan komponen penting penyumbang kenyamanan mobil.

Memang kalau merujuk pada buku pedoman pemilik tidak diterangkan mengenai umur pakai sokbreker serta perawatannya. Untuk umur pakai memang tak bisa dipatok layaknya komponen mesin.

Sokbreker bisa tiba-tiba saja menemui ajal. Sebab sangat tergantung pada kondisi jalan yang dilalui, bobot mobil atau bahkan lingkar roda itu sendiri. Tak menutup kemungkinan mobil baru sekalipun sudah bisa lemah.

Untuk perawatan juga tak ada yang dikhususkan. Paling-paling untuk sokbreker yang terlihat as-nya pastikan selalu dalam keadaan bersih (Gbr 1). Jangan lupa untuk ikut disemprot ketika mencuci mobil. Sebab biasanya ada serpihan debu atau pasir yang menempel di as tersebut.

Kotoran dapat membuat as terluka. Jika sudah terluka maka kotoran akan mudah masuk ke ruang dalam sokbreker dan dapat membuat sokbreker rusak.
TIM OTOMOTIF
Deteksi Sokbreker, Seperti Anak Tersisih
Meski demikian, Feri dari Feri Creative Shock (FCS) di jln Panjang No 77, Permata Hijau, Jakbar mengemukakan, ada cara untuk merawat sokbreker.
 
"Paling tidak 1 tahun mengganti oli atau gas yang ada. Kalau rutin maka sokbreker bisa awet. Seperti mesin saja yang juga harus ganti oli," imbuhnya.
 
Untuk urusan ini FCS memberi harga Rp 200-500 ribu/pasang untuk sokbreker oli, sedangkan Rp 350 ribu-1,2 juta/pasang untuk tipe gas.

Seperti telah disebutkan, sokbreker bisa tiba-tiba saja lemah. Indikator untuk mengetahui mudah. Paling gampang coba tekan mobil pada salah satu titik (Gbr 2).
 
Lihat pantulannya. Jika berlebih bisa dipastikan sudah lemah. Bodi mobil tak mau kembali atau tak bisa ditekan juga mengindikasikan peredam kejut sudah diajalnya.

Jika sokbreker terlepas dari tempatnya, coba dengan cara ditekan atau tarik (Gbr 3). "Untuk oli, coba tarik dan dorong as.
 
Kalau enteng berarti sudah rusak. Untuk yang gas, tekan as-nya, gerak baliknya harus cepat," tambah Feri.

Indikasi lain, mobil jadi lebih tidak nyaman dipakai. Jika sudah parah, mobil akan terlalu banyak bergoyang ketika berada di jalan jelek (Gbr 4). Pun begitu ketika berada di jalan tol. Mobil susah dikendalikan dengan baik.

Petunjuk lainnya yang menyatakan sokbreker sudah mulai lemah pada kondisi ban.
 
Karet bundar yang habisnya tidak rata atau bergelombang salah satunya disebabkan oleh kondisi sokbreker yang tak bekerja optimal.

Melihat hal tersebut, maka wajar jika sokbreker akan ditengok ketika sudah rusak. Sebab rusaknya sokbreker membawa dampak yang lain. (mobil.otomotifnet.com)