Aplikasi Wireless Charging, Nggak Bikin Kesetrum Kok!

Otomotifnet - Rabu, 15 April 2015 | 14:06 WIB

(Otomotifnet - )



Jakarta
- Kebutuhan untuk berkomunikasi terus meningkat. Makanya, gadget makin dibutuhkan. Namun keterbatasan daya baterai, membuatnya perlu mengisi ulangnya terus-terusan, termasuk saat di mobil. Untungnya, sekarang tersedia teknologi baru untuk mengisi ulang baterai tanpa perlu menarik kabel.



Pada All New Toyota Alphard, posisi wireless charger ada di balik laci konsol tengah. Cukup tekan tombol untuk menyalakannya.

Dengan wireless charging, cukup meletakkan gadget di atas sebuah pad. “Di Toyota, wireless charging sudah diadopsi varian terbaru seperti Lexus NX200t, All New Alphard dan New Camry Hybrid yang baru saja diluncurkan,” ujar Dadi Hendriadi, General Manager Technical Service Division PT. Toyota Astra Motor (TAM).



Logo Qi, perusahaan wireless charging terbesar di dunia yang menerapkan standar frekuensi induksinya ke beberapa perusahaan besar

Posisinya pun beragam, pada crossover ganteng Lexus misalnya terletak pada laci konsol tengah, pada MPV mewah Toyota ada di belakang konsol tengah, sedangkan pada sedan hybrid yang terbaru, ada di arm rest belakang.



Untuk mengisi ulang baterai, cukup letakkan smartphone di atas pad wireless charger. Oh ya, device yang digunakan harus kompatibel dengan teknologi dari Qi ya.

Dari ketiganya, semua menggunakan dasar teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan Qi. Prinsip kerjanya didasarkan pada coupling induksi resonansi listrik, di mana ketika terdapat dua device yang memiliki rangkaian dengan koil yang diset pada frekuensi resonansi yang sama, maka akan terdapat transfer energi saat keduanya didekatkan.

Dalam hal ini, device yang pertama merupakan pad wireless charger dan yang satu lagi adalah smartphone. Soal keamanan, Dadi mengatakan usah khawatir akan takut tersetrum atau ada kebocoran arus. Faktor keamanannya pasti sudah menjadi standar.

Selain itu, Prof. Dr. Ir. H. Djoko Hartanto, MSc., dosen elektronika pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia juga menekankan, proses induksi magnetik yang digunakan tidak akan mengalir ke manusia, selama tidak ada device di dalam tubuh yang digunakan dengan frekuensi yang sama dengan pad charger-nya.

Soal kepraktisan, teknologi mutakhir ini baru dikembangkan sejak 2008, sehingga berbagai keterbatasan tentu masih dihadapi. Misalnya saja, jarak maksimum antara pad dengan device yang di-charge hanya sekitar 4,5 cm, sehingga pengguna belum bisa menggunakan smartphone secara leluasa sembari mengisi baterainya.

Pun begitu, belum semua smartphone dapat menggunakan fasilitas ini. Harus pakai yang sudah mengaplikasikan standar frekuensi induksi milik Qi. Contoh device yang langsung dapat mengisi baterainya adalah Google Nexus 4 dan 5, LG G2 dan G3, Nokia Lumia 920 dan 1520, dan Samsung Galaxy S6.

Sementara untuk beberapa gadget lain seperti Apple iPhone 6 dan Samsung Galaxy generasi sebelumnya, perlu memasang case khusus yang sudah mengadopsi teknologi Qi untuk dapat memanfaatkan fitur ini. • (otomotifnet.com)