MirrorLink dan sistem operasi Android pada Head Unit (HU) sama-sama mampu mengakomodir ketergantungan pada gadget. Mana pilihan anda?
Sony sudah melengkapi beberapa line up produk barunya dengan fasilitas MirrorLink
Perilaku masyarakat modern yang semakin tergantung dengan gadget, langsung ditangkap oleh industri audio mobil. Mereka berlomba-lomba mengeluarkan produk dengan koneksi nirkabel, dari yang paling sederhana seperti Bluetooth dan WiFi.
Dan yang terbaru adalah memindahlan tampilan di layar ponsel dan tablet, ke dalam monitor HU. Teknologi ini bernama MirrorLink.
Tapi, belum lama fitur ini keluar, sudah muncul perlawanan kuat dari HU yang mempunyai sistem operasi Android.
Tentu, masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Sebelum memutuskan untuk beli, yuk kupas dulu.
MirrorLink
Teknologi yang memungkinkan pengguna ponsel pintar berbasis Android, iOS, atau Symbian untuk terhubung pada HU. Menggunakan teknologi internet standar untuk bisa terkoneksi di berbagai perangkat komputer. Gampangnya, untuk bisa terhubung dengan ponsel, menggunakan teknologi yang umum digunakan pada HU seperti Infrared, Bluetooth serta USB, termasuk WiFi .
Beberapa merek ternama yang sudah menanamkan fasilitas MirrorLink di produknya. Salah satunya, PT Gemasuara Adhitama selaku pemegang merek Pioneer di Indonesia dengan AVH-X2600BT.
Selain Pioneer, Berkat Audio Perkasa Jaya (BAPJ) selaku importir merek Sony juga mengeluarkan beberapa varian HU dilengkapi fasilitas cerdas ini. Salah satunya tipe XAV-742.
“Kebutuhan mengunakan gadget berlanjut di mobil. Khususnya berhubungan dengan sistem navigasi atau melihat film bahkan menelpon. Nah, fitur MirrorLink adalah jawaban akan kebutuhan masyarakat modern ini,” tegas Wira Sutedja, Head of Sales BAPJ.
Selain dua merek tersebut, Alpine pun masuk ke bursa HU MirrorLink ini dengan beberapa line up seperti Alpine ICS-X8 yang bisa terkoneksi dengan sistem Symbian milik Nokia. Pendek kata, semua brand besar sudah melihat MirrorLink sebagai jawaban kebutuhan.
Modul MirrorLink
Sebagian besar, HU yang dilengkapi fitur MirrorLink ini masih menjadi HU aftermarket. Artinya belum ada yang masuk ke APM sebagai original equipment alias perangkat standar mobil. Hal ini pun dianggap peluang oleh industri audio.
Para pemilik mobil yang ogah mengganti HU standar mobil dengan aftermarket, tapi tetap menginginkan fitur MirrorLink tak perlu berkecil hati. Beberapa merek sudah menjual modul MirrorLink secara terpisah. Salah satunya Kramat Motor, pemilik brand LM Audio, Knav, M Tech dan Mohawk ini.
Modul MirrorLink bisa dibeli terpisah sebagai optional
“Saat ini HU standar pabrik sudah bagus. Kadang orang sayang dan kesulitan untuk ganti baru. Makanya, Kami tidak mau terjebak dalam persaingan di sektor HU, tapi pada part penunjangnya. Salah satuya MirrorLink,” tegas Ayong Jeo, Direktur PT. Kramat Motor.Dengan modul ini, tak perlu lagi ganti HU. Karena sistemnya sudah cocok untuk semua jenis HU monitor yang dilengkapi infrared atau remote control. “Asal ada infrared atau remote control, fitur MirrorLink yang kami bikin sudah bisa dijalankan,” tambah Ayong.
Tak hanya Kramat Motor, bagi maniak merek branded, bisa memboyong modul MirrorLink yang dikeluarkan oleh Pioneer.
Salah satu kelemahan fitur ini hanyalah pada software di ponsel. Beberapa MirrorLink seperti milik Pioneer atau Sony, hanya bisa terkoneksi Android dengan operating system versi seminim-minimnya Gingerbread.
Sedangkan untuk ponsel iOS, cocok untuk pengguna iPhone 5, 5s dan 5c. Jadi, bila spek ponsel anda di bawah itu, siap-siap tak bisa terkoneksi.
Tapi, kelebihannya adalah tak perlu melakukan update software pada HU. Karena, HU difungsikan hanya sebagai layar. Sehingga, software di-update melalui ponsel. Enggak ribet.
Di pasaran, HU fitur MirrorLink dilepas dengan harga mulai Rp 2,5 jutaan, sedangkan modul MirrorLink dipasarkan mulai Rp 1 jutaan.
HU Android
Pesaing terdekatnya adalah HU dengan sistem operasi Android. Artinya, apa yang didapat pada ponsel Android, juga terdapat di HU. Mulai aplikasi Playstore, navigasi Waze, Sygic, bahkan berselancar dengan internet.
HU Android masih terkendala harga yang tinggi
Serunya, beberapa Agen Pemegang Merek sudah mengadopsi HU Andorid nih. Seperti Proton Suprima S dan All New Toyota Vios. Selain itu, produk aftermarket pun sudah menyerbu pasar ini.
Kekurangan dari HU sistem Android ini adalah koneksi yang terbatas pada ponsel yang mempuyai sistem iOS atau Symbian. Selain itu, proses update software pada HU agak susah.
“Karena harus dilakukan pada dealer resmi yang sudah ditunjuk. Tak bisa melakuka update sendiri di rumah seperti update software handphone,” Tegas Awi, pemilik AW Audio yang buka gerai di BSD Auto Part.
Padahal, sistem robot ijo terkenal kerap melakukan update software. Bila software out of date, maka sistem pasti akan terganggu. Selain itu, harga juga jadi kendala. HU Android masih dijual dengan harga mulai Rp 5 jutaan.
Jadi, apa pihan anda? (mobil.otomotifnet.com)