Amerika – Sebagai mobil yang mengandalkan baterai, Toyota Prius dan varian Hybrid lain dirasa cukup membahayakan lingkungan. Terutama karena limbah baterainya. Kandungan berbahaya di dalam baterai jadi alasan utamanya.
Maklum, Toyota Prus dan mobil hybrid Toyota lainnya menggunakan baterai Nickel-metal hydride yang bisa dipakai hingga 10 tahun dengan jarak tempuh antara 240.000km hingga 480.000km. Dan sebagian sudah mulai banyak yang mengalami pergantian baterai.
Eits, tapi jangan takut karena faktanya semua bagian baterai ini bisa di daur ulang sehingga tidak menjadi polutan berbahaya. Seperti yang diuraikan oleh Toyota USA.
Menurut mereka, gejala baterai hybrid yang mulai kehilangan kemampuan menyimpan listrik yakni lampu pada instrument panel akan menyala dan tenaga yang dikirim ke roda mulai susut. Jika terjadi, pemilik diharap membawa mobilnya ke dealer.
Selanjutnya, baterai akan dibawa ke pusat daur ulang. Lalu baterai dibongkar, komponen-komponen berharga seperti nickel dan rare-earth elements diambil. Modul baterai kemudian di kuras arus listriknya.
Nickel biasaya dikirim ke peleburan untuk di daur ulang menjadi bahan baku pembuatan stainless steel. Cangkang penutup baterai di di daur ulang. Plastik-plastiknya diparut lalu di daur ulang.
Kebiasaan di Amrik, pemilik mobil yang baterai sudah mulai soak juga sudah siap untuk ganti mobil baru. Karena dealer bisa menawarkan mobil hybrid bekas dengan baterai baru.
Ini akan membantu membangun pasar mobil bekas hybrid. Dengan kecenderungan semakin turunnya harga baterai untuk hybrid, hal ini bisa jadi bisnis yang menguntungkan untuk dealer. Dan untuk memudahkan proses daur ulang, disetiap baterai dicantumkan nomer telepon untuk mendapatkan informasi tentang lokasi dan proses daur ulang baterai.
So, nggak berbahaya lagi kan? (mobil.otomotifnet.com)
Maklum, Toyota Prus dan mobil hybrid Toyota lainnya menggunakan baterai Nickel-metal hydride yang bisa dipakai hingga 10 tahun dengan jarak tempuh antara 240.000km hingga 480.000km. Dan sebagian sudah mulai banyak yang mengalami pergantian baterai.
Eits, tapi jangan takut karena faktanya semua bagian baterai ini bisa di daur ulang sehingga tidak menjadi polutan berbahaya. Seperti yang diuraikan oleh Toyota USA.
Menurut mereka, gejala baterai hybrid yang mulai kehilangan kemampuan menyimpan listrik yakni lampu pada instrument panel akan menyala dan tenaga yang dikirim ke roda mulai susut. Jika terjadi, pemilik diharap membawa mobilnya ke dealer.
Selanjutnya, baterai akan dibawa ke pusat daur ulang. Lalu baterai dibongkar, komponen-komponen berharga seperti nickel dan rare-earth elements diambil. Modul baterai kemudian di kuras arus listriknya.
Nickel biasaya dikirim ke peleburan untuk di daur ulang menjadi bahan baku pembuatan stainless steel. Cangkang penutup baterai di di daur ulang. Plastik-plastiknya diparut lalu di daur ulang.
Kebiasaan di Amrik, pemilik mobil yang baterai sudah mulai soak juga sudah siap untuk ganti mobil baru. Karena dealer bisa menawarkan mobil hybrid bekas dengan baterai baru.
Ini akan membantu membangun pasar mobil bekas hybrid. Dengan kecenderungan semakin turunnya harga baterai untuk hybrid, hal ini bisa jadi bisnis yang menguntungkan untuk dealer. Dan untuk memudahkan proses daur ulang, disetiap baterai dicantumkan nomer telepon untuk mendapatkan informasi tentang lokasi dan proses daur ulang baterai.
So, nggak berbahaya lagi kan? (mobil.otomotifnet.com)