Mari Mengenal Camber Dan Caster Dalam Wheel Aligment

Editor - Jumat, 18 Juni 2010 | 12:53 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Setelah membahas toe, kini saatnya mengenal komponen wheel aligment yang lain. Yaitu camber dan caster serta beberapa istilah lainnya.

CHAMBER

Sudut camber adalah kemiringan roda terhadap garis vertikal (tegak lurus) jika dilihat dari depan mobil. Jika roda miring ke sisi dalam mobil (dilihat dari arah depan mobil, red), artinya camber negatif (lihat gbr).

Sedangkan camber positif adalah jika roda miring ke arah luar mobil. Gampangnya, kalau kita melihat kedua roda depan dari arah depan mobil, roda seperti huruf A maka dijuluki camber negatif. Kalau mirip huruf V maka camber positif.

Karena itulah, perlu diseimbangkan antara roda depan kiri dan kanan. Supaya kemudi lebih ringan dan stabil. Juga untuk mengatur agar keausan ban sama rata, serta mendukung suspensi lebih nyaman.

Contoh, dari hasil terlihat posisi roda kiri di titik 0 derajat 15 menit, sedang roda kanan di titik 0 derajat 32 menit. Artinya, ada perbedaan 17 menit, efeknya roda kiri sedikit miring keluar bagian atas roda (positif) dibanding kanan. Maka, proses senterisasi dengan cara merubah setelan lower arm dan upper arm.

“Bila sudut camber terlalu positif, akibatnya kemudi terlalu ringan dan keausan ban tidak rata di bagian luar. Kalau terlalu negatif, kemudi jadi berat, keausan ban tidak rata bagian dalam, getaran pada roda terasa besar dan bikin bearing roda cepat aus. Jalannya mobil bisa ngebuang ke kiri atau kanan,” ujar M. Suryo, service advisor dealer resmi Honda Permata Hijau, Jaksel.

 
 

CASTER
Caster adalah kemiringan sumbu putar kemudi (steering axis) terhadap garis vertikal (tegak lurus) jika dilihat dari samping mobil (lihat gbr). Jika kemiringan roda ke belakang (arah kanan) disebut caster positif atau sebaliknya bila kemiringan ke depan (arah kiri) maka disebut caster negatif.

Fungsi penyetelan, pada saat jalan lurus, mobil tetap stabil walaupun kemudi tidak dipegang, serta gak gampang selip saat belok. “Cara penyetelan sama seperti setingan camber. Jika caster terlalu positif, efeknya saat belok kemudi terasa berat dan getaran pada kemudi terasa besar, terutama saat lewat jalan kasar. Namun jika caster terlalu negatif, akan berakibat kemudi tidak stabil/terasa melayang dan ban aus tidak rata atau bergelombang,” kata Suryo lagi.

Sementara bila sudut caster kiri dengan kanan berbeda, akibatnya jalannya mobil cenderung menarik ke salah satu sisi, lalu saat belok ke kiri maupun kanan, beratnya berbeda. Terakhir, ketika ngerem, kemungkinan mobil menarik ke satu sisi saja alias ngebuang.

POIN PENDUKUNG
Selain ketiga poin yang jadi pokok penyetelan wheel alignment, ada beberapa poin pendukung lain agar bisa berfungsi optimal. Di antaranya, set back, king pin inclination (KPI), included angle (IA) dan geometrical drive axis (GDA). “Poin-poin tersebut diperhatikan bila sudah dilakukan 3 pokok penyetelan di atas, tapi masih ada kendala maupun gejala lain,” tegas Bambang.

Poin-poin pendukung WA
Set Back: Kemiringan sikap jalan roda depan terhadap axis melintang roda depan akibat kemiringan axle depan. Bila arah roda depan ke kiri, disebut set back positif, sedangkan bila arah roda depan ke kanan, dinamai set back negatif

KPI:Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilikat dari depan kendaraan

IA:Gabungan sudut yang dibentuk oleh sudut camber dengan sudut KPI. Included angle = sudut camber + KPI

GDA:Kemiringan sikap jalan roda belakang terhadap axis memanjang kendaraan akibat toe individu roda belakang kiri dan kanan yang berbeda, atau aksel belakang miring. Jika arah roda ke kanan adalah positif dan sebaliknya.

Penulis/Foto: Pidav, Banar / Dok.Otomotif