|
OTOMOTIFNET - Beberapa waktu lalu PT Kramat Motor (KM), pengagen head unit Necvox, merilis varian terbarunya, Necvox HQ-6-08.
"Area coverage khusus untuk Jakarta, sebab kemampuan DVB-T (Digital Video Broadcasting–Terrestrial) dari tiap stasiun TV nasional baru sebatas wilayah Jakarta dan sekitarnya," jelas Ayong Jeo, presdir KM.
Untuk meyakinkan para pembaca setia OTOMOTIF, tim redaksi melakukan tes kemampuan dengan metoda riil. Pengujian dilakukan dalam kondisi HU Necvox HQ-6-08 seharga Rp 7 jutaan ini sudah terpasang di dasbor mobil.
Berikut pemasangan dua antena bawaannya yang diletakkan di ujung kanan atas kaca depan (bagian dalam), serta di ujung atas kaca belakang (bagian dalam).
Rute dipilih secara acak. Start dimulai dari kantor cabang KM, Jl. Sultan Iskandar Muda No.32G, arteri Pondok Indah (PI), Jaksel. Mengarah ke Jl. Pakubuwono-Hanglekir-Sudirman, Jaksel.
Kemudian lanjut ke arah Jl. Thamrin-Kebon Sirih-TanahAbang-Petamburan-Kemanggisan-Jl. Panjang, Jakbar. Kemudian mengarah kembali ke arteri PI, melalui daerah Permata Hijau dan Kebayoran Lama, Jaksel.
Sepanjang wilayah arteri PI menuju Jl. Sudirman, daya tangkap gelombang TV masih tergolong bagus. Kualitas gambar yang ditampilkan juga tak seburuk perkiraan sebelumnya, lantaran masih terbiasa nonton TV pakai analog tuner.
Antena didesain fleksibel supaya tak menyulitkan saat pemasangan | Fitur digital tuner bisa ditengarai melalui opsi DVBT yang tersedia pada monitor head unit |
Pengaturan mode black out bisa diatur pakai fitur black set | Secara fisik, HU yang sudah di bekali dual digitalTV tuner, pada bodi belakangnya terdapat dua konektor antena |
Gejala skip mulai mengganggu saat Toyota Innova G A/T yang dipakai untuk tes jalan, memasuki daerah Dukuh Atas di Jl. Thamrin hingga Bundaran HI, Jakpus. Tampilan mulai normal kembali sesaat memasuki Jl. Kebon Sirih dan berlanjut hingga ke daerah Kemanggisan, Jakbar.
Meski beberapa kali sempet tarjadi gejala no signalm, tampilan gambar enggak terlampau berantakan |
Sayangnya begitu memasuki Jl. Panjang, yang banyak bercokol antena pemancar milik stasiun TV swasta nasional, kualitas gambar serta suara kembali menurun.
Saat channel dipindahkan ke salah satu TV swasta, yang dijadikan parameter pengetesan lantaran kualitas tampilannya paling sempurna, hasilnya gejala low dan no signal tetap terjadi.
Kualitas gambar dan suara baru kembali normal saat memasuki daerah Permata Hijau, hingga finish di kantor KM di arteri PI, Jaksel.
Artinya kalau Anda mau pakai peranti ini, kerja paling maksimal pada area yang tidak ada gedung tinggi atau antena pemancar. Mesti dipertimbangkan juga frekuensi siaran stasiun TV yang masih terbatas.
Penulis/Foto: Anton / Johan