Datang ke Pasar Mobil Kemayoran, Tenang dan Aman

Rabu, 25 September 2013 | 08:14 WIB



                                Pertumbuhan bisnis sempat turun, sekarang dengan pengelola baru mulai marak lagi


Jakarta - Sekarang, pergi ke pasar mobil kemayoran berlokasi di depan JIExpo tak lagi dihantui rasa waswas. Mobil baret, banyak calo, dan susah parkir sudah tak ditemui dan kondisi  jadi nyaman setelah dikelola oleh Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PP2K) per 13 April dari sebelumnya dipegang oleh PT Sasamu.

"Sekarang kios-kios sudah terisi penuh kembali," ujar Soetrisno Danu, GM Pengelola Pasar Mobil Kemayoran membuka pembicaraan soal pengelolahannya. Memang, menurut pensiunan jenderal bintang satu Kopassus, ini sebelumnya banyak pedagang yang angkat kaki karena adanya kabar kalau lokasi mau digusur alias kontraknya tidak diperpanjang.

Hendrik yang mendampingi Soetrisno menegaskan kalau pengelola lama sepertinya tidak tak ingin memperpanjang kontraki. "Berita sudah keburu muncul dan saya ketika itu sedang dalam perjuangan sehingga tidak ketemu," ungkap Hendrik soal pemberitaan di tabloid otomotif.

Dalam menata kembali pasar mobil kemayoran (PMK), Soetrisno prioritaskan memberi kenyamanan dan membuat tenang pengunjung. Ia mengambil contoh soal parkir. "Sekarang ini, kita serahkan kepada outsourcing dan sudah ada jaminan asuransi. Jadi, sekira ada mobil pengunjung yang baret, lecet, atau hilang akan diganti," tegas Soetrisno. Trus, untuk biayanya, termurah Rp4 ribu dan terlama Rp15 ribu.

Begitu juga soal calo. Soetrisno mengaku perlahan-lahan sudah mengikisnya. Diakuinya, pemberantasan tidak bisa cepat. "Kalau ada calo, foto pakai BB dan kirim ke kami," pintanya. Termasuk, satpam yang merangkap calo tak lepas dari pengawasan. "Dulu, ada 90 petugas saya kumpulkan dan ditanya, siapa yang tidak mau ke PP2K dan betah di sini. Ternyata, 50 menunjuk pilih tetap di PMK dan mereka itulah yang saya pecat. Berarti, mereka hidupnya memang di sini."





Soetrisno Danu, bos baru PMK bikin nyaman konsumen 

Pembenahan lain, jalan sudah diaspal sehingga tidak ada lagi yang berlubang dan debu. Rambu-rambu dipasang dan pengunjung bisa melihat seluruh lokasi perdagangan tanpa harus jalan kaki. Tak cuma itu, kios-kios dicat dengan warna sebagai identitas produk yang dijual. "Kalau biru itu showroom mobil dan hijau suku cadang," tambah Hendrik.

Dengan pengelolan yang rapi lahan seluas 8,6 ha yang dihuni 1.000 kios dengan tenaga 5000 tenaga kerja, menurut Soetrisno pemasukan ke pemerintah pun naik sampai 200 persen. Bila sebelumnya menyetor Rp1,1 miliar, sekarang menjadi Rp2,4 miliar per bulan. Pemasukan setiap hari dari PMK ini sekitar Rp10 miliar per hari.

Ketika ditanya soal tanah yang akan digusur, Soetrisno menegaskan, "Jika memang ingin diambil pemerintah, penggantinya sudah kita aalihkan ke C234. Semua alat-alat berat sudah dikosongkan. Trus, satu tahun sebelumnya sudah harus memberi tahu, sehingga  ada kesempatan buat penghuni untuk berbenah," tutup Soetrisno. (mobil.otomotifnet.com)