Program Mobil Murah Basis Produksi Harus Di Indonesia

billy - Jumat, 11 November 2011 | 11:03 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Isu soal “Low Cost Car” kerap mengemuka dalam 2 tahun belakangan. Pada IIMS tahun ini sejumlah APM tampilkan mobil konsep yang diproyeksikan buat masuk ke skenario program itu. Sebut saja Daihatsu lewat A-Concept, Suzuki sodorkan G-Concept, dan Mitsubishi siapkan Global Small Car. Sudah sampai mana progres program ini?

    Ditemui saat inagurasi “All New” Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Senin lalu (7/11), Dirjen Industri Berbasis Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi DR. Budi Darmadi menyebut bahwa ‘bola’ kini sudah berada di pihak APM. “Pihak APM tengah merumuskan bersama di antara mereka tentang kesiapan antar merek sebelum program ini dijalankan,” ujarnya.
Hal itu menurutnya merupakan langkah maju, pemerintah dan industri otomotif sudah di tahap penjadwalan kesiapan memproduksi komponen-komponen. Ia punya estimasi kalau awal tahun 2013 program ini sudah bisa berjalan.

Komponen-komponen utama yang dimaksud ada pada transmisi, penggerak roda, dan mesin. “Rinciannya ada ratusan komponen. Pokoknya pemerintah maunya Indonesia jadi basis produksi mobil-mobil itu, ‘dapur’ mobil bermesin di bawah 1.200 cc itu harus di sini,” tegasnya. Ini bertujuan makin mendekatkan Indonesia dalam kemandirian di bidang otomotif. Disebutkan pula kalau mobil-mobil itu nantinya berpenggerak roda depan.

Dijelaskannya lagi, soal kemampuan memproduksi komponen serta mobil murah itu, mayoritas APM sudah mampu termasuk para vendornya. Tinggal menyeragamkan tenggat waktu produksinya. Budi menepis opsi impor utuh atas mobil-mobil yang dikampanyekan bakal berharga Rp 100 juta itu. “Makanya kesiapan pabrikan berikut industri komponennya harus berjalan bersama, saat regulasinya jadi para pabrikan sudah siap berproduksi,” imbuhnya lagi.

Prijono Soegiarto, Presdir Astra International, di kesempatan yang sama menyebut bahwa pihaknya sudah siap merespon program ini. “Kami sudah menyiapkan sejumlah model mobil yang bisa masuk ke program itu jika pemerintah meluncurkan regulasinya,” jabarnya. Saat ditanya sejauh mana kesiapan grup otomotif terbesar ini Prijono belum bisa menyebutkan progresnya, tapi ditegaskannya kalau posisi pihak Astra tinggal menunggu paket regulasinya secara lengkap diluncurkan.

Ceruk pasar yang tersedia buat mobil jenis ini masih terbuka lebar, mengingat produk mobil baru di rentang harga di bawah Rp 120 juta bisa disebut langka. Sejumlah APM, terutama merek Jepang, banyak diberitakan sudah siapkan dana ratusan juta dolar AS buat menambah jalur produksi agar bisa dimasuki produk mobil murah tersebut.   (mobil.otomotifnet.com)