Jakarta - Kehadiran Pertalite resmi memperluas rentang bahan bakar bensin yang di produksi oleh PT. Pertamina (Persero). BBM dengan nilai oktan 90 ini mengisi celah antara Premium dengan RON 88 dan Pertamax dengan nilai RON 92.
Kehadiran Pertalite pada akhirnya tidak membuat Premium menjadi stop produksi sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan bahan bakar untuk kendaraan mereka, sesuai dengan daya beli yang dimiliki. Lalu mesin kendaraan mana saja yang cocok untuk mengkonsumsi Pertalite?
"Bahan bakar Pertalite ini tercipta untuk kendaraan yang mengusung mesin modern dengan range rasio kompresi 9:1 sampai dengan 10:1. Terlebih bagi yang sudah mengusung teknologi seperti VVT, V-Tec, dsb," ujar Muhammad Iskandar, VP Fuel Retail PT. Pertamina (Persero).
Kehadiran Pertalite juga membantu bagi pemilik mobil LCGC yang kerap dibuat bingung dengan pilihan bahan bakar. Mengingat dengan harga mobil yang tidak terlampau tinggi, namun mesinnya sudah mengusung kompresi yang cukup tinggi sehingga membutuhkan bahan bakar yang beroktan tinggi pula.
Lalu bagaimana dengan mesin lawas dengan rasio kompresi dibawah 9:1 dan belum mengusung teknologi modern? "Tidak masalah, meskipun mesin belum membutuhkannya. Namun efeknya tentu akan membuat pembakaran menjadi lebih sempurna dan melaju lebih jauh, seperti tagline Pertalite," jelas Iskandar.
Untuk masa perkenalan, Pertalite dijajakan seharga Rp 8400 perliter dengan persebaran utama yaitu di wilayah Jabodetabek, Bandung dan sekitarnya, serta Surabaya dan sekitarnya.
"Persebarannya akan menyusul ke seluruh indonesia bila mendapatkan respon bagus dari masyarakat," ujar Wianda Pusponegoro, Corporate Communication PT. Pertamina (mobil.otomotifnet.com)