Pertalite kabarnya akan diluncurkan pada awal bulan Mei 2015, namun hingga saat ini belum tampak persiapan dan sosialisasi. Apapun yang terjadi, Pertamina pastinya tidak gegabah dalam meluncurkan BBM beroktan 90 ini. Berbagai persiapan teknis dan non teknis sedang dikaji serius.
Jakarta - PT Pertamina Persero berniat meluncurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru bernama Pertalite yang dikabarkan akan dipasarkan pada bulan ini. OTOMOTIF sebelumnya mengulas sejumlah pro dan kontra terkait bagaimana Pertamina akan membuat Pertalite beserta kandungan apa saja yang ada dalam formulasi (OTOMOTIF 51: XXIV).
Dinamika rencana peluncuran pun terus dipantau, sejak dua minggu sebelum artikel ini ditulis, telah didapat bocoran bahwa Pertalite akan diluncurkan pada tanggal 4 April 2015 di Jakarta Pusat. Kami pun melakukan investigasi di sejumlah SPBU di Jakarta Pusat, yakni SPBU COCO Cikini dan Budi Kemulian.
Dispenser Pertalite rencananya diambil dari dispenser yang telah ada, yang sebelumnya digunakan untuk Premium ataupun Pertamax
Hal ini dikonfirmasi kepada Wianda Pusponegoro, selaku Vice President Corporate Communication PT Pertamina Persero, bahwa jajarannya mengakui tengah melakukan persiapan. “Iya intinya kita sedang siapkan. Pemasarannya menunggu hasil verifikasi dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas),” jelas Wianda, ketika dihubungi per telepon (4/5).
Karena bukan tergolong BBM bersubsidi maka penentuan harga dan distribusi ditentukan sepenuhnya oleh Pertamina
Verifikasi yang dimaksud merupakan persyaratan yang diperlukan untuk legalitas. “Sebelumnya Pertalite diuji terlebih dahulu di Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas). Hasilnya sudah kita kantongi, tinggal menunggu verifikasi Dirjen Migas. Setelah semuanya beres, maka kita bisa meluncurkan Pertalite,” sambung Wianda, yang bergabung di PT Pertamina Persero sejak tahun 2008.
Lantas kapan persisnya akan diluncurkan? Apakah sesuai rencana awal di bulan Mei ini? “Kita belum bisa pastikan tanggalnya. Sebab masih menunggu. Pro-kontra kita sudah dengar dan itu biasa tak perlu berlebihan, yang terpenting kita siapkan produknya. Kapan peluncurannya, nanti pasti saya kabari,” tegas wanita yang juga dikenal sebagai mantan jurnalis ini. •(otomotifnet.com)
Tanggapan APM
Hadirnya Bahan Bakar Pertalite RON 90 akan di pasarkan di Indonesia, disambut baik oleh pabrikan karena mempunyai oktan lebih baik dibandingkan dengan premium RON 88. Bahan bakar Pertalite ini diharapkan juga bisa digunakan oleh pengendara mobil.
Menurut Anjar Rosjadi, Departement Head Training Center PT Astra Daihatsu Motor,”Seharusnya secara teori dengan pertalite RON 90 dapat menguntungkan pengguna mobil, karena pembakaran lebih sempurna yang dapat meningkatkan performa mobil dan membuat efisiensi kendaraan,” jelas Anjar.
Begitupun diamini oleh Irwansyah Siregar dari Section Head Mitsubishi Motors Corporation Field SUV & MPV Quality Support Section. “Kami menyambut baik dengan Pertalite yang akan di pasarkan di Indonesia. Karena RON 90 merupakan standar Mitsubishi untuk kendaraan Gasalin seperti Mirage dan Outlander. Serta dapat meminimalisir indikasi penggunaan Premium RON 88,” ungkap Irwansyah.
Masih menurut Irwansyah, penggunaan RON 90 bisa membuat performa lebih baik dibandingkan dengan RON 88, dan gejala ngelitik pada mobil disinyalir akan hilang karena pembakaran RON 90 lebih sempurna.
Pun begitu menurut Iwan Abdurraman, Kepala Bengkel Toyota Auto2000 Sunter. ”Sebenarnya Toyota Avanza dan Agya memiliki standar RON 90, jadi bila adanya Pertalite yang memiliki RON 90 lebih baik digunakan secara teori dan mekanikal.
Seperti power mobil lebih meningkat, kerak yang berada di ruang mesin dan knalpot akan berkurang, kosumsi BBM akan lebih irit dibandingkan menggunakan RON 88, ngelitik pada mesin akan menghilang, dan usia mesin lebih panjang,” jelas Iwan. •
Sosialisasi dan Persiapan
Sosialisi dipandang perlu sebagai jawaban sekaligus edukasi kepada masyarakat. Ditanya mengenai sudah sejauh apa sosialisasi yang dilakukan, Wianda menegaskan bahwa pihaknya memang akan melakukan sosialisasi, namun belum dapat dibocorkan waktunya.
“Kita akan buat forum group discussion. Toh sebetulnya soal sosialiasi bukanlah hal yang urgent. Sebab Pertalite ini tidak berhubungan atau seperti Premium yang disubsidi Pemerintah,” katanya. Masih menurutnya, dikarenakan bukan tertolong BBM bersubsidi, maka hal ini menjadi kebijakan yang sepenuhnya menjadi milik Pertamina.
“Pertalite merupakan produk yang murni komersil, sehingga mekanisme penjualan dan teknisnya menjadi kewenangan Pertamina,” imbuhnya lagi. Termasuk juga soal distribusi, Pertamina berperan sebagai distributor tunggal. “Distribusi sedang kita siapkan.
Seperti dibicarakan sebelumnya, pertama kali akan difokuskan pada wilayah Jakarta Pusat terlebih dahulu,” lanjut wanita kelahiran Cirebon, 38 tahun lalu ini.
Standar Mutu dari Dirjen Migas
Pertalite ditegaskan merupakan BBM jenis baru. Artinya jika tahun 1990-an pernah ada BBM bernama Premix dengan RON 92 yang pernah dirilis Pertamina. Berdasarkan Keputusan Dirjen Minyak dan Gas Bumi No 313.K/10/DJM.T/2013 tentang Standar dan Mutu Bahan Bakar Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri harus sesuai standar, yakni:
1. Angka Oktana Riset (RON) 90,0.
2. Stabilitas oksidasi minimal 360 menit.
3. Kandungan sulfur maksimal 0,05% m/m setara dengan 500 ppm.
4. Tidak boleh mengandung timbal.
5. Tidak ada kandungan logam (mangan dan besi).
6. Kandungan oksiden maksimal 2,7% m/m.
7. Distilasi 10% penguapan maksimal 74 derajat celsius, titik didih akhir maksimal 215 derajat celsius.
8. Residu maksimal 2,0%.
9. Sedimen 1 mg/liter.
10. Sulfus Mercaptan maksimal 0,002% massa setara dengan 20 ppm.
11. Unwashed gum maksimal 70 mg/100 ml.
12. Washed gum maksimal maksimal 5 mg/ 100 ml.
13. Berat jenis pada suhu 15 derajat celsius minimal 715 kg/m3 maksimal 770 kg/m3.
14. Penampilan visual jernih dan terang.
15. Berwarna hijau.
16. Kandungan pewarna maksimal 0,13 gram/100 liter.
Tanggapan Pakar Perminyakan
Marwan Batubara, selaku Direktur Indonesian Resources Studies (IRESS) memberikan dukungan kepada Pertamina. "Saya kira itu produk nonsubsidi. Kalau dipertimbangkan secara bisnis menguntungkan dan bagi masyarakat tidak dirugikan maka saya dukung," ungkap Marwan, ketika dihubungi (4/5).
Adanya Pertalite menurut Marwan dapat menjadi alternatif bagi konsumen. "Terlebih jika ada wacana penghapusan Premium dalam jangka panjang. Maka Pertalite bisa menjadi alternatif, karena posisinya berada ditengah-tengah (antara Premium dan Pertamax) dari sisi harga dan kualitas," lanjutnya.
Masih menurut Marwan, masalahnya tinggal bagaimana caranya untuk mensosialisasikan. "Sebelum diresmikan, Pertamina harus membicarakannya dengan dewan komisaris yang juga didalamnya ada Pemerintah. Sebab produk ini merupakan kebijakan strategis. Setelah itu baru sosialisasi secara masif agar tidak menimbulkan polemik dan resistansi dari masyarakat," tuturnya lagi.
Tanggapan Komunitas
Sebagai user, komunitas otomotif tentunya patut dimintakan pendapatnya. Berikut ini tanggapan mereka. •
1. Andi Ketua Umum Axic mengatakan. “Jika memang sosialisasi dari Pertamina masih terlambat sampai hari ini saya selaku pengguna BBM pastinya belum begitu yakin akan adanya Pertalite ini.”
2. Yogas Erlangga, Pengurus Honda Jazz Fit Club. “Kalau memang bertujuan untuk go green dan sebagai barometer Saya setuju saja, tapi jika dengan adanya pertalite ini malah akan menurunkan nilai jual segala aspek yang berhubungan dengan BBM maka saya tidak setuju.”
3. Alex, Pengurus Swift Club Indonesia. “Saya setuju jika memang Pertalite ini adalah program yang membantu Pemerintah, namun jika sampai harus menghapus salah satu BBM antara Premium atau Pertamax jelas tidak setuju.”
4. Herman, Ketua Umum Toyota Kijang Club Indonesia. “Tidak ada masalah kalau saja memang benar membuat kendaraan lebih irit, dan lebih baik sesuai dengan keterangan kadar oktan. Serta mempunyai nilai harga yang ekonomis.”
5. Pujiono Wahyu Hadi, Penasehat Karimun Club Indonesia. “Saya berharap jika memang benar akan segera diluncurkan Pertalite semoga dalam segi pendistribusian dapat dirasakan secara merata, dan jika sudah benar pendistribusiannya Saya setuju dan siap beralih dari premium ke Pertalite.”
6. Budi, Ketua Umum Jakarta Satria Club. “Sebenarnya saya berada antara setuju dan tidak setuju dikarenakan sampai detik ini saja sosialisasinya masih terbilang lambat, apalagi saya sebagai pemakai BBM kompetitor pertamina, namun jika memang benar bahwa pertalite ada di atas kadar oktan Premium dan harganya hanya sedikit perbedaanya pastinya setuju.”
Gaikindo Mendukung
Dikonfirmasi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mendukung rencana PT Pertamina Persero meluncurkan Pertalite, dengan kadar Ron 90. "Gaikindo sih mendukung saja selama sosialisasinya jelas, kapan ini sampai ke masyarakat.
Produk-produk Gaikindo sekarang sebetulnya sudah siap sampai dengan Ron 92 kok," tegas Sudirman Manan Rusdi, Ketua Umum Gaikindo, saat ditemui (30/4). Justru dengan adanya Pertalite RON 90 maka konsumen memiliki pilihan, serta memberi keuntungan makin baiknya kualitas dari BBM yang dikonsumsi kendaraan, maka meningkatkan efisiensi BBM.
"Saat ini arah produksi kendaraan sudah ke sana (efisiensi). Tentu ini harus didukung dengan bahan bakar yang juga kualitasnya baik. Di luar sana (Eropa) kan sudah Euro 4, di sini baru Euro 2," katanya lagi.