Jakarta - Tanpa adanya antena, niscaya hanya akan ada suara kresek…kresek saja yang terdengar di speaker. Atau kalau pada televisi, maka yang bisa dinikmati paling ‘semut tawuran’.
Pasalnya sinyal radio maupun televisi yang dipancarkan dari pemancar terdekat, enggak bisa tertangkap langsung oleh perangkat yang ada di dalam mobil tersebut. Tugas antena men-decode sinyal-sinyal tersebut menjadi suara dan gambar untuk radio juga televisi.
Walau namanya cuma 1, yakni antena, tapi jenisnya ada beberapa macam. Enggak hanya itu, ada antena-antena yang memang diproduksi untuk mobil-mobil standar keluaran pabrik.
Namun bagi mereka yang enggak ingin pakai barang standar pabrik, banyak toko audio atau aksesori mobil yang menyediakan produk aftermarket. Berikut antena-antena yang sinyalnya ditangkap oleh redaksi. • (otomotifnety.com)
ANTENA DIGITAL
Saat bertanya soal antena jenis ini, maka para pedagang audio atau aksesori akan balik bertanya. Digital yang seperti apa? Pertanyaan itu timbul karena di benak mereka enggak pernah ada antena seperti itu.
“Kecuali yang jadi satu dengan paket televisi digital. Untuk antena yang satu itu, tentunya enggak dijual terpisah,” kata Rahmat dari Audiomobil Indonesia di Mega Glodok Kemayoran (MGK), Jakpus.
Kalau antena biasa yang dianggap keampuhannya mirip antena digital, maka mereka akan menawarkan model yang sepintas enggak seperti perangkat pada umumnya. Hanya ada kotak hitam kecil bertuliskan Digital TV/FM Antenna dan plastik yang desainnya mirip antena.
“Antena model seperti ini harganya bisa sampai Rp 150 ribu. Penempatannya ada di dalam mobil, tepatnya di kaca depan,” jelas Feby dari E-Audio di MGK.
Lebih lanjut Feby menjelaskan bahwa antena model seperti ini enggak compatible dengan kaca film tertentu. Contoh yang diberikan adalah kaca film yang mengandung bahan logam, pasalnya dapat menghalagi sinyal yang ditangkap oleh antena. •
ANTENA ATAP
Jenis antena yang paling umum ditemui adalah antena yang terletak di atap, bentuknya macam-macam. “Ada beberapa model antena yang terdapat di atap mobil modern, seperti model fixed yang berbentuk pentul dan sirip hiu,” terang Suryo, Service Advisor dari Honda Permata Hijau.
Bagi yang masih pakai model tarik, seperti Toyota Avanza generasi awal atau Suzuki APV dan Karimun Wagon R, mesti waspada nih jangan sampai ditarik terlalu panjang. Bukan soal kualitas suara, namun kalau melewati rintangan seperti portal atau pohon, ada potensi antena model ini nyangkut. Kalau sudah kejadian, siapkan saja dana sekitar Rp 200 ribu untuk menggantinya.
Kemudian ada juga yang model fixed. Sesuai namanya, antena jenis ini enggak perlu diatur lagi tinggi rendahnya. Tapi untuk beberapa kendaraan seperti Honda Jazz generasi pertama dan Nissan X-Trail, masih bisa diatur arah antena agar tidak terlalu tinggi. Posisinya bisa di atas kaca depan, walau ada juga yang diletakkan di bagian belakang seperti Honda Freed atau VW Polo.
Semakin meminimalisir antena jenis fixed tersangkut. Kini pabrikan merancang model antena yang bentuknya seperti sirip hiu. Fungsinya sama saja, hanya desainnya lebih ringkas. Contohnya lihat saja Honda HR-V dan BMW.
Hasilnya, antena sirip hiu aftermarket pun ikut menjamur, untuk mengakomodir pengguna mobil berantena fixed yang ingin tampil beda. Di pasaran, harganya bervariasi, mulai dari Rp 125 ribu sampai dengan Rp 400 ribu, tergantung kualitas. Pemasangan juga mudah, tinggal copot antena standar lalu sambung kabelnya dan pasang antena sirip hiu. Selain praktis, penampilannya juga lebih sip dipandang. •
ANTENA PRINTED GLASS
Semakin berkembangnya teknologi di dunia otomotif, antena pada kendaraan juga mengalami perubahan teknologi dan bentuk. Ada yang menarik dari sekian banyak model antena mobil, yaitu printed glass antenna. Model tersebut diaplikasikan ke salah satu kendaraan niaga yaitu Toyota Kijang Innova tipe V.
“Fungsinya sama saja seperti antena teleskopik yang digunakan kendaraan pada umumnya,” jelas Dadi Hendriadi, General Manager Technical Service Division Head, PT Toyota Astra Motor. Yang membedakan adalah, antena printed ini berada di kaca samping belakang bagian dalam, berbentuk garis yang menyerupai defogger.
Masalah perawatan, peranti gelombang radio tersebut tidak perlu medapatkan perhatian khusus. Hanya butuh perhatian kalau ingin mengganti kaca film. Kalau sudah ada elemen yang putus, sebenarnya dapat di-repair dengan cairan khusus yang dapat dilakukan mekanik bengkel resmi Toyota. "Tapi dianjurkan untuk mengganti kaca bila sudah terlanjur rusak," tutur Dadi. Di samping modelnya yang simple, antena ini memiliki daya tahan yang lebih kuat dibanding antena model lain, karena letanya ada di dalam interior. •
ANTENA MOTORIZED
Dibandingkan jenis lainnya, antena motorized memiliki paling banyak bagian. Wujudnya tak terlihat ketika mesin mobil maupun head unit (HU) dalam kondisi mati dan baru akan muncul perlahan saat mesin atau HU menyala.
“Jenis ini jelas tidak efisien, karena menggunakan motor dan harus naik turun setiap kali dinyala-matikan sehingga pasti butuh perawatan,” jelas Boyke, Sales dan Marketing Manager PT. Izigo Pratama yang menjadi distributor Blaupunkt di Indonesia.
Boyke juga mengatakan, antena motorized ini masih berupa pasif, atau tidak diberikan daya tambahan yang menguatkan sinyal yang dipancarkan atau yang ditangkap. Karena itu, antena harus dipanjangkan untuk menguatkannya.
Karena identik dengan kemewahan, jenis ini biasaya ditemukan di mobil-mobil mewah lawas, seperti di Mercedes 190E dan BMW E30, dulu lebih dikenal dengan sebutan Hirschmann Power Antenna. Namun di awal tahun 2000, beberapa mobil Korea juga mengadaptasinya, seperti Hyundai Elantra dan kemudian diikuti Hyundai Avega tahun 2007 pun masih menggunakannya. •
PERAWATAN ANTENA MOTORIZED
Komponennya terdiri dari sebuah motor listrik, gir utama, kabel nylon dan pipa antena. Semua ini kecual pipa antenanya bersembunyi di housing yang ada di dalam bodi, termasuk pengatur elektroniknya. Karena adanya kehadian gir yang berputar dan membutuhkan pelumasan, sudah pasti dibutuhkan perawatan. “Antena ini ada girnya, jadi sudah pasti suatu saat minyaknya habis, harus dilumasi lagi,” tambah Boyke.
Hal ini biasanya berlaku di negara yang memiliki musim dingin, karena membuatnya lebih cepet seret. Namun kondisi Indonesia yang cenderung padat, panas dan berdebu juga membutuhkan perawatan, karena debu cenderung masuk ke sela-sela dengan cepat.
Bila dapat menemukan housing-nya, maka perawatan pun dapat dilakukan sendiri. Cukup buka cover-nya, lalu secara perlahan ulur kabel nylonnya dan kemudian berikan pelumasan menggunakan gemuk di gir. Jika gir sudah tumpul dan menyebabkan antena sulit memanjang, lebih baik diganti dengan komponen baru.
Antena jenis ini juga harus dimasukkan saat melewati mesin cuci mobil robotik, karena dapat membengkokkan antenanya. Bila pipa antena bengkok maupun patah, pengganti untuk milik Mercedes-Benz biasanya berkisar di Rp 1 jutaan. Sedangkan pengganian seluruh modul membutuhkan Rp 2 juta hingga Rp 3 jutaan •