Wacana muncul akibat tingkat kemacetan yang sudah tidak mengenal waktu di Jakarta
Jakarta - Pemprov (Pemerintah Provinsi)DKI Jakarta berniat membatasi usia kendaraan yang beredar di Ibukota, maksimal usianya 10 tahun yang dihitung berdasarkan tahun perakitan. Wacana ini muncul dari itikad Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja ‘Ahok’ Purnama, dalam mengurai kemacetan dengan mengurangi populasi mobil-mobil yang usianya lebih dari 10 tahun. Ada yang bilang masih DKI Jakarta belum siap. “Masih prematur mestinya angkutan umum dulu yang diprioritaskan, busnya dulu diadakan, busway diperbaiki,” tegas Darmaningtyas, pria yang dikenal sebagai pengurus Masyakat Transportasi Indonesia (MTI).
Dikonfirmasi mengenai pemberlakuan aturan pembatasan usia ini, Ahok mengatakan bahwa mekanismenya sedang dibahas. “Itu masih dikaji. Harusnya lebih dari 10 tahun, kalau kamu masih mau pake (mobil berusia lebih dari 10 tahun) pajaknya lebih mahal. Hitungannya sama seperti mobil mewah,” papar Ahok, ditemui di Balai Kota 19/01.
Terkait detail pelaksanaannya, Ahok masih belum tahu persis. Namun secara konsep, Ahok mengatakan pembatasan yang dikasud bukan berarti melarang sama sekali. Tetapi dengan mengenakan pajak tinggi kepada pemilik mobil berusia lebih dari 10 tahun. “Kalau kamu pelihara mobil tua berarti skala ekonomi kamu sudah lebih tinggi,” lanjut Ahok.
Langkah ini diambil sebagai upaya mengurai kemacetan. Namun justru menjadi tidak populis sebab terkesan diskriminasi. “Itu salah satu cara mengurangi jumlah mobil sebetulnya, tapi semua itu tidak bisa dilakukan kalau jumlah busnya belum cukup. Kalau busnya sudah cukup maka salah satu maunya kita itu,” sambungnya lagi.
Lantas bagaimana dengan mobil-mobil yang masuk kategori tersebut berasal dari daerah yang memasuki Jakarta? “Nah itu yang kita lagi pertimbangkan sama kaya ERP (Electronic Road Pricing) juga. Mungkin nanti mobil masuk dari daerah enggak ada OBU (On Board Unit) maka enggak bisa masuk, maka mesti pasang,” jawabnya, seraya bilang ERP diperkirakan akan molor yang diakibatkan proses lelangnya terlalu banyak masalah.
Wah, terus mana yang jadi prioritas pak? “ERP dulu, kalau pembatasan usia kendaraan masih dibahas, kemungkinan 2017. Intinya kita mau transportasi massal,” tambah Ahok, sambil berlalu meninggalkan Balai Kota DKI Jakarta. •(otomotifnet.com)
Transportasi umum benahi dulu!
Masyakat Transportasi Indonesia
“Jika menilik kota-kota besar dunia, semisal Singapura, Tokyo dan Beijing, memang telah diberlakukan pembatasan usia kendaraan. Namun disana transportasi massalnya telah memadai, sehingga warganya pun dimudahkan serta nyaman menggunakan kendaraan umum. “Iya, lebih baik transportasi umumnya dulu dibenahi. Tingkatkan sarana dan standar pelayanannya.”
“Sekarang ini kinerja Transjakarta menurun. Hal ini dibuktikan berdasarkan fakta bahwa jumlah penumpang busway menurun dibanding 2013. Itu berarti masyarakat tidak puas dengan sarana dan pelayanan Transjakarta.”
GAIKINDO
Budi Prasetyo Susilo Senior Advisor Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia)
Pembatasan kendaraan di Jakarta memang sudah sangat perlu. Mengingat tingkat traveling unit/time- nya sudah sangat tinggi. Density sudah tidak mengenal waktu. Bisa dibilang setiap hari di Jakarta macet dimana-mana. Akibatnya konsumsi energi jadi terbuang percuma. “Dengan melakukan pembatasan umur kendaraan bisa mengurangi tingkat kepadatan. Kalau umur 10 tahun ke atas dibatasi, bisa mengurangi density sekitar 40% di Jakarta,” ungkap Budi.
Efeknya selain berkurangnya jumlah kendaraan di jalan-jalan. Industri juga akan berkembang. Karena otomatis penjualan mobil baru akan meningkat. Untuk umur 10 tahun sudah tepat, karena melihat tingkat pendapatan perkapita di Jakarta saat ini. Jika GDP (Gross Domestic Product) naik maka bisa jadi umur mobilnya dibuat jadi 5 tahun. “Jadi tergantung sama pendapatan masyarakatnya. Jika semakin makmur kaya seperti di Singapura dan Jepang, umur mobil bisa lebih muda yang dibatasi,” lanjut Budi seraya menambahkan peraturan ini bisa diterapkan pada kota-kota yang makmur di Indonesia lainnya.
Untuk peraturannya bisa dengan memberikan pajak lebih mahal buat mobil di atas 10 tahun. “Atau dengan memusnahkan mobil lama dan memberikan insentif buat beli mobil baru.”
Tanggapan Perusahaan AsuransiLaurentius Iwan Pranoto
Manajer Komunikasi dan Pemasaran PT Asuransi Astra Buana (Garda Oto)
“Tidak berdampak signifikan terhadap bisnis asuransi. Lantaran mayoritas klien asuransi, mobilnya jarang yang sampai 10 tahun. Asuransi hanya bisa cover maksimal 10 tahun, di atas itu paling Total Loss Only (TLO) maksimal 12 tahun.”
TANGGAPAN APM
Rahmat Samulo Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor
“Pembatasan mobil usia pakai mobil tidak serta merta terkait dengan peningkatan penjualan mobil baru. Banyak aspek yang perlu dilihat lagi.”
Maman Faturohman Marketing Communication Manager PT Isuzu Astra Motor Indonesia
“Masih merupakan wacana, banyak hal yang masih akan berkembang lebih lanjut. Namun membeli kendaraan sudah merupakan kebutuhan.”
LEMBAGA PEMBIAYAAN
Albertus Hendi Trianto Deputy Director Mandiri Tunas Finance
Tidak terlalu berdampak untuk mobil-mobil baru seperti LCGC mungkin ada kenaikan. Karena para pemilik mobil berumur 10 tahun lebih akan lebih condong membeli mobil baru dengan harga di kelas LCGC, tetapi angkanya juga tidak terlalu besar. Karena masih banyak pilihan mobkas dengan usia sekitar 5 tahunan dengan beragam harga,” ujarnya.
Jodjana Djody Chief Executive Officer Astra Credit Company (ACC)
“Ada kemungkinan pemilik mobil lama di atas 10 tahun akan switch ke mobil murah seperti LCGC atau low MPV. Sedangkan mobil bekasnya akan menyebar ke daerah-daerah lain yang belum menerapkan peraturan ini.”
BENGKEL RESMI
Edwin Pribadi Kepala Bengkel Tunas Toyota Hayam Wuruk Jakarta Pusat
Kunjungan mobil Toyota yang usianya di atas 10 tahun bisa dibilang minim. “Belum tentu dalam satu hari datang satu mobil,” ujarnya. Sejurus kemudian ia menerangkan kalaupun ada yang menyambangi bengkel resmi lebih banyak membutuhkan perawatan ringan.
Meskipun minim namun Edwin menyebutkan bahwa kalaupun ada mobil yang usianya di atas 10 tahun tidak akan jauh-jauh dari Toyota Kijang generasi LGX alias Kijang ‘Kapsul’. Selain itu ada Soluna dan Vios generasi pertama.
Mobil yang usianya di atas 10 tahun, menurut Edwin lagi, sudah mulai bergeser keluar wilayah Jabodetabek. “Sudah banyak yang keluar kota, kalaupun (masih) ada bengkel-bengkel umum juga sudah mampu memberikan service ataupun perbaikan.”
BENGKEL UMUM
Andi Chondang-Honda Clinic Duren Sawit
Menurut pria yang pernah bekerja di pabrik mesin mobil Honda ini soal pembatasan usia pakai mobil di Jakarta tidak banyak menimbulkan masalah baginya. Karena selama ini ia lebih sering menangani mobil yang usia pakainya di kisaran hingga 10 tahun.
“Mobil-mobil yang usia pakainya lebih tua sudah banyak yang keluar dari Jakarta,” sebutnya. Selain itu, menurut Andi yang berpraktik di kawasan Duren Sawit Jakarta Timur ini banyak anggota komunitas yang membuka bengkel rumahan untuk merawat mobil-mobil mereka sendiri.
Namun begitu, menurutnya perbedaan merawat mobil yang usianya di bawah ataupun di atas 10 tahun tidak banyak beda. “Kalau yang keluaran terbaru dengan banyak komponen elektronik, dengan peralatan servis yang kami miliki seperti engine scanner akan lebih cepat ketahuan komponen yang rusak,” akunya.
Ia pun menjelaskan bahwa dirinya tidak memberikan perbedaan biaya servis kalau menangani mobil yang usianya muda maupun yang tua. “Ambil contoh mengganti engine mounting, sudah hafal berapa lama waktu yang dibutuhkan antara mobil baru dan lama.”
PEDAGANG MOBKAS
Basuki pengelola showroom Karya Terbesar Motor, di Jl. Raya Pondok CabeTangerang Selatan
”Sampai saat ini belum ada pengaruh soal batas usia mobil 10 tahun di DKI Jakarta, kalau pun nantinya ada pengaruh kita akan jual mobil di bawah 10 tahun ke pinggiran Jakarta. Tetapi sekarang ini konsumen lebih banyak cari mobkas dibawah 5 tahun, mobil 10 tahun ke bawah hanya merek tertentu yang laris dijual seperti Toyota Avanza, Toyota Kijang Krista, Honda Stream, Totota All New Corolla.“
KOMUNITAS
Pada minggu kemarin (18/1) bertempat di Parkir Timur, Senayan, Jakarta, beberapa komunitas mobil berkumpul. Tujuannya untuk melakukan aksi damai kepada Gubernur DKI untuk tidak menerapkan peraturan tersebut.
“Kalau buat wacana harus smart dong, banyak masyarakat yang akan dirugikan. Katanya mau menjadikan anak negeri sebagai industri kreatif. Terus mau dikemanain tuh orang - orang yang jago ngetok mobil dari gepeng sampai bagus, tukang las, penjual onderdil, bengkel oprek pinggir jalan yang sering menangani mobil tua, toh kita juga bayar pajak juga kok,” tegas Amroe Wahyudi selaku kordinator acara sekaligus ketua Forum Komunikasi Komunitas dan klub Otomotif (FK30).
Deddy FFT dari Toyota Kijang Club Indonesia (TKCI).
Deddy FFT menyetujui sistem baru meski masih meragukan kelancaran wacana tersebut. “Secara sistem saya setuju, asal memang tegas dan tidak melenceng. Tetapi untuk kemungkinan kecil kayaknya, tidak akan berjalan lancar,” ucap Deddy.
Pujiono Wahyuhadi, Karimun ClUB
“Indonesia masih belum siap, berbeda dengan negara lain yang sudah mempuyai sistem yang baik untuk mengatasi pembatasan kendaraan”, ujar Pria yang bergabung dalam Club Karimun sebagai penasihat ini.
Pengguna Karimun tahun 2000 ini menyarankan agarPemprov mencari upaya lain untuk membatasi usia kendaraan. “Harusnya Pemprov itu mengurangi produksi mobil baru, atau memberlakukan persyaratan khusus untuk kendaraan di bawah 10 tahun agar tidak perlu membeli mobil baru”, ucapnya.
METODOLOGI SURVEI
Survei dilakukan kepada masyarakat pengguna kendaraan bermotor di 4 kota besar Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya)
Survei melalui wawancara tatap muka diselenggarakan oleh Litbang OTOMOTIF dalam kurun waktu Agustus – September 2014 terhadap 1,012 responden pengguna kendaraan bermotor minimal usia 18 tahun dipilih secara purposif. Responden adalah Laki-Laki, SES A & B.