Termas de Rio Hondo – Keberhasilan Valentino Rossi menekuk Marc Marquez untuk menjuarai GP Argentina, sebenarnya sudah dibaca oleh jura dunia MotoGP 7 kali itu sebelum start.
Rossi memenangkan seri ketiga MotoGP di sirkuit Termas de Rio Hondo lewat aksi mendebarkan. Pembalap Yamaha itu bertarung sengit di dua lap terakhir dengan Marquez, juara dunia bertahan yang juga pemenang GP Argentina tahun lalu.
Rossi yang start dari posisi delapan mampu menyodok sejak lap ketiga, yang kemudian pelan-pelan menyalip para pesaing di depannya.
Hingga di lap 11 dari 25 lap yang harus ditempuh, Rossi berada di posisi kedua di belakang Marquez. Sejak itulah Vale, panggilannya, memburu pembalap Honda bernomor 93 itu.
Puncaknya di lap 24, keduanya salip-salipan dan bersenggolan yang mengakibatkan Marquez jatuh.
“Ini kemenangan hebat, kami membuat keputusan tepat start menggunakan ban ekstrakeras. Ketika saya lihat Marc start dengan ban bertanda merah (keras), saya tahu dia akan coba berpacu di awal lomba,” kata Vale.
Ia menceritakan pejuangannya mengejar Marquez. “Saya berada di belakamg Marc yang memimpin empat detik. Saya tahu balapan masih panjang, saya tahu dia akan mengalami kesulitan,” jelasnya.
“Saya kejar lap demi lap, saya lihat dia semakin dekat. Saya menyusul dia, dia menyentuh saya di tikungan, kemudian menyentuh saya lagi saat saya berakselerasi. Saya pikir dia membuat kesalahan dan ia jatuh,” sambung Rossi.
Ia menyebut itu bisa menjadi pertarungan hebat di lap terakhir. “Dalam tiga balapan kami telah menunjukkan kami bisa kompetitif di manapun dan berebut gelar juara,” tuturnya.
Tak salah jika Rossi dijuluki The Doctor. Karena bisa menganalisis lawan sebelum lomba, mengatur irama permainan dalam lomba dengan menyalip lawannya satu per satu, hingga menanti waktu yang tepat untuk berada di depan.
Direktur tim Yamaha, Massimo Meregalli memuji penampilan Velntino yang luar biasa dan menyebut balapan itu tidak akan dilupakan timnya. (otosport.otomotifnet.com)