Skuad Mercedes tampil dominan di putaran kedua F1 yang berlangsung di trek Sepang, Malaysia (30/3)
dengan Lewis Hamilton keluar sebagai kampiunnya.
Tak kepalang tanggung Lewis Hamilton menorehkan grand slam di mana dia mengukir pole position, juara, fastest lap dan mendominasi total seluruh balapan yang berlangsung 56 putaran. Bahkan sampai dirinya mengaku sangat senang memenangi seri F1 di trek berjarak 5,543 km itu. Pasalnya sejak dirinya melakoni debut di ajang single seater paling bergengsi di muka bumi pada 2007, Lewis sekalipun belum pernah mengantungi kemenangan di trek Sepang tersebut. Bisa dikatakan Sepang seolah angker bagi Hamilton."Butuh 8 tahun lamanya untuk bisa mecicipi seperti apa menang di Sepang. Sungguh menyenangkan dan semua ini berkat mobil yang mantap plus dukungan seluruh tim yang solid," celoteh pembalap bernomor start 44 itu.
Penantian sewindu pun akhirnya terpecahkan dan Lewis akhirnya bisa menjuarai F1 di sirkuit Sepang, Malaysia. Apakah pertanda tren positif bagi Lewis Hamilton? Bisa ya dan bisa saja tidak.
Lewis Hamilton butuh 8 tahun lamanya untuk bisa memenangi seri F1 di Sepang sejak debutnya di 2007 lampau.
MENANG MESIN
Kelebihan skuad Mercedes di musim ini adalah sokongan mesin komplet, termasuk ERS (MGU-K dan MGU-H) serta perangkat turbonya. Tak kepalang tanggung dan ditunjukkan secara tegas di mana Lewis Hamilton mampu meninggalkan rival terberatnya Sebastian Vettel dengan selisih terbentang 24,534 detik. Padahal, juara dunia 4 kali asal skuad Red Bull Racing itu sempat memberikan perlawanan terhadap rekans setim Lewis Hamilton, Nico Rosberg, untuk bisa mengambil posisi runner-up.
Lewis & Nico finish 1-2 ingatkan prestasi serupa di F1 Italia 1955 yang dibukukan Fangio & Taruffi
Ternyata kelebihan Merc di sektor dapur pacu memang tegas-tegas diakui kampiun di F1 Sepang, Lewis Hamilton. "Memang dominasi Mercedes di dua seri beruntun karena keunggulan di sektor mesin. Skuad Red Bull begitu lincahnya melahap tikungan demi tikungan dan jika Red Bull sudah menemukan formula apik terkait mesin, maka mereka bisa saja mengalahkan kami," ujar Lewis waspada.
Apa yang dikatakan Lewis diamini oleh Dr. Helmut Marko selaku penasihat skuad Red Bull. Pria Austria itu menyalahkan engine supplier Renault di mana mesin Renault Energy F1 2014 menjadi penghambat Red Bull untuk bisa tampil sebaik musim lalu. Telak-telak Marko menyalahkan performa mesin yang sudah berkolaborasi sejak 2007 silam itu. "Tak mungkin mengganti mesin Renault musim ini ke mesin yang lebih kuat. Dengan mobil kalah 80 daya kuda dari lawan sulit untuk bisa mengalahkannya," protes Marko.
Sebastian Vettel finish ketiga, Helmut Marko kritik pedas Renault dianggap biang keladi buruknya performa Vettel.
Teriakan dan komplain Helmut Marko terhadap Renault menjadi perwakilan bagi skuad yang mengandalkan mesin bikinan Prancis itu.
Jika Renault mampu mengatasi kendala terkait daya tahan dan performa mesin, maka skuad bermesin Mercedes patut waspada. Nah apakah Renault segera bisa melakukan pembenahan itu? Jika tidak maka tak menutup kemungkinan Mercedes bakal kembali jadi pemenang di seri-seri berikutnya. (otosport.co.id)