Hal ini mengingat masalah pada tujuh mobil bermesin Renault yang gugur di seri pertama Melbourne. Paling kentara yang terjadi pada Sebastian Vettel, juara dunia F1 2013 itu bahkan tidak bisa menyelesaikan lebih dari 3 lap.
Daniel Ricciardo yang mampu bertahan di posisi dua, meski kemudian kena diskualifikasi. Selain itu, hanya Jean-Eric Vergne yang duduk di posisi 8. Hal ini adalah indikasi meisn Renault belum setangguh Mercedes maupun Ferrari.
"Kami memiliki beberapa masalah pada mobil-mobil di Melbourne tetapi kami telah menelaah masalah itu di mesin dyno di Viry. Sebagian besar teratasai dan sisanya tetap akan terkontrol pada hari Jumat di Sepang," lanjut Remi.
"Sementara kami mengantisipasi masalah lain yang bisa terjadi, kami bisa lebih cepat bereaksi untuk meminimalisir dampaknya. Sepang adalah salah satu sirkuit di mana kebutuhan teknis bisa berubah dengan regulasi yang baru ini. Pada era V8, sirkuit ini berada di tengah-tengah tabel tantangan buat mesin namun sekarang menjadi salah satu balap paling tangguh sepanjang tahun," paparnya.
Beratnya balap di Sepang disebut Remi berhubungan dengan temperatur dan kelembaban di sana.
"Dari enam komponen dari Power Unit, mesin pembakaran dalam yang akan menerima tekanan terbesar di Malaysia. Kelembaban di Sepang membuatnya sedikit lebih mudah buat mesin normally aspirated (tanpa turbo, Red) karena tenaga akan turun karena kandungan air di dalam udara. Hal ini berarti kami bisa mengambil perbedaan dari dampak pada dua trek lurus. Tahun ini kami tidak bisa mendapat keuntungan itu. Dengan mesin turbo, air intake selalu dikontrol bagaimanapun kondisi lingkungan sekitar, jadi kedua trek lurus itu bisa menyiksa mesin. Hasilnya, sirkuit Sepang akan tanpa ampun sebanyak dua kali saat mesin digeber penuh, dengan turbo berkitir sampai sekitar 100.000 rpm selama lebih dari 10 detik," ulasnya. (otosport.co.id)