Ajang balap Scooter Prix (SP) 2014 di Sirkuit Karting Sentul pada Minggu (4/5), terasa berbeda dari event balap lokal yang ada selama ini, bahkan mirip hajatankonser dan pentas seni musik, alias pensi. Apa pasal?
"Ini event balap perdana kami. Biasanya kami menggelar konser musik. Terakhir, kami sukses mendatangkan Metallica ke Jakarta beberapa waktu lalu," ujar Priam Susetyo, Project Director Scooter Prix.
Yup, dari pantauan langsung OTOMOTIFNET.COM, pengunjung SP 2014 diharuskan mengantri tiket dengan banderol Rp 40 ribu. Harga tiket balap lokal balap termahal jika dibandingkan Indoprix (Rp 25 ribu), IRS (gratis) atau balap mobil ISOM (gratis).
Pagar penghalang penonton, justru mubazir
Lalu dari sisi pengamanan, ada pagar tinggi ala konser musik menjadi penghalang penonton dan trek. Meskipun terdengar aman, namun nyatanya di lapangan, hal tersebut dirasa menghalangi interaksi pembalap dan penonton yang lumrah di tiap balap motor. Alhasil, penonton justru meluber keluar pagar. Bahkan akses mobil ambulans ke sirkuit juga terhalang pagar tersebut. Waduh!
Padahal, menurut panitia alasan penggunaan pagar yang agak 'lebay' ini demi keselamatan penonton juga. "Penggunaan pagar lebih dari unsur safety. Kami sempat mengamati lomba gokart. Agak ngeri melihat sisi safety di sana. Tapi memang penonton balap belum terbiasa akan hal ini. Jika dibandingkan sisi pengamanan konser musik. Ini belum apa-apa," jelas Priam.
Penonton meluber di ban pengaman sirkuit sisi luar yang berbahaya
Selain itu, yang menjadi keluhan penonton adalah tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman di tribun.
"Biasanya tiap event balap boleh membawa makanan atau minuman dan banyak pedagang asongan. Tapi kali ini jarang. Penjual makan juga jauh di depan. Kalau ditinggal, tempat duduk dipastikan diisi orang lain karena tak ada penomoran bangku seperti pertandingan bola di tiket masuk," keluh Sunarto, penonton dari Jakarta yang membawa dua anaknya.
Soal ini, Priam mengungkap jika pihaknya hanya ingin menghargai tenant. "Kami ingin menjaga agar tenant penjual makanan dan minuman tetap banyak pembeli."
Toh, beberapa hal tersebut tertutup dengan serunya balapan yang digelar. Selain deru mesin Vespa 2-Tak atau hadirnya Vespa anyar sekelas LX dan Primavera yang langka di event balap nasional, ajang ini juga disesaki 215 peserta.
Tapi urusan kemasan event, tampaknya panitia dari SP Production merasa puas. "Ke depannya, standar event sekelas konser ini akan tetap kami pertahankan," pungkas pria ramah ini. Ehm, iya deh. (otosport.co.id)
"Ini event balap perdana kami. Biasanya kami menggelar konser musik. Terakhir, kami sukses mendatangkan Metallica ke Jakarta beberapa waktu lalu," ujar Priam Susetyo, Project Director Scooter Prix.
Yup, dari pantauan langsung OTOMOTIFNET.COM, pengunjung SP 2014 diharuskan mengantri tiket dengan banderol Rp 40 ribu. Harga tiket balap lokal balap termahal jika dibandingkan Indoprix (Rp 25 ribu), IRS (gratis) atau balap mobil ISOM (gratis).
Pagar penghalang penonton, justru mubazir
Padahal, menurut panitia alasan penggunaan pagar yang agak 'lebay' ini demi keselamatan penonton juga. "Penggunaan pagar lebih dari unsur safety. Kami sempat mengamati lomba gokart. Agak ngeri melihat sisi safety di sana. Tapi memang penonton balap belum terbiasa akan hal ini. Jika dibandingkan sisi pengamanan konser musik. Ini belum apa-apa," jelas Priam.
Penonton meluber di ban pengaman sirkuit sisi luar yang berbahaya
"Biasanya tiap event balap boleh membawa makanan atau minuman dan banyak pedagang asongan. Tapi kali ini jarang. Penjual makan juga jauh di depan. Kalau ditinggal, tempat duduk dipastikan diisi orang lain karena tak ada penomoran bangku seperti pertandingan bola di tiket masuk," keluh Sunarto, penonton dari Jakarta yang membawa dua anaknya.
Soal ini, Priam mengungkap jika pihaknya hanya ingin menghargai tenant. "Kami ingin menjaga agar tenant penjual makanan dan minuman tetap banyak pembeli."
Toh, beberapa hal tersebut tertutup dengan serunya balapan yang digelar. Selain deru mesin Vespa 2-Tak atau hadirnya Vespa anyar sekelas LX dan Primavera yang langka di event balap nasional, ajang ini juga disesaki 215 peserta.
Tapi urusan kemasan event, tampaknya panitia dari SP Production merasa puas. "Ke depannya, standar event sekelas konser ini akan tetap kami pertahankan," pungkas pria ramah ini. Ehm, iya deh. (otosport.co.id)