Kaleidoskop Balap Motor 2013 (Bagian-2)
Selasa, 31 Desember 2013 | 16:29 WIB
Banyak event, balap motor jadi tumpuan untuk berpromosi bagi banyak pabrikan. Namun seperti pernah diulas OTOMOTIF sebelumnya, sulit mencari hero dari ajang ini untuk dijadikan endorser kelas dunia.
Tapi bisa dimaklum karena memang ada banyak keterbatasan meski tak semestinya terjadi. Sebaliknya, di tengah banyak keterbatasan itu, ada banyak prestasi diraih. Beberapa peristiwa yang menonjol di tahun ini, terekam dalam ulasan berikut ini. (otosport.co.id)
Yamaha tak henti membuat berita. Setelah Valentino Rossi-Jorge Lorenzo merilis motor di Milan, lalu Rossi melaunching motor 250 baru di Jepang, giliran Lorenzo datang ke Tanah Air, Desember. Tepatnya di Yamaha Asean Cup Race. Kemeriahan acara ini jadi satu hal yang bakal diingat publik
Grand Motoprix, November. Sebenarnya ini gebrakan PP IMI di akhir tahun. Tetapi melihat jumlah dan niat peserta, event ini belum sepenuhnya menggebrak komunitas balap motor. Padahal tujuannya mendongkrak gengsi balap Motoprix. Maklum, juara Motoprix hanya jadi juara region, bukan juara nasional meski status eventnya kejuaraan nasional.
Sepi dari arena balap, Suzuki punya mainan sendiri yang tergabung dalam aktivasi mereka, Suzuki Mega Camp di 60 kota. Meski begitu, adu balap trek lurus enggak dihajat di semua kota. Pertama digelar di Cimahi, Jabar, Maret lalu.
Pertama kalinya Pertamax Plus mensupport balap motor dalam bentuk bahan bakar. Yakni OMR Honda (8 putaran), OMR Yamaha (9 event termasuk kejuaraan Asean), Indoprix (5 putaran) dan IRS (5 putaran). Jika rata-rata dipakai 1.500 liter per event, maka totalnya mencapai 40.500 liter untuk balap motor tahun ini.
Dunia drag bike Tanah Air terhentak dengan tewasnya dragbiker Dwi Prasetyo Warno atau dikenal sebagai Stevanus Nawir, di Semarang, September. Ia mengembuskan nafas terakhir di luar lomba saat tes motor. Di antara joki balap trek lurus, Nawir termasuk sosok dikenal. Kakaknya, Eko Chodok merupakan jawara drag bike.