Tak seperti seri sebelumnya yang berjalan adem ayem tanpa polemik. Hajatan Honda Jazz Speed Challenge putaran ke-3 yang berlangsung di sirkuit International Sentul, Bogor, Jabar minggu lalu (15/07), diwarnai sedikit intrik. Yakni soal peraturan pemakaian bahan bakar yang oktannya melebihi ketentuan.
Alhasil Fitra Eri (Honda Bandung Center) dan Roy Haryanto (HSC Gandasari OWS) harus start dari urutan paling belakang setelah angka oktan bahan bakar yang dipakainya, lebih dari yang sudah ditetapkan.
"OMR Jazz ini, jenis dan merek bahan bakar yang digunakan bebas. Namun angka oktan maksimalnya 95,0. Berhubung bahan bakar yang saya pakai oktannya kelebihan 0,2 dan BBM mobil Roy kelebihan 0,1, terkena hukuman tersebut," ujar Fitra.
Masih ujar pria yang start dari grid 15 dan berhasil finish ke 5 ini, "Yang sedikit bikin heran, BBM mobil Arya Setyaki oktannya enggak lebih dari 95,0. Padahal dia satu tim dengan saya serta bensin yang dipakai juga sama-sama dari satu SPBU," ungkap Fitra.
Begitu juga yang diungkapkan Roy Haryanto, "Dua mobil dari rekan satu tim saya (Andy Wibowo dan Renaldo), oktannya tidak melebihi ketentuan. Herannya cuma mobil saya yang berlebihan, padahal bensin mereka juga sama dengan yang saya pakai. Nah yang bikin tanda tanya besar, kenapa cuma saya dan Fitra yang alami hal ini, di mana poin kita berdua sementara berada di atas," beber Roy.
Masih ungkap pria yang berhasil finish ke 6 setelah start dari grid 16, "Tambah heran lagi, kenapa pengumuman soal hasil tes oktan bensin baru diumumkan 2 jam kemudian setelah sesi kualifikasi kelas kejurnas berlangsung. Padahal menurut saya setelah sesi kualifikasi OMR Jazz selesai, bisa langsung diumumkan tanpa harus menunggu kualifikasi kejurnas".
Roy pun makin heran, setelah mengajukan permohonan keberatan secara tertulis dan mengajukan uji ulang bensin, oleh pihak panitia enggak mendapat respon yang positif. "Saya jadi buruk sangka pada pihak panitia. Jangan-jangan ada salah satu tim yang dipihak oleh panitia agar poinnya tetap bagus. Kalau begini kan poin yang jadi taruhannya," keluhnya.
Alvin Bahar (Honda Racing Indonesia) mengungkapkan, "Menurut saya, biar persoalan seperti ini enggak terjadi dan lebih fair, pihak panitia yang menyediakan bahan bakar. Sehingga angka oktan-nya bisa seragam semua," ucap pria yang berhasil sabet podium ini.
Sedangkan yang berhasil tampil sebagai runner up pada kelas OMR Jazz ini adalah Renaldo P Koesoemo (HSC Gandasari OWS). Lalu disusul Sunny TS dari tim Bintang Sobo Eneos pada urutan ketiga. (otosport.co.id)
Alhasil Fitra Eri (Honda Bandung Center) dan Roy Haryanto (HSC Gandasari OWS) harus start dari urutan paling belakang setelah angka oktan bahan bakar yang dipakainya, lebih dari yang sudah ditetapkan.
"OMR Jazz ini, jenis dan merek bahan bakar yang digunakan bebas. Namun angka oktan maksimalnya 95,0. Berhubung bahan bakar yang saya pakai oktannya kelebihan 0,2 dan BBM mobil Roy kelebihan 0,1, terkena hukuman tersebut," ujar Fitra.
Masih ujar pria yang start dari grid 15 dan berhasil finish ke 5 ini, "Yang sedikit bikin heran, BBM mobil Arya Setyaki oktannya enggak lebih dari 95,0. Padahal dia satu tim dengan saya serta bensin yang dipakai juga sama-sama dari satu SPBU," ungkap Fitra.
Begitu juga yang diungkapkan Roy Haryanto, "Dua mobil dari rekan satu tim saya (Andy Wibowo dan Renaldo), oktannya tidak melebihi ketentuan. Herannya cuma mobil saya yang berlebihan, padahal bensin mereka juga sama dengan yang saya pakai. Nah yang bikin tanda tanya besar, kenapa cuma saya dan Fitra yang alami hal ini, di mana poin kita berdua sementara berada di atas," beber Roy.
Masih ungkap pria yang berhasil finish ke 6 setelah start dari grid 16, "Tambah heran lagi, kenapa pengumuman soal hasil tes oktan bensin baru diumumkan 2 jam kemudian setelah sesi kualifikasi kelas kejurnas berlangsung. Padahal menurut saya setelah sesi kualifikasi OMR Jazz selesai, bisa langsung diumumkan tanpa harus menunggu kualifikasi kejurnas".
Roy pun makin heran, setelah mengajukan permohonan keberatan secara tertulis dan mengajukan uji ulang bensin, oleh pihak panitia enggak mendapat respon yang positif. "Saya jadi buruk sangka pada pihak panitia. Jangan-jangan ada salah satu tim yang dipihak oleh panitia agar poinnya tetap bagus. Kalau begini kan poin yang jadi taruhannya," keluhnya.
Alvin Bahar (Honda Racing Indonesia) mengungkapkan, "Menurut saya, biar persoalan seperti ini enggak terjadi dan lebih fair, pihak panitia yang menyediakan bahan bakar. Sehingga angka oktan-nya bisa seragam semua," ucap pria yang berhasil sabet podium ini.
Sedangkan yang berhasil tampil sebagai runner up pada kelas OMR Jazz ini adalah Renaldo P Koesoemo (HSC Gandasari OWS). Lalu disusul Sunny TS dari tim Bintang Sobo Eneos pada urutan ketiga. (otosport.co.id)
Hasil Lomba
1. Alvin Bahar
2. Renaldo P
3. Sunny TS