TEKANAN ANGIN BAN
Bandar Lampung dan slalom, tentu naman GOR Saburai langsung terbersit di benak. Tetapi, kali ini, slalom pun dilaksanakan di Simpang Lungsir, sebuah jalan di pusat kota yang terkenal dengan penganan Keripik Pisang Cokelatnya.
"Di Saburai sedang ada acara lain, lantas bapak Walikota meminjamkan lahan ini untuk dipakai," jelas T Gunawan dari Genta Auto & Sport, selaku penyelenggara Kejurnas ke lima dari sepuluh seri yang diadakan tahun ini.
Namanya, jalan raya, tentu konturnya tak rata seperti lapangan parkir pada GOR. Karenanya kontur menurun dan menanjak pun menjadi ajang adu cepat melewati kun-kun ini menjadi tantangan tersendiri.
Tentunya, ada karakter dari tunggangan yang akan terasa berbeda dibandingkan jalan rata. "Saat menurun, tentu mobil jadi lebih meluncur, sedangkan ketika kembali ke arah berlawanan, akan terasa lebih berat," ujar Usman Adhie dari tim mekanik Toyota Team Indonesia.
Hal ini pun akan dirasakan oleh para peslalom yang langsung menyiasati sepenuhnya trek seperti ini. Bisa dengan memanfaatkan momentum dengan tak terlalu membejek kendaraan pada saat menurun dan tak melakukan switching berlebihan pada saat zig-zag melewati kun.
Terlebih, settingan angin ban pun menjadi salah satu kunci dari slalom ini. Apalagi karakter antara masing-masing peslalom dalam menggunakan mobilnya pun berbeda-beda sementara mobil yang digunakan hanya sebuah untuk beramai-ramai di tiap kelasnya.
Jadi, tekanan angin ban yang pas dengan masing-masing peslalom pun disesuaikan. "Saya masih belum menemukan settingan angin ban yang pas," tutur Demas Agil dari Toyota Team Indonesia.
Namun, menjelang penyisihan tampaknya settingan lebih pas bisa didapat. Sehingga ia pun terus mendapatkan waktu terbaiknya. Ada kesamaan di antara beberapa mobil yang digunakan seperti menentukan ban dengan beda traksi antara roda depan dan belakang.
"Untuk ban GT Radial, kami menggunakan SX2 di depan dan Champiro HPY di belakang," tutur Leonard Gozali, Brand Manager 4Wheels PT Gajah Tunggal Tbk. Tentu racikan ini dipakai untuk mobil berpenggerak roda depan yang memang traksi untuk bergerak ada di depan.
Sementara di belakang, agak lebih mudah ‘melempar' buritan traksi lebih rendah digunakan. Untuk mendukung kerja rem tangan yang memang hanya mengunci roda belakang saja. Trik ini digunakan saat sliding ketika melewati bundaran yang rapat saat melewati kun tunggal.
Di samping itu, gelaran Slalom ini tampak ramai, bahkan lebih ramai penontonnya dibandingkan ketika diadakan di pulau Jawa. Tentu, bisa jadi karena gelaran bertajuk Kejurnas Slalom ini memang jarang diadakan di luar pulau Jawa.
Sebuah wacana baru untuk menggelar seri Kejurnas Slalom di Sumatra. "Kemungkinan bisa saja digelar di Sumatra, seperti di Bengkulu atau di Kalimantan, asalkan tidak memberatkan bagi peserta Kejurnas," ungkap T Gunawan.
Apalagi, saat slalom ini diadakan, Walikota Bontang, Kalimantan Timur pun hadir. Melihat animo yang besar, kabarnya bapak Walikota tersebut menginginkan ada gelaran ini di kotanya. "Pak Walikota Bontang tadi menawarkan untuk diadakan gelaran ini," ujar lelaki yang juga kerap mengadakan Kejurnas Adventure Off-road itu. Ayo, Pak! Majukan Slalom Tanah Air. (otosport.co.id)
Hasil Lomba
KEJUARAAN UMUM
1. Dika CH
2.Adrianza Yunial
KEJUARAAN KELAS F
1. Demas Agil
2. Anggana OHP
3. Benard Yuwono
KEJUARAAN SEEDED 8
1. Anondo Eko
2. Raditya PA
3. Rizky TJ
KEJUARAAN PEMULA
1. Daus SCS
2. HA Rizky Prayoga
3. Benard Yuwono
KEJUARAAN WANITA
1. Alinka H
2. Nindya Swastika
3. Teni Lia Tania
4. Putri Ina Lestari
KEJUARAAN YARIS
1. Shanty Luntungan
2. Gatot IS
3. Asrul mubin
KEJUARAAN TEAM CLUB
1. HRVRT BGM HBM ACHILLES 1/04:19.631
2. Jangkar Miring Hiu/04:20.657
3. Achilles 1/04:21.066
KEJUARAAN TEAM CLUB F
1. TTI 46/04:18.092
2. Jangkar Miring Cobra/04:18.764
3. HRVRT BGM HBM ACHILLES 1/13:37.177
KEJUARAANKELAS A1
1. Adrianza Yunial
2. Herdiko Setya Putra
3. Anggana OHP
KEJUARAAN KELAS A2
1. Eddy Sadikin
2. Mario Claudio
3. Fadil Wijaya
KEJUARAAN KELAS A3
1. A. Pradipta F
2. Fadil Wijaya
3. Roy Tanga
KEJUARAAN KELAS A A SALON
1. A. Pradipta F
2. Eza Darma
3. Paul Izaak