Strategi ini diterapkan oleh tim Citroen di Special Stage (SS) 9, dimana pertarungan antara kedua pereli papan atas di kubu tim Citroen cukup ketat. Bahkan pertarungan mereka sudah dalam level membahayakan posisi masing-masing. Konsekuensinya pun cukup besar, Loeb yang sempat menabrak batu besar di SS9, nyaris terguling. Beruntung ia masih bisa mengontrol mobilnya dengan baik.
Strategi tersebut pun bisa dibilang berhasil, kendati Mikko Hirvonen harus mengalah untuk memberikan kemenangan bagi rekan setimnya.
“Saya sudah membicarakan hal ini dengan kedua kubu pereli kami. Mereka juga sudah sepakat, bahwa ini adalah solusi terbaik. Loeb nyaris kehilangan kesempatan meraih kemenangan di Argentina, ketika mengalami insiden di SS9. Kami tidak ingin kehilangan kesempatan untuk memenangi lomba di posisi 1-2. Sebab hal inilah yang terbaik bagi tim dan pereli kami,” papar Matton.
“Saya mengerti kondisi Mikko setelah di diskualifikasi di WRC Portugal. Tapi saya berharap ia bisa kembali ke podium tertinggi segera setelah dalam waktu terdekat,” imbuh Matton.
Loeb pun harus berterimakasih kepada tim. Bukan hanya karena tim berhasil mendiamkan sang Naga dari Finlandia (Hirvonen; red), namun juga karena ia berhasil meraih kemenangannya yang ke-7 di Argentina.
“Saya bertarung dengan sangat keras di SS9, namun Mikko merespon catatan lap tercepat saya dengan sangat baik. Hingga akhirnya saya tidak melihat batu besar dan menghantamnya, sehingga membuat mobil terangkat padahal tikungan sudah berada di depan mata. Beruntung mobil tidak rusak dan kami bisa melanjutkan pertarungan,” tutup Loeb.
Wah, pemberlakuan ‘team order di kubu Citroen WRT, semoga tidak berlanjut di seri mendatang. Pasalnya kondisi ini bisa membuat Mikko Hirvonen jengah dengan tindakan tim. Semoga saja tidak terjadi lagi! (otosport.co.id)