Dijadwalkan mengaspal akhir April 2012 mendatang, Jakarta Ban yang membuat balap one make race Mercedes-Benz C200 (W202) di Sirkuit Sentul tengah beberes mobil yang akan dipakai balapan. Untuk mewujudkan mobil siap tanding, prosesnya dilakukan di beberapa tempat. “Saya punya 32 unit nih. Masing-masing 16 unit C200 dan 16 unit E320,” ungkap Rudy S. Laksmana, owner Jakarta Ban soal bahan baku mobil C-Class W202 bermesin E320 ini. Lalu sejauh mana perkembangannya?
NAMA SEMENTARA
Menurut Rudy, hingga saat ini sudah 7 unit mobil yang selesai dibuat. Tetapi totalnya sudah ada 16 unit yang dipesan. “Tinggal pelaksanaan aja, paling enggak sudah ada 16 yang confirm, target kita sih bikin 20 unit,” ulas runner-up OMR C-Class bikinan PT Mercedes-Benz indonesia (MBI) 2011 ini.
Mobil-mobil ini pastinya sudah akan diserahterimakan sebelum balapan. Ia lantas menyebut beberapa ‘konsumen’ yang menyatakan ikut lomba berhadiah utama sedan C36 AMG ini. Yakni tim Gaspol, Forza dan teman-teman yang biasa ikut balapan. “Penginnya ada gathering, ada coaching clinic juga karena mungkin masih ada (pembalap) yang baru-baru,” lanjut Rudy seraya bilang nama event sementara Jakarta Ban Race Series.
Ia menilai, balap ini menarik untuk diikuti mengingat walaupun menggunakan mobil tahun lama, balap ini memakai mobil premium yang punya performa kencang dan lap time cepat. “Jadi aroma kompetisi keliatan. Kalau sudah 1,56 (menit) aja udah berasa balapan. Saya berharap sih, peserta sama-sama bisa di bawah 2 menit, paling jelek 1 menit 58 detik. Yang kita coba 1,52. Mudah-mudahan ada yang 1,53 atau secara general 1,55 udah enak. Honda Jazz bisa 1,53 tapi banyak yang 1,55,” papar Rudy soal catatan waktu yang diharapkan.
Soal tenaga, mesin mampu memompa 240 dk. Dengan penggunaan piggyback ECU, peserta dapat mengeset mesin sesuai pertimbangan masing-masing, namun toleransi tenaganya dibatasi sebesar 5 dk. Untuk itu, dyno test menjadi menu wajib buat memantau tenaga maksimal.
Saat bertandang ke Jakarta Ban Fatmawati, Jaksel, terdapat dua unit C-Clas W202. Namun hanya satu yang bermesin E320 untuk keperluan balap. “Satu lagi C36 asli,” Taufan Cahyo, divisi racing Jakarta Ban.
Menurutnya, balapan ini tak ubahnya balapan E320 namun dengan mengganti ‘casing’ pakai C200 W202. Mobil yang dibangun, diganti beberapa jeroan mesinnya. “Piston, ring, metal duduk, metal jalan, dekrup, kampas kopling semua ganti. Mesin juga diporting-polish dan dibalance ulang, istilahnya blue print. Part racing yang nempel cuma Unichip (piggyback),” ulas Taufan yang juga pembalap ini.
Lebih lanjut soal mobil, header masih bawaan E320 namun knalpot sudah dicustom. Lalu sokbreker memakai K Sport kompetisi adjustable dan rem K Sport 8 piston di depan. Sementara rem belakang standar 4 piston. “Pernah dicoba pakai belakang 8 piston, bagian belakang malah ngebuang waktu direm. Akhirnya kita pakai yang 4 piston aja. Mirip sama MINI, di luar negeri juga yang belakang pakai standar,” lanjutnya.
Masih di sektor kaki-kaki, Jakarta Ban membuat camber kit custom yang bisa disetel sampai minus 4,5 derajat. Sementara pelek pakai ukuran ring 17 inci dan lebar 7,5 inci. Bahan bushing kaki-kaki dari polyurethane. Beranjak ke kabin, harness safety belt, setir dan jok pakai OMP. Kabin juga dilindungi roll bar 6 titik. “Proses pengerjaan dilakukan di berbagai tempat. Mobil dibongkar di Fatmawati, terus pasang roll bar di Jakarta Barat. Lalu mesin dan kaki-kaki di Lenteng Agung, balik lagi ke Fatmawati untuk finishing,” terang Taufan.
Oke, kita tunggu lagi kabar selanjutnya. (otosport.co.id)
NAMA SEMENTARA
Menurut Rudy, hingga saat ini sudah 7 unit mobil yang selesai dibuat. Tetapi totalnya sudah ada 16 unit yang dipesan. “Tinggal pelaksanaan aja, paling enggak sudah ada 16 yang confirm, target kita sih bikin 20 unit,” ulas runner-up OMR C-Class bikinan PT Mercedes-Benz indonesia (MBI) 2011 ini.
Mobil-mobil ini pastinya sudah akan diserahterimakan sebelum balapan. Ia lantas menyebut beberapa ‘konsumen’ yang menyatakan ikut lomba berhadiah utama sedan C36 AMG ini. Yakni tim Gaspol, Forza dan teman-teman yang biasa ikut balapan. “Penginnya ada gathering, ada coaching clinic juga karena mungkin masih ada (pembalap) yang baru-baru,” lanjut Rudy seraya bilang nama event sementara Jakarta Ban Race Series.
Ia menilai, balap ini menarik untuk diikuti mengingat walaupun menggunakan mobil tahun lama, balap ini memakai mobil premium yang punya performa kencang dan lap time cepat. “Jadi aroma kompetisi keliatan. Kalau sudah 1,56 (menit) aja udah berasa balapan. Saya berharap sih, peserta sama-sama bisa di bawah 2 menit, paling jelek 1 menit 58 detik. Yang kita coba 1,52. Mudah-mudahan ada yang 1,53 atau secara general 1,55 udah enak. Honda Jazz bisa 1,53 tapi banyak yang 1,55,” papar Rudy soal catatan waktu yang diharapkan.
Soal tenaga, mesin mampu memompa 240 dk. Dengan penggunaan piggyback ECU, peserta dapat mengeset mesin sesuai pertimbangan masing-masing, namun toleransi tenaganya dibatasi sebesar 5 dk. Untuk itu, dyno test menjadi menu wajib buat memantau tenaga maksimal.
Saat bertandang ke Jakarta Ban Fatmawati, Jaksel, terdapat dua unit C-Clas W202. Namun hanya satu yang bermesin E320 untuk keperluan balap. “Satu lagi C36 asli,” Taufan Cahyo, divisi racing Jakarta Ban.
Menurutnya, balapan ini tak ubahnya balapan E320 namun dengan mengganti ‘casing’ pakai C200 W202. Mobil yang dibangun, diganti beberapa jeroan mesinnya. “Piston, ring, metal duduk, metal jalan, dekrup, kampas kopling semua ganti. Mesin juga diporting-polish dan dibalance ulang, istilahnya blue print. Part racing yang nempel cuma Unichip (piggyback),” ulas Taufan yang juga pembalap ini.
Lebih lanjut soal mobil, header masih bawaan E320 namun knalpot sudah dicustom. Lalu sokbreker memakai K Sport kompetisi adjustable dan rem K Sport 8 piston di depan. Sementara rem belakang standar 4 piston. “Pernah dicoba pakai belakang 8 piston, bagian belakang malah ngebuang waktu direm. Akhirnya kita pakai yang 4 piston aja. Mirip sama MINI, di luar negeri juga yang belakang pakai standar,” lanjutnya.
Masih di sektor kaki-kaki, Jakarta Ban membuat camber kit custom yang bisa disetel sampai minus 4,5 derajat. Sementara pelek pakai ukuran ring 17 inci dan lebar 7,5 inci. Bahan bushing kaki-kaki dari polyurethane. Beranjak ke kabin, harness safety belt, setir dan jok pakai OMP. Kabin juga dilindungi roll bar 6 titik. “Proses pengerjaan dilakukan di berbagai tempat. Mobil dibongkar di Fatmawati, terus pasang roll bar di Jakarta Barat. Lalu mesin dan kaki-kaki di Lenteng Agung, balik lagi ke Fatmawati untuk finishing,” terang Taufan.
Oke, kita tunggu lagi kabar selanjutnya. (otosport.co.id)