PATOK DK
Tendensi kejurnas balap mobil atau dikenal dengan kelas GT Car mengerucut ke dominasi satu produk. Menengok kondisi itu membuat Sidarto SA., tergerak untuk mengusulkan format kejurnas yang lebih seru dan diikuti multiproduk.
"Usulannya ada pembatasan tenaga. Hal itu dikarenakan mobil versi standar produk lain tak ada yang bisa menandingi Honda Jazz. Tujuannya biar performa mobil lebih berimbang. Jadi kejurnas lebih ramai dan seru," jelas Sidarto.
Dasar lainnya adalah kontinuitas keikutsertaan agen pemegang merek (APM). "Mengantisipasi bila APM mundur dari event, maka kejurnas tetap bisa jalan dan ramai. Apalagi dilihat dari regulasinya cukup prospektif," tambah Indra Saksono, pembalap senior yang juga komisi balap mobil PP IMI.
Namun usul dan ide regulasi pembatasan tenaga mesin itu menjadi perdebatan dan sempat membuat bingung. Utamanya perubahan di kejurnas GT Car. "Regulasi pembatasan tenaga kuda bila membicarakan perincian anggarannya malah lebih tinggi dari kejurnas yang ada saat ini. Padahal kan dengan kejurnas GT Car yang sudah berjalan sudah menangguk banyak peserta," tukas Alvin Bahar, pembalap Honda Racing yang tidak yakin usulan pembatasan tenaga ini bakal sukses.
Setelah melakukan rapat koordinasi, akhirnya PP IMI menolak perubahan regulasi pembatasan tenaga mesin di GT Car. Ada beberapa alasan yang membuat PP IMI tak meluluskan hal itu. "Patokan pada jenjang balapan yang baku dari FIA, yaitu Grup N, A dan F, di mana jelas dimulai dari standar, modifikasi dan sampai modifikasi full. Nah pembatasan hingga 160 dk itu kan ada modifikasinya, maka bisa ikut kategori Super Production Car," beber Nicky Tjonnadi, biro olahraga roda 4 PP IMI.
Alasan berikutnya adalah sebuah event bisa direkomendasikan sebagai kejurnas bila sudah berlangsung selama semusim dan diikuti banyak peserta. "Sebuah kejuaraan oleh PP IMI dikategorikan kejurnas perlu semusim dulu dan dilihat jumlah pesertanya. Bila terpenuhi maka PP IMI akan membantu segala prosedurnya," imbuh Nicky.
Namun PP IMI juga melihat perlunya memancing merek lain selain Honda Jazz ikutan. Maka dilakukan beberapa perubahan. Antara lain, kapasitas mesin yang lebih tinggi lagi dari sebelumnya. Dari sebelumnya 1.500 cc menjadi 1.600 cc.
"Biar lebih marak regulasi Grup N berubah jadi cc maksimum 1.600 cc. Hal ini mengakomodasi produk lain yang ingin ikut balap turing tapi kepentok regulasi teknis di soal kapasitas mesin. Produk berkapasitas 1.600 cc itu boleh tampil sesuai dengan regulasi Grup N alias standar," terang Nicky lagi.
Nama kelas pun berubah. GT Car yang merupakan Grup N (standar) berganti menjadi Production Car Championship. Grup A adalah Super Production dan Grup F menjadi Super Touring.
Selain perubahan regulasi dan nama kelas berstatus kejurnas, biaya pendaftaran juga berubah dari musim lalu dikutip Rp 500 ribu meningkat jadi Rp 1,5 juta. Semua perubahan itu dilakukan PP IMI dengan maksud meningkatkan ajang balap mobil nasional lebih baik lagi. (otosport.co.id)
Namun PP IMI juga melihat perlunya memancing merek lain selain Honda Jazz ikutan. Maka dilakukan beberapa perubahan. Antara lain, kapasitas mesin yang lebih tinggi lagi dari sebelumnya. Dari sebelumnya 1.500 cc menjadi 1.600 cc.
"Biar lebih marak regulasi Grup N berubah jadi cc maksimum 1.600 cc. Hal ini mengakomodasi produk lain yang ingin ikut balap turing tapi kepentok regulasi teknis di soal kapasitas mesin. Produk berkapasitas 1.600 cc itu boleh tampil sesuai dengan regulasi Grup N alias standar," terang Nicky lagi.
Nama kelas pun berubah. GT Car yang merupakan Grup N (standar) berganti menjadi Production Car Championship. Grup A adalah Super Production dan Grup F menjadi Super Touring.
Selain perubahan regulasi dan nama kelas berstatus kejurnas, biaya pendaftaran juga berubah dari musim lalu dikutip Rp 500 ribu meningkat jadi Rp 1,5 juta. Semua perubahan itu dilakukan PP IMI dengan maksud meningkatkan ajang balap mobil nasional lebih baik lagi. (otosport.co.id)