Atur ulang kaki-kaki Honda Supra X125 jadi kunci utama Putu Roy Nugraha mantap di puncak klasemen. Rider Honda Astra Bali Federal Oil KYT FDR (HOBFOKF), Denpasar, Bali, mantap di MotoPrix Region III musim ini.
Bebek 125 cc tune up seeded yang digas Roy bisa mengikuti manuver trek Region III. “Coba seting sasis waktu seri I di Lombok. Di Lombok trek permanen, persis Kenjeran, tapi lebih pendek. Hasilnya lebih bagus dibanding tahun lalu. Malah di seri II Bali, Roy bisa tetap di depan,” urai I Komang Gede Dana Wijana atau Pak Mang, tunner HOBFOKF.
Uji coba Pak Mang untuk bikin Supra X125 bisa membantah anggapan kalau Supra X125 sulit dijinakan untuk trek yang penuh manuver seperti di Lombok. Dengan mengatur ulang beberapa bagian sasis, Roy bisa dengan asyik menekuk Supra X125. “Lengan ayun dan sokbreker yang diganti,” urai Pak Mang yang bermarkas di kawasan HOS Cokroaminoto, Denpasar, Bali.
Sebelumnya, lengan ayun Supra X125 dianggap kurang mendukung untuk digunakan manuver balap. Bagian belakang selalu goyang pinggul, persis seperti pinggulnya Lady Gaga. Kalau lenggokan bokong Lady Gaga sih ditunggu penonton konsernya, tapi buritan Supra X125 selalu bergoyang bikin pembalap cepat kecapean. Lantaran, rider mesti mengcounter motor agar tetap stabil.
Swing arm Supra X125 diganti pakai Honda New Blade. Panjangnya sih sama dengan Supra X125, pipa kotak. Tapi, bagian yang jadi dudukan as-roda di lengan ayun Blade tetap kotak. Sedangkan swing arm Supra X125, bentuknya gepeng. “Pengaruhnya jelas. Pegangan as-roda akan lebih kuat kalau ujungnya tetap kota seperti Blade,” urai Pak Mang yang mengatur durasi kem untuk in dan ex 275 derajat.
Lengan ayun yang dianggap stabil ditopang juga dengan pilihan sokbreker belakang Daytona. Peredam kejut belakang harus diset pas supaya bisa menahan beban dan memberikan efek kompresi sok ke traksi ban.
Bukan merek yang jadi patokan Pak Mang. Tapi, “tinggi sokbrekernya. Musim lalu tinggi sokbreker 28 cm, sedangkan tinggi suspensi buat Roy bisa 32 cm. Terus spring ratenya dibikin keras. Semua ini disesuaikan dengan beratnya Roy yang lebih dari 60 kg,” tutup Pak Mang yang mematok kompresi 13,8:1. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 80/90-17
Ban belakang : FDR 80/70-17
Knalpot : AHM
Karburator : Keihin PWK 28
CDI : BRT I-Max
Bebek 125 cc tune up seeded yang digas Roy bisa mengikuti manuver trek Region III. “Coba seting sasis waktu seri I di Lombok. Di Lombok trek permanen, persis Kenjeran, tapi lebih pendek. Hasilnya lebih bagus dibanding tahun lalu. Malah di seri II Bali, Roy bisa tetap di depan,” urai I Komang Gede Dana Wijana atau Pak Mang, tunner HOBFOKF.
Uji coba Pak Mang untuk bikin Supra X125 bisa membantah anggapan kalau Supra X125 sulit dijinakan untuk trek yang penuh manuver seperti di Lombok. Dengan mengatur ulang beberapa bagian sasis, Roy bisa dengan asyik menekuk Supra X125. “Lengan ayun dan sokbreker yang diganti,” urai Pak Mang yang bermarkas di kawasan HOS Cokroaminoto, Denpasar, Bali.
Sebelumnya, lengan ayun Supra X125 dianggap kurang mendukung untuk digunakan manuver balap. Bagian belakang selalu goyang pinggul, persis seperti pinggulnya Lady Gaga. Kalau lenggokan bokong Lady Gaga sih ditunggu penonton konsernya, tapi buritan Supra X125 selalu bergoyang bikin pembalap cepat kecapean. Lantaran, rider mesti mengcounter motor agar tetap stabil.
Lengan ayun yang dianggap stabil ditopang juga dengan pilihan sokbreker belakang Daytona. Peredam kejut belakang harus diset pas supaya bisa menahan beban dan memberikan efek kompresi sok ke traksi ban.
Bukan merek yang jadi patokan Pak Mang. Tapi, “tinggi sokbrekernya. Musim lalu tinggi sokbreker 28 cm, sedangkan tinggi suspensi buat Roy bisa 32 cm. Terus spring ratenya dibikin keras. Semua ini disesuaikan dengan beratnya Roy yang lebih dari 60 kg,” tutup Pak Mang yang mematok kompresi 13,8:1. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 80/90-17
Ban belakang : FDR 80/70-17
Knalpot : AHM
Karburator : Keihin PWK 28
CDI : BRT I-Max