Dayang DY 150R, Chinesse Cafe Racer

billy - Kamis, 5 April 2012 | 16:07 WIB

(billy - )


 Bentukan asli sudah enggak ada
Dimas Setyo, life member Outsiders Bekasi iseng buka internet. Dapat info motor Dayang 150 mau dijual. Waktu itu jam 10 malam, langsung cabut ke Bogor dan untungnya pemilik males-malesan piara motor ini. “Tawar-menawar gak berlangsung lama dan motor pindah tangan,” bukanya.

Tiga minggu kemudian sekalian turing klub ke Puncak, Dimas baru bisa membawa pulang motor ini, riding langsung ke Bekasi. Bentuk yang menurutnya, ‘nggak banget’ itu langsung diubah total. Bukan apa-apa, untuk penyuka estetika chopper misalnya, desainnya nanggung banget. Rake rapat, ground clearance tinggi dan kurang slim.

 Buntut menjadi tilikan utama, Tangki Thunder 250 yang gede direm simpelnya setang jepit
Desainer motor buatan Cina itu, kental meniru bentukan chopper tahun 70-an  yang merupakan early chopper. He..he.. sekarang ini terus terang desainnya sudah banyak ditinggalkan. Apalagi dimensi mesin yang kecil, bentukannya makin enggak kena, kosong dan kurang muscle.

Tapi, sebelum ‘gatel’ merombak bodi, Dimas harus konsen dulu ke mesin. Ini juga jadi masalah, pasalnya dapur pacu buatan Cina ini kurang mumpuni di jalanan. Tenaga  dan akselerasinya bolot. “Begitulah. Lantas teringat 2 mekanik sobat gue untuk merehab mesinnya. Urusan bore up sampai 200 cc  diserahkan sepenuhnya pada sahabat sesame life member, Bro Jawir  dari RPM Ciganjur,” jelasnya.

 Customized pelat buatan Hantu Laut, Single seat dan kelir glitter
Disitu mesin diseting ulang, kompresi jadi gede. “Oh ya dibantu juga  Yoyok dari Djawa Motor Kalimalang untuk kelistrikan dan pengapian,” tambah Dimas yang kesemsem bentuk mesin khususnya twin port di motor ini..
Nggak lagi memble, ia langsung konsen bodi motor. Untuk soal ini,  estetika utama diserahkan  pada customizer di Hantu Laut.

Desain yang disasar, café racer murni. Kali pertama, tangki asli Dayang disimpan diganti tangki Thunder  250 plus kaki-kaki yang lebih berisi dengan masukan dari variasi  pelek Honda Tiger.

TWIN PORT DAN BUNTUT JADI ANDALAN
Café race tergolong modif minimalis. Untuk soal ini, bro dari Hantu Laut sudah banyak pengalaman menuntaskan estetika mumpuni.

Desain buntut tawon di belakang jadi sisi paling dominan. Dimas dan mereka harus jeli menerapkan dimensi pas.

Pilihan tangki Thunder 250, sedikit ‘memakan’ dimensi  mesin kecilnya. Tapi, masih estetis. ”Dikuatkan twin port satu silinder dengan dua lubang knalpot. Mengisi ruang kosong di motor ini,” jelas Dimas lagi. (motorplus-online.com)

 DATA MODIFIKASI
Bodi : Full pelat
Lampu :Variasi
Pelek depan : 2,50x17
Pelek belakang : 3,50x17