Pembalap andalan tim Honda Daya Denso Showa NHK Jayadi ini mengaku main cerdik saat turun di sirkuit GOR Satria yang berkarakter stop and go. Apalagi cuaca di central of java kadang hujan, mendung dan mendadak terik.
“Dengan spek mesin sama, di trek ini gir reduksi belakang cuma turun 1 mata. Sedang waktu di Kemayoran, gir reduksi pakai perbandingan 13/41. Nggak terlalu banyak sih. Sebab lepas R terakhir, trek lurusnya lumayan panjang,” ujar Rahmat Hidayat alias N-cek mekaniknya.
Cuma di akhir trek lurus, motor harus masuk tikungan patah. Tenaga di rpm bawah enggak boleh habis. Kalau enggak, pintar memainkan rpm, bisa telat.
Turun satu mata gir belakang, dikatakan N-cek juga untuk menyesuaikan bandul kruk-as yang usung magnet Yamaha YZ125. Apalagi diketahui kalau komponen penghasil arus bolak-balik itu, bobotnya tidak lebih dari 600 gram.
Dari situ, tenaga yang dihasilkan mesin kompresi 13 : 1, akan lebih tepat disuplai bensol biru yang punya oktan lebih tinggi. Dapat dilihat kalau power mesin tidak kelihatan terkuras, meski motor bergasing di tikungan patah-patah R4 sampai R6.
“Karena pakai panyung klep gede, sudutnya digeser lebih dalam biar saat overlap enggak mentok ke kepala piston. Cuma soal jaraknya, diserahkan ke Udin, tukang bubut yang biasa geser sudut klep,” lanjutnya.
Nah, lantaran di race ke-2 cuaca agak mendung, untuk main aman setingan spuyer di Mikuni kotak 24 juga diturunkan satu step. “Kalau terik pakai main-jet 155, kemarin jadi 150/27,5 agar hasil pembakaran enggak terlalu basah di bawah,” tutup pria ramah ini. Cerdik. (motorplus.otomotifnet.com)
DATA MODIFIKASI
CDI : BRT I-Max
Knalpot : SND
Busi : Denso Iridium Power
Cakram depan : Daytona
Sok belakang : Showa Prototype