Turun di kelas x-treme ridiable, tampilan motor memang cukup jadi perhatian. Pengunjung harus punya perhatian lebih baru ngeh kalau mesinnya Thunder 125. Gimana nggak aslinya Thunder, bergaya sport turing konvensional. Di tangan LA, semua jadi berbeda. ”Hanya mesin yang dipakai,” jelasnya lagi.
Jarahan termasuk ekstrem. Builder akrab disapa Yono ini melirik Yamaha V-Ixion sebagai acuan. Makanya sasis V-ixion dipakai. ”Tentu tidak standar persis. Di centerbone, menerapkan modifikasi enggak biasa. Yap, sesuai kelas contezt yang x-treme, sok belakang enggak double sok atau monosok biasa,” jelasnya lagi.
Usut punya usut mereka mengambil desain Aprilia dengan sok di samping. ”Terlihat lebih eye cathing kan? Soknya pakai milik KTM,” jelasnya .
”Selain sok yang ditempatkan di sisi, desain pipa tubular yang melindungi bagian atas mesin ini juga menjadi daya tarik dan mengentalkan kesan sportif,” jelas mereka Cukup berhasil. Tim juri yang menilai motor ini juga setuju kalau pilihan desain sok samping dan pipa tubular khas motor Italia membuat motornya semakin padat.
Setelah itu mereka beralih ke kaki kaki. Untuk kaki, dipilih roda yang nggak kelewat ekstrem sebagai patokan kelas yang mengharuskan unsur ridiable. LA memilih paduan ban lebar 100 dengan pelek 2,50 inci. Sedang belakang pasang ban lebar 130 dengan pelek 3,00 inci.
Sedang aksentuasi estesis di sektor tangki dengan cara dipasangi kaca untuk melihat isi bensin. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: 100/80R-17
Ban belakang: 130/70-17
Sok depan: USD Variasi
Cat: Sikken by Leo Airbrush