Memang kalau diamati tampilan motor grastrack asal Tanjung Priok, Jakarta Utara ini seperti yang dipakai era almarhum legenda motorcross Tanah Air Popo Hartopo. Mengandalkan tangki dan kedua sepatbor yang didesain serba bulat.
"Tim balap kami ingin tampil beda lewat gaya motornya yang memang klasik. Lagian juga, kalau pake bodi motor baru terlalu maksa jadinya," ujar Yudi Aryanto asal Tangerang, Banten yang jadi manajer tim Marunda Surya Perkasa.
Ada tiga motor yang jadi andalan. Dua motor dari Honda CB keluaran 1977 yang turun di kelas FFA. Sedangkan untuk kelas bebek campuran mengandalkan Yamaha F1Z-R. "Ketiga motor ini juga dipakai oleh pembalap yang asal Tangerang, Hadiyanto dan Idrus," lanjut Yudi lagi.
Paling pas pemilihan sepatbor model bulat. Ini hasil dari berburu ke berbagai daerah. "Sepatbor yang dipakai asalnya dari Yamaha DT100 dan Suzuki A100. Lumayan repot mencarinya dan sampai ke pelosok desa," ujar sang manajer yang sejak ikut balap April 2010 lalu sudah memboyong lebih dari 25 piala.
Indris sudah berubah macam motor sport. (motorplus-online.com)
|
Meski tampilan motor bergaya retro untuk bersaing di trek tanah, pemakaian suspensi mumpuni tetap jadi kunci utama. Hebatnya rata-rata motor ini sudah diganti suspensi spesial buat kompetisi.
Seperti Honda CB besutan Hadiyanto yang turun dikelas FFA, supensi depan sudah diganti copotan dari Kawasaki KX 85 model upside down. Sedang CB besutan Idrus mengandalkan limbah sok model teleskopik. "Handlingya boleh diadu dengan motor baru," kompak mereka berdua.
Sok belakang juga senada. Mengandalkan Kayaba yang memang khusus buat garuk tanah. "Lumayan langka, butuh kesabaran buat berburunya," cerita Yudi.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 70/100-19
Ban belakang : Pirelli 90/100-16
Knalpot : Custom
Pelek : Excel
Setang : KTC