Dinding piston dan liner silinder baret, efeknya dahsyat. Kompresi rawan bocor dan tenaga mesin ngedrop. Apalagi terjadi di motor tipe sport macam Honda Tiger yang konstruksi mesinnya berdiri.
“Penyebab utamanya biasa pakai oli terlalu lama yang umumnya sudah sangat kotor. Apalagi kalau volume mulai berkurang. Wajar kalau tingkat friksi terlalu besar dan memudahkan baret pada piston,” ujar Tommy Bramantya, technical support HMTC se-Indoneia.
Dan kalau sudah bocor kompresi akibat baret, untuk memperbaikinya cuma bisa dengan cara oversize hingga batas maksimal yaitu 100. “Oversize itu memperbesar diameter liner silinder ikuti diameter piston baru. Mulai dari oversize 25 (0,25 mm) sampai oversize 100 (naik 1 mm) dan kalau lebih namanya bore-up,” lanjut Tommy yang berkantor di Jl. Raya Tole Inskandar No. 9A, Depok dan Jl. Sawo, Rawamangun, Jakarta Timur.
Untuk meminimalisasi kerusakan dinding piston, saran Tommy selalu jaga kondisi oli di dalam bak mesin. Kalau memang waktunya diganti, jangan biasakan ditunda apalagi sampai volumenya dibiarkan berkurang dari 1.000 ml buat Tiger.
Kemudian biasakan juga melakukan pemanasan mesin saat pertama kali motor dihidupkan sekitar 5 menit. Agar pelumas yang masih berada di bawah dapat terangkat ke atas dan benar-benar maksimal melumasi komponen yang bergesekan.
“Kenapa perlu pemanasan? Lantaran konstruksi mesin Tiger itu berdiri. Perlu pelumasan cepat. Jika semua syarat itu rajin dilakukan, mesin bisa dipastikan jadi lebih awet dan juga tidak mudah baret,” seru Tommy yang bisa dihubungi di nomor telepon (021) 87744499 atau 87744559. (motorplus-online.com)
“Penyebab utamanya biasa pakai oli terlalu lama yang umumnya sudah sangat kotor. Apalagi kalau volume mulai berkurang. Wajar kalau tingkat friksi terlalu besar dan memudahkan baret pada piston,” ujar Tommy Bramantya, technical support HMTC se-Indoneia.
Dan kalau sudah bocor kompresi akibat baret, untuk memperbaikinya cuma bisa dengan cara oversize hingga batas maksimal yaitu 100. “Oversize itu memperbesar diameter liner silinder ikuti diameter piston baru. Mulai dari oversize 25 (0,25 mm) sampai oversize 100 (naik 1 mm) dan kalau lebih namanya bore-up,” lanjut Tommy yang berkantor di Jl. Raya Tole Inskandar No. 9A, Depok dan Jl. Sawo, Rawamangun, Jakarta Timur.
Untuk meminimalisasi kerusakan dinding piston, saran Tommy selalu jaga kondisi oli di dalam bak mesin. Kalau memang waktunya diganti, jangan biasakan ditunda apalagi sampai volumenya dibiarkan berkurang dari 1.000 ml buat Tiger.
Kemudian biasakan juga melakukan pemanasan mesin saat pertama kali motor dihidupkan sekitar 5 menit. Agar pelumas yang masih berada di bawah dapat terangkat ke atas dan benar-benar maksimal melumasi komponen yang bergesekan.
“Kenapa perlu pemanasan? Lantaran konstruksi mesin Tiger itu berdiri. Perlu pelumasan cepat. Jika semua syarat itu rajin dilakukan, mesin bisa dipastikan jadi lebih awet dan juga tidak mudah baret,” seru Tommy yang bisa dihubungi di nomor telepon (021) 87744499 atau 87744559. (motorplus-online.com)