Menjadi digdaya menghadapi medan berat |
Ayo.. Nggak semua rakyat biker punya zona jalanan muyus sebagai teman daily riding. Banyak di antaranya tinggal di medan nggak ramah dan membuat motor punya beban ekstra.
Sipnya, banyak dari mereka mampu beradaptasi. Motor dimodif ulang agar perkas dan tahan banting. Kebanyakan masukan datang dari para adventurer yang memang gape dan paham medan.
Mereka nggak pelit ilmu dan bersedia berbagi. Yuk obrolin sambil santai! Paling utama tentunya di sasis dan kaki-kaki. Untuk soal ini, teman-teman ojeker Palang, Cipatujah, Jawa Barat layak jadi nara sumber paling kompeten.
Faktanya, Yamaha RX-King dianggap paling tahan di wilayah ini. Untuk sasis, sambungan dilas ulang dan diberi siku untuk beban terbesar wilayah komstir dan center bone. Untuk ban, terkadang diberi diikat rantai agar lebih bisa mencekram.
“Beginilah keadaannya di kampung kami. Motor harus dimodif,” buka Mukhtar pengojek asal desa Ciras, Cipatujah.
Saat adventure Garut, beberapa motor memperkuat gir belakang dengan membuat penguat dari gir belakang ke teromol. Langkah ini mencegah sekaligus memperkuat gir belakang agar nggak gampang oblak.
Eggak cuma motor ’laki’ alias ber-back bone yang dimodifikasi untuk menjadi lebih mantap melahap trek heavy duty. Motor berjenis matik juga bisa dibuat perkasa. Klub Jakmac, salah satu klub senior matik yang doyan adventure menyarankan mengganti oli sok lebih kental agar rebound pelan dan nggak mental.
”Soal kombinasi roller juga penting diketahui! Saran saya pakai kombinasi 8 (3 buah) dan 10 ( 3 buah) untuk jalan menanjak dan pendek-pendek,” tambah Sudar ‘Pendi Ces’ Effendy mekanik juga pembalap grasstrack skubek dari tim Cahaya Agung Pangandaran.
Pendi Ces juga menganjurkan penambahan pipa tubular hingga ber-back bone. Dengan begitu rancang bangun sasis akan menjadi lebih kuat dan lebih tahan, menghindari ‘cedera’ di bagian komstir jika skubek benar-benar disiksa di jalan kribo secara berkala.
Ia juga merekomendasi agar sok depan diganti dengan kepunyaan Suzuki TS atau SE 85 jika keseharian memang menghadapi jalanan ekstrem.
Jeroan For Matik
Jeroan atau komponen daleman juga enggak luput dibikin perkasa. Baiknya diseting galak di putaran bawah dan tidak mengejar speed di rpm atas. Misal dengan pasang piston Tiger oversize 175 hingga kapasitas tepat untuk Mio yang diraciknya jadi 177,5 cc. Hasil dari bore 65,25 dan stroke 57,9.
Tentunya blok wajib diganjal paking dan modif ulang kepala silinder agar tak menggelitik. ”Makin maksimal, lingkar luar piston dibikin tirus 11 sama seperti bentuk squish di kubah head yang pakai klep in 31 mm punya Tiger dan out 28 miliknya Scorpio. Pilihan klep Scorpio karena batangnya lebih gede hingga lebih tahan panas,” rinci Pendi Ces. (motorplus-online.com)
Sipnya, banyak dari mereka mampu beradaptasi. Motor dimodif ulang agar perkas dan tahan banting. Kebanyakan masukan datang dari para adventurer yang memang gape dan paham medan.
Mereka nggak pelit ilmu dan bersedia berbagi. Yuk obrolin sambil santai! Paling utama tentunya di sasis dan kaki-kaki. Untuk soal ini, teman-teman ojeker Palang, Cipatujah, Jawa Barat layak jadi nara sumber paling kompeten.
Faktanya, Yamaha RX-King dianggap paling tahan di wilayah ini. Untuk sasis, sambungan dilas ulang dan diberi siku untuk beban terbesar wilayah komstir dan center bone. Untuk ban, terkadang diberi diikat rantai agar lebih bisa mencekram.
“Beginilah keadaannya di kampung kami. Motor harus dimodif,” buka Mukhtar pengojek asal desa Ciras, Cipatujah.
Saat adventure Garut, beberapa motor memperkuat gir belakang dengan membuat penguat dari gir belakang ke teromol. Langkah ini mencegah sekaligus memperkuat gir belakang agar nggak gampang oblak.
Eggak cuma motor ’laki’ alias ber-back bone yang dimodifikasi untuk menjadi lebih mantap melahap trek heavy duty. Motor berjenis matik juga bisa dibuat perkasa. Klub Jakmac, salah satu klub senior matik yang doyan adventure menyarankan mengganti oli sok lebih kental agar rebound pelan dan nggak mental.
”Soal kombinasi roller juga penting diketahui! Saran saya pakai kombinasi 8 (3 buah) dan 10 ( 3 buah) untuk jalan menanjak dan pendek-pendek,” tambah Sudar ‘Pendi Ces’ Effendy mekanik juga pembalap grasstrack skubek dari tim Cahaya Agung Pangandaran.
Pendi Ces juga menganjurkan penambahan pipa tubular hingga ber-back bone. Dengan begitu rancang bangun sasis akan menjadi lebih kuat dan lebih tahan, menghindari ‘cedera’ di bagian komstir jika skubek benar-benar disiksa di jalan kribo secara berkala.
Ia juga merekomendasi agar sok depan diganti dengan kepunyaan Suzuki TS atau SE 85 jika keseharian memang menghadapi jalanan ekstrem.
|
Jeroan atau komponen daleman juga enggak luput dibikin perkasa. Baiknya diseting galak di putaran bawah dan tidak mengejar speed di rpm atas. Misal dengan pasang piston Tiger oversize 175 hingga kapasitas tepat untuk Mio yang diraciknya jadi 177,5 cc. Hasil dari bore 65,25 dan stroke 57,9.
Tentunya blok wajib diganjal paking dan modif ulang kepala silinder agar tak menggelitik. ”Makin maksimal, lingkar luar piston dibikin tirus 11 sama seperti bentuk squish di kubah head yang pakai klep in 31 mm punya Tiger dan out 28 miliknya Scorpio. Pilihan klep Scorpio karena batangnya lebih gede hingga lebih tahan panas,” rinci Pendi Ces. (motorplus-online.com)