Magnetic Interfrence Noise, Bikin Sistem Digital Ngaco

billy - Kamis, 13 Januari 2011 | 12:35 WIB

(billy - )

 
Jakarta - Pernah mengalami siaran TV atau radio di rumah Anda tiba-tiba terganggu ketika ada motor lewat? Atau mengalami kinerja komponen sistem digital di motor kesayangan ngaco, seperti takometer atau indikator digital dan sebagainya?

Kalau iya, bisa dipastikan motor yang lewat tersebut atau motor kesayangan Anda itu memancarkan magnetic interfrence noice (MIN). Apa itu MIN? Menurut Tomy Huang, bos PT Trimentari Niaga (TN), MIN itu semacam radiasi dari gelombang elektromagnetik yang umumnya dipancarkan dari sistem pengapian.

“Kebanyakan pada motor bersistem pengapian AC punya MIN yang lumayan tinggi dibanding motor DC. Kalau didekatkan pada perangkat elektronik kayak TV atau radio, pasti akan timbul suara noise pada perangkat tersebut,” bilangnya. Lantas seperti apa pengaruh buruk dari MIN tersebut?

“Lama-kelamaan akan merusak sistem digital sebuah perangkat yang didekatnya,” terang Tomy. Misalnya kayak spidometer digital, indikator bensin digital atau perangkat lain yang mengusung sistem digital termasuk CDI. Walah?

Namun bukan berarti motor dengan sistem pengapian DC lebih aman dari MIN lo. Karena ada beberapa hal yang bisa membuat motor bersistem pengapian DC menimbulkan MIN tinggi. Pemakaian busi dengan resistan rendah atau malah tanpa resistan pada kendaraan bermotor yang seharusnya pakai busi beresistan, juga bisa memicu MIN tinggi.

“Umumnya terdapat pada busi-busi palsu atau busi Cina yang banyak terdapat di Indonesia,” bilang Toshikazu Shimizu, Group Leader Engine Control Component Eng.Dept Denso Corporation saat motorplus.otomotifnet.com berkunjung ke pabriknya di Daian, Jepang beberapa waktu lalu.

Jadi jangan kaget bila ente mengaplikasi busi abal-abal, lalu tiba-tiba perangkat digital kayak spidometer dan sebagainya bermasalah. “Bukan cuma busi, pemakaian kabel busi yang cop-nya punya resistan rendah atau malah tidak ada sama sekali juga bisa menimbulkan MIN tinggi. Selain itu, koil yang menghasilkan listrik tinggi juga bisa menyebabkan efek yang sama,” tukas Tomy.

Masih kata ayah dua anak ini, output koil lazimnya dirancang maksimum sekitar 35.000 volt. “Lebih dari itu banyak resikonya. Noise, radiasi dan mudah terbakar karena percikan terlalu besar. Kalau sampai ada kebocoran pada kabel busi, akan menjalar hingga ke bodi. Makanya dianjurkan tetap menggunakan koil standar,” wanti Tomy.

Selain itu, lanjut Tomy, cop busi juga sebaiknya tetap pakai bawaan motor. Karena di dalamnya sudah diberi resistan yang berfungsi meredam MIN.

“Sebab MIN ini juga bisa mengacaukan timing pengapian pada CDI. Sehingga membuat performa mesin jadi kurang maksimal,” terang pria yang jago soal elektronik ini lagi. Selain itu pada motor yang mengusung sensor-sensor, akan membuat sensor ngebaca-nya jadi kurang akurat.

Nah, dah pada ngerti kan sekarang? (motorplus.otomotifnet.com)