Otomotifnet.com - Kebanyakan pemakai Bajaj Pulsar 200 DTS-i, demen melakukan perjalanan jauh alias turing.
Sehingga berbagai atribut turing kayak boks bagasi tambahan maupun aksesori penunjang lain lantas diaplikasi ke motor.
Tentu langkah itu bikin bobot motor makin bertambah. Sehingga berdampak terhadap kemampuan larinya.
Tentu langkah itu bikin bobot motor makin bertambah. Sehingga berdampak terhadap kemampuan larinya.
Nah, biar akselerasi motor tetap bisa ngacir, langkah yang paling banyak ditempuh para Pulsarmania adalah meng-upgrade performa dapur pacu.
Mulai dari sekadar pakai peranti pendongkrak tenaga plug and play (PnP), tune up (TU) hingga bore-up kapasitas silinder.
Mulai dari sekadar pakai peranti pendongkrak tenaga plug and play (PnP), tune up (TU) hingga bore-up kapasitas silinder.
Atau yang mengombinasi pemakaian part PnP dan TU. TU di sini tak melulu harus korek mesin.
Bisa juga perbaikan kinerja beberapa sistem atau komponen yang dianggap kurang maksimal.
Contoh diterapkan Kiki Goestiawan, juraga Joery Motor (JM) di kawasan Jl. Panjang, Kebon Jeruk, Jakbar pada beberapa Pulsar 200 konsumennya.
Contoh diterapkan Kiki Goestiawan, juraga Joery Motor (JM) di kawasan Jl. Panjang, Kebon Jeruk, Jakbar pada beberapa Pulsar 200 konsumennya.
Part PnP yang ia gunakan hanya berupa penggantian per klep dan per kopling pakai produk buatan Jepang yang di-custom ulang. Selebihnya tetap andalkan komponen standar.
Tapi bisa mengerek horse power Pulsar 200 sekitar 2-3 dk dengan knalpot masih standar pabrik. Lo, kok bisa?
Tunggu dulu, ternyata selain kedua part PnP tadi, ada beberapa komponen bawaan motor yang ia perbaiki kinerjanya. Antara lain kruk as.
Tunggu dulu, ternyata selain kedua part PnP tadi, ada beberapa komponen bawaan motor yang ia perbaiki kinerjanya. Antara lain kruk as.
“Kruk asnya mesti dicenter ulang. Karena setelah gue ukur-ukur, titik top-nya terlalu nongol 0,4 mm. Sehingga riskan menimbulkan knocking bila mesin panas."
"Dibawa jalan 100 km aja, dijamin performa atau lari motor langsung enggak enak,” terang Juki, sapaan akrab Kiki.
Tak cuma itu, liner silinder juga mesti di-huning ulang kata pria bertubuh tinggi besar ini. Karena ketika ia ukur menggunakan mikrometer, diameter liner atas dan bawah tidak sama.
Tak cuma itu, liner silinder juga mesti di-huning ulang kata pria bertubuh tinggi besar ini. Karena ketika ia ukur menggunakan mikrometer, diameter liner atas dan bawah tidak sama.
“Diameternya makin mengecil ke bawah. Ini yang membuat gerak piston jadi agak berat waktu suhu ruang bakarnya tinggi. Sehingga performa mesin otomatis drop,” jelasnya.
Untuk pemakaian harian, diameter liner silinder atas sampai bawah oleh Juki dibikin rata. Tapi untuk settingan turing, diameter bawah dibikin sedikit lebih gede dari atas.
Untuk pemakaian harian, diameter liner silinder atas sampai bawah oleh Juki dibikin rata. Tapi untuk settingan turing, diameter bawah dibikin sedikit lebih gede dari atas.
“Bentuknya jadi kayak cone. Soalnya dari beberapa kali riset, piston Pulsar 200 kalau sudah panas banget, bagian yang memuai paling banyak adalah bawahnya."
"Kalau boring-nya dibikin cone begitu, meski motor digeber lama pada putaran tinggi, gerak piston tetap lancar dan enteng,” tukas Juki.
Lalu, pinggiran kepala piston dipapas 0,4 mm. Lalu kemiringan skuisnya dibikin 12º – 13º. Langkah ini juga bertujuan untuk menghindari mesin mudah knocking waktu panas karena kompresi berubah tinggi.
Lalu, pinggiran kepala piston dipapas 0,4 mm. Lalu kemiringan skuisnya dibikin 12º – 13º. Langkah ini juga bertujuan untuk menghindari mesin mudah knocking waktu panas karena kompresi berubah tinggi.
Nah, dari sederet item ubahan tadi, Juki kasih harga Rp 1,7 juta terima beres. “Soalnya mesti belah mesin untuk center kruk as,” bilangnya.
Sementara bila ingin full grade sampai porting saluran masuk-buang, papas head (kepala silinder) serta setting girboks untuk mengatasi persneling yang suka miss, JM pasang harga Rp 2,5 juta.
Sementara bila ingin full grade sampai porting saluran masuk-buang, papas head (kepala silinder) serta setting girboks untuk mengatasi persneling yang suka miss, JM pasang harga Rp 2,5 juta.
Itu dengan janji kenaikkan horse power bisa jadi 22,5 dk (standar Pulsar 200 17,7 dk on engine). "Itu sudah termasuk rejetting karburator," tutupnya.