Analisa Overheat di Mesin Balap Honda Blade, Tutup Head Biangnya

billy - Senin, 23 Juli 2012 | 10:38 WIB

(billy - )


Honda Blade 110 masih overheat. Sampai sekarang belum maksimal bermain di road race. Sebabnya mesin cepat panas dan akhirnya jebol. Banyak yang menganalisa. Diantaranya Benny Djatiutomo dari ART (Astra Racing Team) dan Tomy Huang dari BRT (Bintang Racing Team). Analisa mereka sama, overheat sebabnya ada dua. Pertama dari pelumasan dan kedua dari pendinginan mesin.

Pelumasan dianggap kurang karena pompa oli standar kurang maksimal. Dianggap tidak sanggup menyuplai oli dengan cepat dan maksimal ke seluruh bagian mesin. Akhirnya pihak Jepang mendatangkan pompa oli yang lebih besar. Agar debit pelumas lebih besar dan sanggup mengatasi gesekkan mesin yang sudah berputar tinggi.

Namun meski pompa oli sudah maksimal, gejala overheat masih ada. Prediksi Benny Djatiutomo dari kepala silinder. Head Honda Blade dilengkapi tutup. “Panas dari mesin tidak bisa disalurkan tutup head,” jelas Benny yang ketemu di Asia Road Racing Championship beberapa waktu lalu di Sentul.

Tutup head supaya rapet atau tidak bocor dilengkapi sil karet. Begitupun lubang baut dilengkapi sil karet. “Karena sil karet ini, panas dari kepala silinder tidak bisa dialirkan menuju tutup head,” jelas Benny.

Analisa Benny sama dengan Tomy Huang. Sepakat dilakukan pengujian dengan termometer infrared. Menggunakan alat pengukur panas ini, bisa difoto secara keseluruhan peta panas mesin.

Gambarnya bisa terlihat. Lihat gambar (gbr. 1). Panas atau suhu mesin bisa terlihat dari warna gambar hasil scan atau foto menggunakan termometer infrared. Tentunya sebelum discan, mesin dijalankan di sirkuit sampai mencapai suhu maksimal.

Dari scan terlihat bagian yang berwarna merah. Misalnya kepala silinder terdapat warna merah diselimuti putih. Itu suhu terpanas. Misalnya pada bagian Sp2. Suhunya mencapai 127,7 ºC.

Warna merah bisa dilihat juga pada bagian girboks atau di titik Sp1 yang warnanya merah. Bagian di dalam girboks itu suhunya mencapai 110,7 ºC. Warna mengandung arti.

Namun begitu mengejutkan ketika melihat tutup head. Terlihat berwarna biru tepatnya pada titik Sp3. “Suhunya hanya mencapai 54,6 ºC,” jelas Tomy Huang.

Dari situ bisa disimpulkan. Panas mesin tidak bisa tersalur sempurna lewat tutup head. Sebabnya karena terhalang sil karet. Panas mesin tidak bisa dibuang dengan lancar.

Solusinya, Tomy Huang mendesain tutup head (gbr. 2). “Tidak hanya dilengkapi sirip. Tapi, sil karet akan diganti metarial khusus atau ditiadakan. Atau tutup dibikin presisi, tanpa sil karet tapi sanggup menutup rapat,” jelas Tomy Huang.

Agar presisi, pengerjaan dilakukan di PT Chemco Harapan Nusantara. Selama ini membuat komponen rem Nissin dan pelek. Menggunakan machining canggih serba komputer. Bakal jadi solusi nih! (motorplus-online.com)