Kabar gembira bagi tim balap yang didukung pabrikan rem Nissin. Tidak cuma dapat dukungan dana, tapi pihak Nissin juga support part yang teknologinya diambil dari Moto3. Itu lho balapan 4-tak 250 cc yang biasa digelar sebelum MotoGP.
Dibawa langsung dari Jepang. “Perangkatnya terdiri dari master, tabung minyak rem, disc dan kaliper,” jelas Ichiro Haneda, Development Operation Nissin Kogyo Co., LTD, Jepang.
Meski perangkatnya diambil dari Moto3, tapi sudah bisa langsung plug and play alias tinggal pasang. “Bisa langsung diadopsi di Honda Blade, Supra X 125 dan Jupiter-Z,” jelas Ichiro yang pernah gabung di HRC itu.
Karena masih prototipe, adaptor untuk pegangan kaliper masih menggunakan aluminium billet. “Dikerjakan dengan sistem CNC yang presisi,” komen Tomy Huang dari BRT yang sedang memasang di Jupiter-Z pacuan Rey Ratukore.
Sementara, dibawa dari Jepang 26 unit. Akan dibagikan kepada tim dan ditarik kembali di akhir musim balap. Untuk diteliti dan hasil terbaik akan diproduksi massal di pabrikan Chemco selaku pembuat Nissin di Indonesia.
MASTER REM
Master dari desainnya berbeda dengan versi standar motor harian. Sepintas mirip master rem belakang yang ditekan kaki. “Tapi, yang ini khusus untuk ditekan tangan,” jelas Ichiro.
Speknya juga berbeda dengan tipe standar. Dari label yang tertera di bodi master bisa dilihat. Seperti piston penonjok minyak rem, ukurannya lebih besar dari standar.
Piston master rem standar diameternya hanya 12,7 mm. “Khusus buat racing ini 14 mm. Memberi tekanan yang lebih kuat. Pengereman lebih pakem,” jelas Winarno, Department Head PT Chemco Harapan Nusantara.
Kelebihan lain di master rem juga sudah terdapat nipel pembuangan angin. Membuat lebih cepat dalam proses setingan rem. Jelasnya lagi lebih pakem karena angin bisa dibuang dari master atas dan kaliper bawah.
Untuk jalur slang, terpasang di bodi master bawah. Membuat aliran minyak rem lebih gampang. Sedangkan tabung reservoir dipasang terpisah. Dialirkan menggunakan slang pendek.
KALIPER 2 PISTON
Kaliper atau kepala babi, digunakan untuk menjepit kampas rem. Tugasnya supaya mampu menekan piringan atau cakram berhenti berputar.
Kaliper juga dibikin berbeda dengan versi standar yang beredar untuk motor harian. Seperti piston atau penonjok kampas rem dibuat lebih besar.
Misalnya di kaliper standar, diameter piston 25 mm. Karena dua piston jadinya 25 mm x 2. Sedangkan di kaliper Nissin khusus balap ini diameter piston 27 mm x 2. Membuat tekanan terhadap kampas rem lebih lebar dan kuat.
Di kaliper juga dilengkapi nipel untuk pembuangan angin. Selain itu, di dalam kaliper juga dilengkapi kampas yang warna seratnya hitam. Seperti kampas karbon. Apalagi di situ juga tertera kode khusus yang bebarti kampas lebih pakem atau lebih kuat.
Dudukan atau adaptor kaliper di sok, seperti dijelaskan di pengantar, terbuat dari alumnium billet. Kaliper desainnya dibuat fleksibel, bisa gerak kiri-kanan. Bukan model radial seperti di moge.
CAKRAM RINGAN
Pengereman bukan hanya harus pakem. Tapi, dirancang agar tidak membebani roda. Supaya power mesin tidak banyak terbuang. Makanya piringan juga dibikin enteng.
Khusus untuk lingkar dalam piringan (yang berwarna emas), dibuat dari bahan aluminium. Sedangkan luarnya dari besi tahan karat. Berat cakram hanya 712 gram. Bandingkan dengan cakram lebar yang biasa dipakai di underbone lokal, bobotnya bisa mencapai 1.547 gram.
Cakram buatan Nissin ini lebarnya 260 mm. Untuk power mesin motor bebek, sudah kuat. Tak perlu terlalu lebar. Yang belum kebagian sabar ya. Akan diproduksi di PT Chemco Harapan Nusantara. Jadinya lebih murah. (motorplus-online.com)
Dibawa langsung dari Jepang. “Perangkatnya terdiri dari master, tabung minyak rem, disc dan kaliper,” jelas Ichiro Haneda, Development Operation Nissin Kogyo Co., LTD, Jepang.
Meski perangkatnya diambil dari Moto3, tapi sudah bisa langsung plug and play alias tinggal pasang. “Bisa langsung diadopsi di Honda Blade, Supra X 125 dan Jupiter-Z,” jelas Ichiro yang pernah gabung di HRC itu.
Karena masih prototipe, adaptor untuk pegangan kaliper masih menggunakan aluminium billet. “Dikerjakan dengan sistem CNC yang presisi,” komen Tomy Huang dari BRT yang sedang memasang di Jupiter-Z pacuan Rey Ratukore.
Sementara, dibawa dari Jepang 26 unit. Akan dibagikan kepada tim dan ditarik kembali di akhir musim balap. Untuk diteliti dan hasil terbaik akan diproduksi massal di pabrikan Chemco selaku pembuat Nissin di Indonesia.
Master dari desainnya berbeda dengan versi standar motor harian. Sepintas mirip master rem belakang yang ditekan kaki. “Tapi, yang ini khusus untuk ditekan tangan,” jelas Ichiro.
Speknya juga berbeda dengan tipe standar. Dari label yang tertera di bodi master bisa dilihat. Seperti piston penonjok minyak rem, ukurannya lebih besar dari standar.
Piston master rem standar diameternya hanya 12,7 mm. “Khusus buat racing ini 14 mm. Memberi tekanan yang lebih kuat. Pengereman lebih pakem,” jelas Winarno, Department Head PT Chemco Harapan Nusantara.
Kelebihan lain di master rem juga sudah terdapat nipel pembuangan angin. Membuat lebih cepat dalam proses setingan rem. Jelasnya lagi lebih pakem karena angin bisa dibuang dari master atas dan kaliper bawah.
Untuk jalur slang, terpasang di bodi master bawah. Membuat aliran minyak rem lebih gampang. Sedangkan tabung reservoir dipasang terpisah. Dialirkan menggunakan slang pendek.
Kaliper atau kepala babi, digunakan untuk menjepit kampas rem. Tugasnya supaya mampu menekan piringan atau cakram berhenti berputar.
Kaliper juga dibikin berbeda dengan versi standar yang beredar untuk motor harian. Seperti piston atau penonjok kampas rem dibuat lebih besar.
Misalnya di kaliper standar, diameter piston 25 mm. Karena dua piston jadinya 25 mm x 2. Sedangkan di kaliper Nissin khusus balap ini diameter piston 27 mm x 2. Membuat tekanan terhadap kampas rem lebih lebar dan kuat.
Di kaliper juga dilengkapi nipel untuk pembuangan angin. Selain itu, di dalam kaliper juga dilengkapi kampas yang warna seratnya hitam. Seperti kampas karbon. Apalagi di situ juga tertera kode khusus yang bebarti kampas lebih pakem atau lebih kuat.
Dudukan atau adaptor kaliper di sok, seperti dijelaskan di pengantar, terbuat dari alumnium billet. Kaliper desainnya dibuat fleksibel, bisa gerak kiri-kanan. Bukan model radial seperti di moge.
CAKRAM RINGAN
Pengereman bukan hanya harus pakem. Tapi, dirancang agar tidak membebani roda. Supaya power mesin tidak banyak terbuang. Makanya piringan juga dibikin enteng.
Khusus untuk lingkar dalam piringan (yang berwarna emas), dibuat dari bahan aluminium. Sedangkan luarnya dari besi tahan karat. Berat cakram hanya 712 gram. Bandingkan dengan cakram lebar yang biasa dipakai di underbone lokal, bobotnya bisa mencapai 1.547 gram.
Cakram buatan Nissin ini lebarnya 260 mm. Untuk power mesin motor bebek, sudah kuat. Tak perlu terlalu lebar. Yang belum kebagian sabar ya. Akan diproduksi di PT Chemco Harapan Nusantara. Jadinya lebih murah. (motorplus-online.com)