Intip Korekan Mekanik Thailand (Bag.3) Bongkar Daleman CVT

billy - Senin, 5 September 2011 | 12:37 WIB

(billy - )


Puli depan. FFA satu set menggunakan milik Fino
Bukan bermaksud membanggakan produk negara lain. Tapi, kita bisa intip karena di drag bike, korekan mekanik Thailand masih tetap meraja. Apa perbedaan dan apa pula rahasianya?

Minggu lalu kita sudah lihat korekan di lubang isap. Sekarang mari intip daleman rumah CVT yang diaplikasi. Apakah sudah ganti total atau cukup beberapa yang dilakukan perubahan?

Mari kita bongkar Yamaha Mio korekan mekanik Thailand milik MC Racing. Saat ini masih tercepat di FFA matik event Day Battle Pertamina Enduro-KYT Drag Bike di Jogja beberapa waktu lalu itu.

“Lihat puli depan dulu. Kalau dibongkar, rumah roller pakai part kode 5VV. Kode ini biasa dipakai Yamaha Fino Thailand,” jelas Miekel Tjahyanto, bos MC Racing lewat BBM (BlackBerry Messanger).

Lho? Iya ketika MOTOR Plus melakukan pemotretan di bengkel MC Racinng, Miekeel masih Bangkok. Jalan terus dia.

Puli depan berikut tutup rumah roller yang dibuat dari pelat besi juga menggunakan kode 5 VV. “Bahkan lengkap dengan roller 10 gram aplikasi dari Yamaha Fino,” cerita Miekel lewat BBM-nya lagi.

Cara pasang, masih menurut Miekel, tidak perlu main bubut. Langsung plek di lengan kruk as kebo yang punya stroke atau panjang langkah 86 mm itu. Untuk bosh rumah CVT dan mur serta pengganjalnya aplikasi dari Mio.

Kampas, per CVT dan per kopling yang diganti
Namun yang perlu diingat, aplikasi rumah roller punya Fino ini menurut Miekeel hanya cocok untuk mesin kapasitas gede. Lebih dari 300cc cocok pakai Fino. “Tapi, kalau di bawah 300cc gunakan puli rumah roller standar,” anjur Miekel berdasarkan Mio 300cc yang dia punya hasil korekan mekanik Thailand juga.

Meski begitu, bagian pinggir puli rumah roller harus dikikis. Agar roller bisa naik full. Miekel banyak membawa puli lokal ini ke Thailand untuk dikikis menggunakan mesin CNC. Kemudian oleh pria endut itu dijual lagi di sini. Satu set berikut tutup pelat besi 5 VV dipatok dengan banderol Rp 600 rebu.

Trus yang perlu diingat lagi, mesin di bawah 300cc menggunakan rumah roller standar sini dipadukan tutup pelat besi kode 5 VV alias punya Fino. Namun roller tetap pakai punya Mio. Biar cepat ngangkatnya. Dengan begitu, mesin jadi teriak duluan.

Untuk puli belakang yang diubah hanya tiga bagian. Pertama untuk FFA dan 300 ganti kampas kopling mengggunakan merek LHK. Lalu per CVT pakai part berlabel K Sport 1.500 rpm merek dan per kopling MC Racing 1.500 rpm juga.

Sedangkan untuk kelas 300cc, dirasa cukup mengganti kampas kopling. Trus per CVT dipertahankan standar. Hanya per koping yang aplikasi 1.500 rpm. Lainnya masih tetap menggunakan standar.

V-belt 5TL disukai mekanik Thailand juga
V-belt Orisinal Yamaha
Ada lagi yang terbalik. Miekel yang bos MC Racing itu kerap membawa ribuan v-belt lokal asli Yamaha Mio ke Thailand.

V-belt keluaran Yamaha Indonesia itu punya kode 5TL. “Punya kemiringan 13,5 derajat,” jelas Miekel dari Kebon Jeruk IX No. 20C, Kota, Jakarta Barat.

Berbeda dengan v-belt keluaran Yamaha Thailand. Di sana derajat kemiringan yang dipakai 14 derajat. Makanya mekanik sana lebih suka pakai v-belt sini karena bisa dijepit puli lebih tinggi.

Selain itu, mereka akan padukan dengan puli Indonesia yang dibawa Miekel ke Thailand. Namun oleh mekanik sana dilakukan pengikisan pada sisi terluar alur roller menggunakan CNC. Maksud pemapasan ini supaya roller bisa naik full ketika rpm dibejek tinggi. LAngkah ini dimaksudkan agar bisa mencapai top-speed yang lebih kencang.

Namun tetap gunakan roller milik Mio. Karena punya Fino enggak akan masuk. Karakter menggunakan puli Indonesia ini cocok untuk mesin di bawah 300cc. Jadi, jangan gaya-gayaan kalau mesin powernya masih kecil trus menggunakan big puli. Apalagi dipakai untuk road race. Dipastikan akselerasi akan berat.     (motorplus-online.com)