Wiper helm, perlu penyempurnaan
Beberapa inovasi membuat kerja visor maksimal telah dilakukan beberapa pihak. Pabrikan maupun kalangan akademisi. “Dengan pin lock di visor, pengendara bisa melihat kendaraan atau obyek di depan tanpa halangan berarti,” jelas Andreas D. Sugih, Direktur PT Central Sole Agency, Importir helm KBC.
Produsen helm seperti KBC telah melengkapi visornya dengan pengaman seperti pin lock yang juga berfungsi untuk penghalang cahaya matahari dan pencegah pengembunan. “Pin lock fungsinya menghilangkan kabut, embun atau uap yang ada di lapisan kaca. Hal ini terjadi saat hujan atau cuaca dingin,” tambah Zulux, Ketua RR Owner Only yang mengaplikasi pin lock.
Agar mendapatkan hasil yang maksimal, penggunaan pin lock pada visor maka kaca helm tidak perlu dibuka-buka. “Pin lock juga tidak boleh disentuh dengan tangan karena akan meninggalkan bercak. Cara membersihkan bisa dengan mengusap pakai kain bersih lembut searah. Jangan bolak-balik,” kata pemilik nama asli Zulkarnain ini.
Pembersih kabut pada visor lainnya merupakan inovasi dari mahasiswa. Sebanyak 5 mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yakni Handi, Indrawan, Dzhuri, Michael dan Rizki mendesain sebuah wiper yang berfungsi untuk menghapus butiran air yang menempel di visor saat hujan.
Pin lock cegah berkabut |
“Dari situ beberapa mahasiswa melakukan penelitian dan desain di bawah bimbingan Ir. Hendri DS. Budiono, M.Eng menciptakan alat yang bisa berfungsi untuk mencegah pengembunan di helm,” ungkap Ir. Imansyah Ibnu Hakim, M.Eng, Dosen FTUI yang ditemui MOTOR Plus di ruang kerjanya di Kampus UI Depok, Jawa Barat.
Untuk menggerakan wiper dibutuhkan sebuah motor listrik dengan daya 5 watt. Motor listrik ini menggunakan tenaga dari aki motor. Untuk menyalakannya ada tombol on-off. “Sehingga saat hujan bisa langsung dinyalakan,” kata Iman mantap.
Menurut Iman, karya tulis mahasiswa FTUI ini telah melalui perhitungan teknis seperti Perhitungan Kekuatan statika dan dinamika. Aplikasi Kekuatan statika ini memperhitungkan gaya yang terjadi pada permukaan helm, serta perhitungan besar momen lentur serta gaya tarik.
Sedangkan Kekuatan Dinamika memperhitungkan pergerakan wiper dengan motor listrik. “Jadi tinggal diaplikasi,” tegas Ir. Imansyah.
Sebenarnya teknologi wiper di helm ini pernah MOTOR Plus ulas ketika berkunjung ke Taiwan, tahun lalu. Perusahaan sono yakni HaiHao Technology Co., Ltd. mendesain helm yang sudah dilengkapi wiper atau karet pembersih. Mereka telah meriset sejak 2004.
Wiper helmet generasi awal dilengkapi remote yang bisa ditempatkan di setang. Jadi ketika hujan, pengendara bisa dengan mudah mengaktifkannya langsung. Sementara versi kedua, cukup dibuatkan sakelar pada ujung pet helm yang juga sudah berisi rangkaian kabel dan rumah dari 4 baterai.
Jika karet pembersih yang digunakan sudah habis, juga bisa pakai karet wiper punya mobil. Bisa langsung dicopot dengan mudah. Pastinya, karet ini bisa dipakai selama 2 tahun.
Namun problem dari penggunaan wiper ini juga bukannya tidak ada, dengan kondisi jalan berdebu, gerakan wiper akan membuat kotoran yang tersiram air dan digerus karet akan menambah kotor pada kaca. Terlebih jika hujan yang terjadi hanya rintik-rintik, sekadar membasahi permukaan visor. Sebab, teknologi ini belum memiliki air wiper di wadah khusus seperti pada kendaraan roda empat. (motorplus-online.com)