“Tidak bisa meski sudah menyiapkan diri dengan baik tetapi saat perjalanan juga tidak diatur berapa lama berjalan, istirahat dan maksimal perjalanan, maka akan berakibat buruk bagi pengendaranya,” ungkap Jusri Pulubuhu, Training Director dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Menurut pria yang bermarkas di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan ini, untuk perjalanan jauh dia menyarankan agar lama perjalanan paling lama dua jam lalu melakukan istirahat.
“Istirahatnya setengah sampai satu jam. Pastikan melakukan perjalanan tidak lebih dari 10 jam. Sebab tubuh memiliki keterbatasan yaitu jam biologis tubuh manusia. Begitu lebih dari 10 jam dia akan mengalami kepenatan yang sangat luar biasa. Oleh karena itu dia harus mengatur waktu istirahatnya,” sebut Jusri.
Pengaruh jangka pendeknya dengan kesehatan adalah stamina tubuh lebih cepat menurun, kemudian dehidrasi, karena tubuh kita selalu aktif saat berkendara. “Ini berpengaruh terhadap refleks pengendara,” papar pria yang juga gemar off-road bermotor.
Jusri lebih jauh menyebutkan jadwal perjalanan yang paling baik adalah pagi hari. Setelah sebelumnya istirahat cukup pada malam harinya. “Perjalanan jauh tidak masalah, kalau pengaturan perjalanan tepat dan ingat jangan memaksakan diri untuk terus berkendara kalau memang tubuh sudah memberi sinyal istirahat,” pesannya. (motorplus-online.com)